BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN KORELASI
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
4.1. Korelasi
Perusahaan manufaktur mempunyai beberapa
variabel-variabel yang memiliki keterkaitan satu sama lain untuk mempengaruhi output yang dihasilkan dari suatu proses
produksi atau keuntungan yang didapatkan perusahaan. Korelasi merupakan metode
statistik yang dipakai untuk mengetahui keterkaitan antara variabel satu dengan
variabel lain dan pengaruhnya terhadap keuntungan yang didapatkan oleh
perusahaan. Berikut ini adalah studi kasus dari modul korelasi.
4.1.1 Studi Kasus
PT Kencana Makmur adalah
sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang produksi roti, kue dan makanan
ringan seperti biskuit, kue tart, kue lapis, donat, cupcake, dan keripik kentang dengan berbagai rasa. Saat memasuki
bulan Ramadhan, PT Kencana Makmur mendapat permintaan produk biskuit yang cukup
banyak dari konsumennya. Meningkatnya permintaan produk biskuit oleh konsumen
tersebut membuat PT Kencana Makmur berusaha untuk meningkatkan produksi biskuit
dan memperhitungkan keuntungan penjualan yang didapat dari setiap produksinya.
Perusahaan ingin mengetahui variabel-variabel apa saja yang saling mempengaruhi
untuk meningkatkan keuntungan yang didapat oleh perusahaan dari setiap produksi
biskuit tersebut.
Perusahaan membuat sebuah daftar yang memfokuskan 3 variabel dalam proses
produksi biskuit tersebut, yaitu waktu produksi, jumlah produksi, dan
keuntungan. Berikut ini adalah rincian dari proses produksi pembuatan biskuit
selama 30 hari.
Tabel 4.1 Data Korelasi
No |
Waktu Produksi (Jam) |
Jumlah Produksi (kaleng) |
Keuntungan (Juta) |
No |
Waktu Produksi (Jam) |
Jumlah Produksi
(Kaleng) |
Keuntungan (Juta) |
1 |
9 |
493 |
4.93 |
16 |
8 |
461 |
4.63 |
2 |
7 |
440 |
4.45 |
17 |
9 |
482 |
4.82 |
3 |
8 |
463 |
4.64 |
18 |
7 |
444 |
4.54 |
Tabel 4.1 Data Korelasi (Lanjutan)
No |
Waktu Produksi (Jam) |
Jumlah Produksi (kaleng) |
Keuntungan (Juta) |
No |
Waktu Produksi (Jam) |
Jumlah Produksi
(Kaleng) |
Keuntungan (Juta) |
4 |
7 |
441 |
4.46 |
19 |
8 |
465 |
4.56 |
5 |
9 |
489 |
4.86 |
20 |
9 |
487 |
4.87 |
6 |
8 |
465 |
4.68 |
21 |
7 |
443 |
4.48 |
7 |
7 |
445 |
4.50 |
22 |
9 |
490 |
4.91 |
8 |
9 |
483 |
4.83 |
23 |
8 |
462 |
4.64 |
9 |
8 |
464 |
4.66 |
24 |
8 |
463 |
4.65 |
10 |
7 |
448 |
4.53 |
25 |
8 |
461 |
4.63 |
11 |
9 |
484 |
4.84 |
26 |
7 |
449 |
4.53 |
12 |
9 |
485 |
4.85 |
27 |
7 |
448 |
4.52 |
13 |
8 |
465 |
4.67 |
28 |
9 |
486 |
4.86 |
14 |
7 |
450 |
4.55 |
29 |
9 |
488 |
4.88 |
15 |
7 |
448 |
4.53 |
30 |
8 |
470 |
4.73 |
Berdasarkan
data tabel diatas perusahaan ingin mengetahui:
1.
Koefisien
Korelasi Pearson:
a.
Korelasi
antara waktu produksi (X1) dengan keuntungan (Y) dan nilai koefisien
determiasinya.
b.
Korelasi
antara jumlah produksi (X2) dengan keuntungan (Y) dan nilai koefisien determinasinya.
c.
Korelasi
antara waktu produksi (X1) dengan jumlah produksi (X2)
dan nilai koefisien determinasinya.
2.
Koefisien
Korelasi Berganda dan Determinannya
3.
Koefisien
Korelasi Parsial antara Y (keuntungan) dan X2 (jumlah produksi),
bila X1 (waktu
produksi) konstan dan Determinannya.
4.1.2 Perhitungan
Manual
Perhitungan manual dilakukan dengan cara menentukan
data dari hasil pengamatan untuk diolah dengan ketentuan rumus dalam modul
korelasi yang telah ditentukan. Perhitungan manual dapat dihitung dan
dibantu dengan tabel data perhitungan.
Berikut ini adalah
tabel data yang sesuai
pada studi kasus diatas untuk digunakan dalam menentukan nilai korelasi antar
ketiga variabel yang diamati oleh PT Kencana Makmur.
Tabel 4.2 Data Perhitungan
Manual Korelasi
No |
Waktu produksi (X1) |
Jumlah produksi (X2) |
Keuntungan (Y) |
X12 |
X22 |
Y2 |
X1Y |
X2Y |
X1X2 |
1 |
9 |
493 |
4.93 |
81 |
243049 |
24.30 |
44.37 |
2430.49 |
4437 |
2 |
7 |
440 |
4.45 |
49 |
193600 |
19.80 |
31.15 |
1958 |
3080 |
3 |
8 |
463 |
4.64 |
64 |
214369 |
21.53 |
37.12 |
2148.32 |
3704 |
4 |
7 |
441 |
4.46 |
49 |
194481 |
19.89 |
31.22 |
1966.86 |
3087 |
5 |
9 |
489 |
4.86 |
81 |
239121 |
23.62 |
43.74 |
2376.54 |
4401 |
6 |
8 |
465 |
4.68 |
64 |
216225 |
21.90 |
37.44 |
2176.2 |
3720 |
7 |
7 |
445 |
4.50 |
49 |
198025 |
20.25 |
31.5 |
2002.5 |
3115 |
8 |
9 |
483 |
4.83 |
81 |
233289 |
23.33 |
43.47 |
2332.89 |
4347 |
9 |
8 |
464 |
4.66 |
64 |
215296 |
21.72 |
37.28 |
2162.24 |
3712 |
10 |
7 |
448 |
4.53 |
49 |
200704 |
20.52 |
31.71 |
2029.44 |
3136 |
11 |
9 |
484 |
4.84 |
81 |
234256 |
23.43 |
43.56 |
2342.56 |
4356 |
12 |
9 |
485 |
4.85 |
81 |
235225 |
23.52 |
43.65 |
2352.25 |
4365 |
13 |
8 |
465 |
4.67 |
64 |
216225 |
21.81 |
37.36 |
2171.55 |
3720 |
14 |
7 |
450 |
4.55 |
49 |
202500 |
20.70 |
31.85 |
2047.5 |
3150 |
15 |
7 |
448 |
4.53 |
49 |
200704 |
20.52 |
31.71 |
2029.44 |
3136 |
16 |
8 |
461 |
4.63 |
64 |
212521 |
21.44 |
37.04 |
2134.43 |
3688 |
17 |
9 |
482 |
4.82 |
81 |
232324 |
23.23 |
43.38 |
2323.24 |
4338 |
18 |
7 |
444 |
4.54 |
49 |
197136 |
20.61 |
31.78 |
2015.76 |
3108 |
19 |
8 |
465 |
4.56 |
64 |
216225 |
20.79 |
36.48 |
2120.4 |
3720 |
20 |
9 |
487 |
4.87 |
81 |
237169 |
23.72 |
43.83 |
2371.69 |
4383 |
21 |
7 |
443 |
4.48 |
49 |
196249 |
20.07 |
31.36 |
1984.64 |
3101 |
22 |
9 |
490 |
4.91 |
81 |
240100 |
24.11 |
44.19 |
2405.9 |
4410 |
23 |
8 |
462 |
4.64 |
64 |
213444 |
21.53 |
37.12 |
2143.68 |
3696 |
24 |
8 |
463 |
4.65 |
64 |
214369 |
21.62 |
37.2 |
2152.95 |
3704 |
25 |
8 |
461 |
4.63 |
64 |
212521 |
21.44 |
37.04 |
2134.43 |
3688 |
26 |
7 |
449 |
4.53 |
49 |
201601 |
20.52 |
31.71 |
2033.97 |
3143 |
27 |
7 |
448 |
4.52 |
49 |
200704 |
20.43 |
31.64 |
2024.96 |
3136 |
28 |
9 |
486 |
4.86 |
81 |
236196 |
23.62 |
43.74 |
2361.96 |
4374 |
29 |
9 |
488 |
4.88 |
81 |
238144 |
23.81 |
43.92 |
2381.44 |
4392 |
30 |
8 |
470 |
4.73 |
64 |
220900 |
22.37 |
37.84 |
2223.1 |
3760 |
|
240 |
13962 |
140,23 |
1940 |
6506672 |
656.16 |
1125.4 |
65339.33 |
112107 |
1.
Menentukan Koefisien Korelasi Pearson
dan Nilai Determinasi
Terdapat
3 nilai koefisien korelasi yang akan dihitung, korelasi antara X1
(Waktu Produksi)
dengan Y (Keuntungan), korelasi antara X2 (Jumlah Produksi) dan Y (Keuntungan) dan
korelasi antara X1 (Waktu Produksi) dan X2 (Jumlah produksi).
a.
Nilai
Koefisien Korelasi antara X1 (waktu produksi) dengan Y (keuntungan)
= 0,967
Jenis
korelasi antara waktu
produksi dan keuntungan adalah korelasi yang tergolong sangat kuat atau sangat tinggi, artinya hubungan
antara waktu produksi dengan keuntungan bersifat positif.
Nilai Koefisien
Determinasi (
= 0,9672 x 100%
= 93,51%
KP
sebesar 93,51%, artinya pengaruh dari waktu produksi terhadap keuntungan adalah
sebesar 93,51%, sementara sisanya 6,49%
disebabkan oleh faktor lain, seperti jeda waktu istirahat pekerja, mesin yang
mengalami trouble, ketersediaan bahan
baku, dan banyaknya pekerja dalam proses produksi tersebut.
b.
Nilai
Koefisien Korelasi antara X2 (jumlah produksi) dengan Y (keuntungan)
= 0,990
Jenis
korelasi antara jumlah
produksi dan keuntungan merupakan korelasi yang tergolong
sangat kuat atau sangat tinggi, artinya hubungan antara jumlah produksi dengan
keuntungan bersifat positif.
Nilai Koefisien
Determinasi (
= 0,9902 x 100%
= 98,01%
KP
sebesar 98,01% artinya pengaruh dari jumlah produksi terhadap keuntungan adalah
sebesar 98,01%, sisanya sebesar 1,99 % disebabkan oleh faktor lain seperti jeda
waktu istirahat pekerja, mesin yang mengalami trouble, ketersediaan bahan baku, dan banyaknya pekerja dalam
proses produksi tersebut.
c.
Nilai
Koefisien Korelasi antara X1 (waktu produksi) dengan X2 (jumlah
produksi)
= 0,982
Jenis
korelasi antara waktu
produksi dan jumlah produksi adalah korelasi yang tergolong sangat
kuat atau sangat tinggi, artinya hubungan antara waktu produksi dengan jumlah produksi bersifat positif.
Nilai Koefisien
Determinasi (
= 0,9822 x 100%
= 96,432%
KP
sebesar 96,432%, artinya pengaruh dari waktu produksi terhadap
jumlah produksi adalah sebesar 96,432%.
2.
Menentukan
Nilai Koefisien Korelasi Linear Berganda
Diketahui:
Nilai Koefisien Determinasi Berganda
= 0,98085
Nilai Koefisien Korelasi Berganda
3.
Menentukan Koefisien Korelasi Parsial antara Y
dan X2, apabila X1 konstan.
Diketahui:
= 0,83965
Koefisien
Determinasi Parsial
= 0,839652 x 100%
= 70,501%
4.1.3 Pengolahan
Software
Pengolahan software dalam modul korelasi ini
dilakukan dengan menggunakan software
SPSS 16.0. Penggunaan software SPSS
dalam pengolahan data ini berguna untuk mempermudah dalam menentukan nilai
koefisien korelasi antarvariabel. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam
mengolah data menggunakan software
SPSS 16.0
Pertama,
memilih sheet ‘variable view’ kemudian
ketik variabel X1 yaitu ‘Waktu Produksi’, X2 yaitu
‘Jumlah Produksi’, dan variabel Y yaitu ‘Keuntungan’ kedalam tabel Name. Ubah nilai decimals menjadi 0, lalu memilih OK.
Gambar
4.1 Input
Variabel X1, X2, dan X3 Korelasi
Langkah selanjutnya
adalah memilih sheet data view,
kemudian input 30 data kedalam kolom
yang sesuai dengan variabel yang telah ditentukan. Lalu akan muncul data
seperti gambar berikut ini.
Gambar
4.2 Data View Korelasi
Langkah berikutnya adalah
menentukan koefisien korelasi untuk mengetahui keeratan hubungan antarvariabel
yang telah di input yaitu, waktu
produksi, jumlah produksi, dan keuntungan. Tahap pertama adalah memilih option
analyze, kemudian memilih
correlate,
lalu memilih
Bivariate.
Gambar
4.3
Toolbar Analyze Korelasi
Tampilan
yang akan keluar selanjutnya adalah seperti gambar dibawah ini. Pindahkan
variabel ‘Jumlah produksi’ dan ‘Keuntungan’ kedalam kolom Variables, kemudian memilih
OK.
Gambar
4.4 Bivariate
Correlations
Langkah-langkah
tersebut akan menghasilkan ouput yang
berupa korelasi antara variabel ‘Jumlah produksi’ dengan ‘Keuntungan’. Berikut
ini adalah tampilan dari output
korelasi antara variabel ‘Jumlah produksi’ dengan ‘Keuntungan’.
Gambar
4.5
Correlations Jumlah Produksi dan Keuntungan
Langkah selanjutnya
adalah memilih kembali option analyze, lalu memilih correlate, kemudian memilih bivariate.
Pindahkan variabel ‘Waktu Produksi’ dan ‘Keuntungan’ kedalam tabel Variables, kemudian memilih OK.
Gambar
4.6 Bivariate
Correlations
Langkah
tersebut akan menampilkan output
berupa korelasi antara variabel ‘Waktu Produksi’ dengan ‘Keuntungan’. Berikut
ini adalah tampilan output korelasi
antar dua variabel tersebut.
Gambar
4.7
Correlations Waktu Produksi dan Keuntungan
Tahap
berikutnya adalah menentukan koefisien parsial dari data yang telah di input.
Langkah pertama adalah memilih option
analyze, memilih
correlate,
lalu memilih
partial
sesuai dengan tampilan berikut ini.
Gambar
4.8
Toolbar Analyze Korelasi
Langkah
selanjutnya adalah menentukan satu variabel konstan dari ketiga variabel yang
telah di input. Variabel konstan
tersebut dipindahkan kedalam kolom ‘controlling
for’, sedangkan dua variabel lainnya dipindahkan kedalam kolom variables. Dalam hal ini, variabel yang
dikonstankan adalah variabel ‘Waktu Produksi’.
Gambar
4.9
Partial
Correlations
Langkah
diatas adalah langkah untuk menampilkan output
berupa perbandingan nilai koefisien korelasi antara koefisien korelasi
sederhana dengan koefisien korelasi parsial. Berikut ini adalah tampilan outputnya.
Gambar 4.10 Correlation Control Variables
4.1.4 Analisis Perhitungan Manual
Dari hasil pengolahan
data yang dilakukan dengan cara perhitungan manual diatas, didapatkan hasil
nilai koefisien korelasi antara X1 (Waktu Produksi) dengan Y (Keuntungan)
adalah sebesar 0,967.
Hal ini menunjukkan bahwa korelasi antar kedua variabel tersebut merupakan
korelasi positif yang berarti apabila nilai variabel X1 (waktu
produksi) naik, maka akan pengaruh juga
pada kenaikan variabel Y (Keuntungan). Sedangkan hasil dari koefisien
determinasi kedua variabel ini adalah sebesar 93,51%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
X1 berpengaruh sebesar 93,51% terhadap kenaikan dari variabel Y
(Keuntungan), sedangkan sisanya sebesar 6,49% disebabkan oleh faktor lain,
seperti jeda waktu istirahat pekerja, mesin yang mengalami trouble, ketersediaan bahan baku, dan banyaknya pekerja.
Hasil
nilai koefisien korelasi antara jumlah produksi (X2)
dengan keuntungan (Y) adalah sebesar 0,990. Hal ini menunjukkan bahwa kedua
variabel tersebut memiliki ikatan korelasi yang tergolong sangat kuat dan dapat
diandalkan. Hal ini juga menunjukkan bahwa ikatan antara variabel X2
(jumlah produksi) dengan ikatan variabel Y (Keuntungan) merupakan ikatan
korelasi yang positif, yaitu ikatan korelasi yang menandakan jika variabel X2
(jumlah produksi) mengalami kenaikan, maka akan mempengaruhi kenaikan dari
variabel Y (Keuntungan). Nilai koefisien determinasi yang didapat dari hasil
koefisien korelasi antaran variabel X2 (jumlah produksi) dengan Y
(keuntungan) adalah sebesar 98,01%.
Angka tersebut menunjukkan bahwa persentase kenaikan nilai variabel Y
(Keuntungan) dipengaruhi oleh variabel X2 (jumlah produksi) sebesar
98,01%, sisanya 1,99 % disebabkan oleh faktor lain seperti jeda waktu istirahat
pekerja, mesin yang mengalami trouble, ketersediaan
bahan baku, dan banyaknya pekerja.
Hasil nilai koefisien korelasi
antara X1 (Waktu produksi) dengan X2 (Jumlah produksi)
adalah sebesar 0,982 sedangkan nilai koefisien determinansinya adalah sebesar 96,432%.
Angka ini menunjukkan nilai tanpa ada pengaruh atau hubungan apapun yang
terjadi pada variabel X1 dengan variabel X2. karena kedua
variabel ini merupakan variabel bebas yang tidak saling berkaitan satu sama
lain.
Nilai koefisien korelasi linear
berganda yang didapat dari hasil perhitungan manual adalah sebesar 0,98085. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan
yang terjadi pada ketiga variabel yang diamati, yaitu waktu produksi, jumlah
produksi, dan keuntungan adalah sangat kuat dan dapat diandalkan. Sedangkan
nilai koefisien determinasi bergandanya adalah sebesar 0,9904.
Untuk menentukan nilai koefisien
korelasi parsial, dalam kondisi ini perusahaan menganggap bahwa nilai dari
variabel X1 (Waktu Produksi) dianggap konstan karena terbatasnya
waktu produksi perhari yaitu hanya selama 9 jam. Nilai koefisien korelasi
parsial yang didapat dengan cara perhitungan manual antara keuntungan (Y) dan
jumlah produksi (X2), jika dianggap X1 konstan adalah
sebesar 0,83965. Sesuai
dengan nilai acuan koefisien korelasi, hasil tersebut menunjukkan bahwa peranan
variabel waktu (X1) memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
perubahan dari hubungan antara variabel jumlah produksi (X2) dan
keuntungan (Y) saat variabel tersebut ditetapkan konstan atau sama. Persentase
pengaruhnya sebesar 70,501%.
4.1.5 Analisis Pengolahan Software
Analisis perhitungan software merupakan penjelasan hasil yang
telah diperoleh dari perhitungan software.
Analisis dalam perhitungan software
adalah Output Bivariate Correlations dan Output
Partial Correlations. Output Bivariate Correlations menjelaskan mengenai hubungan korelasi
antara X2
(jumlah
produksi) dan y (keuntungan), serta X1 (waktu produksi) dan y
(keuntungan). Sedangkan Output Partial Correlations menjelaskan
mengenai hubungan antara tiga variabel tersebut apabila salah satu variabel dianggap
konstan.
Output Bivariate Correlations yang pertama
menunjukkan bahwa nilai korelasi antara jumlah produksi dan keuntungan, yaitu
0.987. Korelasi ini berbentuk korelasi positif. Hal ini menunjukkan bahwa kedua
variabel tersebut memiliki ikatan korelasi yang tergolong sangat kuat dan dapat
diandalkan, artinya semakin banyak hasil produksinya maka semakin besar pula
keuntungan yang diperoleh atau diterima oleh perusahaan. Nilai significant yang didapat adalah sebesar
.000, sesuai dengan ketentuan hipotesis bahwa nilai tersebut termasuk kedalam
hipotesis H1 karena nilainya dibawah 0.05 yang berarti kedua
variabel tersebut terbukti saling berkorelasi.
Output Bivariate Correlations yang kedua
menunjukkan nilai korelasi antara waktu produksi dan keuntungan, yaitu 0.964.
Korelasi ini tergolong korelasi positif. Hal ini menunjukkan bahwa kedua
variabel tersebut memiliki ikatan korelasi yang tergolong kuat, artinya semakin
produktif waktu kerjanya maka semakin besar pula keuntungan yang diterima.
Nilai significant yang didapat adalah
sebesar .000, sesuai dengan ketentuan hipotesis bahwa nilai tersebut termasuk
kedalam hipotesis H1 karena nilainya dibawah 0.05 yang berarti kedua
variabel tersebut terbukti saling berkorelasi.
Output Partial Correlations menunjukkan nilai
korelasi antara jumlah produksi dengan keuntungan yang didapat ketika waktu
produksi dianggap terkontrol atau tetap. Nilai korelasi tersebut adalah 0.809,
yang artinya korelasi positif, kuat dan dapat diandalkan. Ketika waktu produksi
dianggap tetap, maka hasil dari korelasi antara jumlah produksi dengan
keuntungan berkurang sebesar 0.155
dari 0.964
menjadi 0.809. Hal ini menunjukkan walaupun waktu produksi sangat mempengaruhi
keuntungan yang didapat oleh perusahaan, apabila waktu produksi dibuat untuk
menjadi tetap, keuntungan dan hasil produksinya hanya akan berkurang cukup banyak.
4.1.6 Analisis
Perbandingan Perhitungan Manual dan Pengolahan Software
Berdasarkan hasil dari analisis kedua pengolahan data yaitu
pengolahan data dengan cara perhitungan manual dan pengolahan software dengan menggunakan aplikasi SPSS 16.0, didapatkan
hasil perbandingan sebagai berikut.
Tabel 4.3
Analisis Perbandingan Korelasi
|
Perhitungan
Manual |
Pengolahan Software |
Koefisien Pearson X1 dan Y |
0,967 |
0,964 |
Koefisien Pearson X2 dan Y |
0,990 |
0,987 |
Koefisien Pearson X1 dan X2 |
0,982 |
0,982 |
Koefisien Linear Berganda |
0,98085 |
- |
Koefisien Korelasi Parsial X2 dan Y,
jika nilai X1 dianggap konstan |
0,83965 |
- |
Dari hasil perbandingan kedua nilai dari pengolahan data
diatas, didapatkan hasil perbandingan yang tidak jauh berbeda. Perbedaan yang
terjadi dikarenakan karena ada faktor pembuatan angka pada saat perhitungan manual yang menyebabkan hasil
akhir menjadi berbeda dengan
hasil dari pengolahan software walaupun
perbedannya tipis. Kelebihan
dalam melakukan perhitungan manual adalah dapat mengetahui lebih jelas tentang
perhitungan dalam metode statistik korelasi. Kekurangan dalam melakukan
perhitungan manual adalah hasil yang didapat kurang teliti dan membutuhkan
waktu lama dalam penyelesaiannya. Sedangkan kelebihan dalam melakukan
pengolahan software adalah hasil
pengolahan data yang diperoleh lebih akurat dan tidak membutuhkan waktu yang
lama dalam penyelesaiannya. Kelemahannya adalah tidak bisa langsung mengerti
perhitungan dalam modul korelasi.
4.2. Regresi
Perusahaan
manufaktur mempunyai suatu variabel bebas yang memiliki pengaruh terhadap
variabel terikat yang ingin dicapai dari suatu proses produksi. Regresi
merupakan ilmu statistik yang digunakan dalam membantu menghitung penaksiran
nilai variabel terikat terhadap variabel bebas tersebut.
4.2.1
Studi Kasus
PT Kencana Makmur adalah
sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang produksi roti, kue dan makanan
ringan seperti biskuit, kue tart, kue lapis, donat, cupcake, dan keripik kentang dengan berbagai rasa. Perusahaan mendistribusikan hasil produksinya ke
berbagai toko roti dan kue di mall
kawasan Jakarta. Perusahaan membuat suatu polling
bagi para konsumen yang membeli produk dari PT Kencana Makmur untuk menilai
produk makanan apa yang paling disukai. Berdasarkan hasil polling tersebut, ternyata produk roti adalah produk yang paling
digemari oleh konsumen. Perusahaan ingin mengetahui apakah banyaknya produksi roti
yang dihasilkan oleh perusahaan sebanding dengan banyaknya peminat produk roti
tersebut untuk masa yang akan datang. Perusahaan membuat suatu
peramalan hubungan antara
banyaknya produksi roti dengan banyaknya peminat selama
36 minggu.
Hal ini diharapkan agar perusahaan mendapatkan keuntungan penjualan sesuai
dengan target yang diharapkan. Berikut ini adalah data target banyaknya peminat produk roti dan target hasil
produksi yang dibuat oleh PT Kencana Makmur.
Tabel 4.4 Data Regresi
Minggu |
Banyak Peminat (X) (Orang) |
Hasil Produksi (Y) |
Minggu |
Banyaknya Peminat (X) (Orang) |
Hasil Produksi (Y) |
1 |
4844 |
4901 |
19 |
4910 |
4933 |
2 |
4845 |
4901 |
20 |
4912 |
4935 |
3 |
4850 |
4902 |
21 |
4914 |
4938 |
4 |
4852 |
4903 |
22 |
4918 |
4940 |
5 |
4850 |
4905 |
23 |
4920 |
4941 |
6 |
4855 |
4906 |
24 |
4924 |
4942 |
7 |
4866 |
4907 |
25 |
4928 |
4943 |
8 |
4850 |
4910 |
26 |
4940 |
4955 |
9 |
4869 |
4914 |
27 |
4945 |
4959 |
10 |
4877 |
4916 |
28 |
4955 |
4961 |
11 |
4880 |
4919 |
29 |
4955 |
4963 |
12 |
4875 |
4920 |
30 |
4957 |
4965 |
13 |
4880 |
4922 |
31 |
4958 |
4967 |
14 |
4890 |
4925 |
32 |
4965 |
4968 |
15 |
4886 |
4927 |
33 |
4955 |
4969 |
16 |
4889 |
4928 |
34 |
4962 |
4970 |
17 |
4890 |
4931 |
35 |
4969 |
4977 |
18 |
4900 |
4932 |
36 |
4978 |
4980 |
Berdasarkan
keterangan tabel diatas, perusahaan ingin mengetahui:
1.
Persamaan
garis linear
2.
Pendugaan
hasil produksi roti ketika:
a.
Banyak
peminat sebanyak 4860 orang
b.
Banyak
peminat sebanyak 4870 orang
c.
Banyak
peminat sebanyak 4950 orang
4.2.2
Perhitungan Manual
Pengolahan data secara manual atau pemecahan masalah
dengan menggunakan perhitungan manual yang berhubungan dengan modul yang dipergunakan.
Perhitungan manual dapat dihitung dan dibantu dengan tabel data yang diperoleh.
Berikut adalah tabel berdasarkan data atau studi kasus pada modul regresi.
Tabel 4.5 Pengolahan Data Regresi
Minggu |
Banyak Peminat (X) (Orang) |
Hasil Produksi (Y) |
X2 |
Y2 |
XY |
1 |
4844 |
4901 |
23464336 |
24019801 |
23740444 |
2 |
4845 |
4901 |
23474025 |
24019801 |
23745345 |
3 |
4850 |
4902 |
23522500 |
24029604 |
23774700 |
4 |
4852 |
4903 |
23541904 |
24039409 |
23789356 |
5 |
4850 |
4905 |
23522500 |
24059025 |
23789250 |
6 |
4855 |
4906 |
23571025 |
24068836 |
23818630 |
7 |
4866 |
4907 |
23677956 |
24078649 |
23877462 |
8 |
4850 |
4910 |
23522500 |
24108100 |
23813500 |
9 |
4869 |
4914 |
23707161 |
24147396 |
23926266 |
10 |
4877 |
4916 |
23785129 |
24167056 |
23975332 |
11 |
4880 |
4919 |
23814400 |
24196561 |
24004720 |
12 |
4875 |
4920 |
23765625 |
24206400 |
23985000 |
13 |
4880 |
4922 |
23814400 |
24226084 |
24019360 |
14 |
4890 |
4925 |
23912100 |
24255625 |
24083250 |
15 |
4886 |
4927 |
23872996 |
24275329 |
24073322 |
16 |
4889 |
4928 |
23902321 |
24285184 |
24092992 |
17 |
4890 |
4931 |
23912100 |
24314761 |
24112590 |
18 |
4900 |
4932 |
24010000 |
24324624 |
24166800 |
19 |
4910 |
4933 |
24108100 |
24334489 |
24221030 |
20 |
4912 |
4935 |
24127744 |
24354225 |
24240720 |
21 |
4914 |
4938 |
24147396 |
24383844 |
24265332 |
Tabel 4.5 Pengolahan Data Regresi
(Lanjutan)
Minggu |
Banyak Peminat (X) (Orang) |
Hasil Produksi (Y) |
X2 |
Y2 |
XY |
22 |
4918 |
4940 |
24186724 |
24403600 |
24294920 |
23 |
4920 |
4941 |
24206400 |
24413481 |
24309720 |
24 |
4924 |
4942 |
24245776 |
24423364 |
24334408 |
25 |
4928 |
4943 |
24285184 |
24433249 |
24359104 |
26 |
4940 |
4955 |
24403600 |
24552025 |
24477700 |
27 |
4945 |
4959 |
24453025 |
24591681 |
24522255 |
28 |
4955 |
4961 |
24552025 |
24611521 |
24581755 |
29 |
4955 |
4963 |
24552025 |
24631369 |
24591665 |
30 |
4957 |
4965 |
24571849 |
24651225 |
24611505 |
31 |
4958 |
4967 |
24581764 |
24671089 |
24626386 |
32 |
4965 |
4968 |
24651225 |
24681024 |
24666120 |
33 |
4955 |
4969 |
24552025 |
24690961 |
24621395 |
34 |
4962 |
4970 |
24621444 |
24700900 |
24661140 |
35 |
4969 |
4977 |
24690961 |
24770529 |
24730713 |
36 |
4978 |
4980 |
24780484 |
24800400 |
24790440 |
Jumlah |
176613 |
177675 |
866510729 |
876921221 |
871694627 |
1.
Menentukan
persamaan linear regresi
a.
Menentukan
nilai slope
b.
Menentukan
nilai intersep
Jadi, persamaan linear regresi adalah
sebagai berikut:
Y = a + bx
=
2.
Pendugaan
hasil produksi yang didapat dari banyaknya peminat sebanyak:
a.
Banyak
peminat sebanyak 4860 orang
Artinya hasil produksi
yang didapat dari banyaknya peminat 4860
orang adalah sebesar 4909 bungkus.
b.
Banyak
peminat sebanyak 4870 orang
Artinya hasil produksi
yang didapat dari banyaknya peminat 4870
orang adalah sebesar 4915 bungkus.
c.
Banyak
peminat sebanyak 4950 orang
Gambar 4.11 Scatter
Diagram
Scatter diagram atau diagram
pencar menunjukkan ada atau tidaknya hubungan antara variabel X(Banyak Peminat) dan variabel Y(Hasil
Produksi). Gambar scatter diagram menunjukkan hubungan yang cukup kuat antara
variabel X (Banyak Peminat) degan variabel Y (Hasil Produksi).
4.2.3
Pengolahan Software
Pengolahan
software dalam modul regresi ini
dilakukan dengan menggunakan software
SPSS 16.0. Penggunaan software SPSS
dalam pengolahan data ini berguna untuk mempermudah dalam menentukan
nilai-nilai yang berhubungan dengan regresi atau pendugaan keeratan hubungan
yang dimiliki antarvariabel. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam mengolah
data menggunakan software SPSS 16.0
Pertama,
memilih sheet ‘variable view’ kemudian
ketik ‘Hari’, ‘Produk terjual’, dan ‘Keuntungan’ ke dalam tabel Name. Ubah nilai decimals menjadi 0, lalu memilih OK.
Gambar
4.12
Input Variabel-Variabel Regresi
Gambar
4.13
Input Data Regresi
Langkah berikutnya adalah
menentukan nilai yang berkaitan dengan regresi linear. Tahap pertama adalah
memilih option analyze, kemudian memilih regression,
lalu memilih
linear.
Gambar
4.14 Toolbar
Analyze Regresi
Tampilan yang akan keluar
selanjutnya adalah seperti gambar dibawah ini. Pindahkan variabel ‘keuntungan’
kedalam kolom dependent, variabel
‘produk terjual’ ke dalam kolom ‘independent’
dan kata ‘hari’ kedalam kolom case labels.
Gambar
4.15
Linear Regression
Langkah
berikutnya adalah memilih option
statistics pada bagian kanan atas menu linear
regression. Kemudian akan muncul tampilan seperti berikut ini. Beri tanda
pada kata estimates, model fit, descriptive, durbin-watson, casewise diagnostics, dan all cases. Setelah semua kata telah
ditandai, langkah selanjutnya adalah memilih continue.
Gambar
4.16 Linear
Regression: Statistics
Tampilan
berikutnya yang akan keluar adalah menu linear
regression. Langkah
selanjutnya memilih option
‘plot’ pada bagian kanan atas. Selanjutnya akan muncul
tampilan linear regression: plots
sebagai berikut. Pindahkan SDRESID pada kolom Y dan ZPRED pada kolom X, tandai normal probability plot pada bagian standardized residual plots, lalu memilih next.
Gambar
4.17 Linear
Regression: Plots.
Pada bagian ini, pindahkan ZPRED pada
kolom Y dan DEPENDNT pada kolom X. Setelah selesai, memilih continue
untuk beralih ketahap berikutnya
Gambar
4.18 Linear
Regression: Plots.
Tampilan
yang akan muncul berikutnya adalah menu
linear regression. Langkah
berikutnya memilih ‘options’
pada bagian kanan atas, tandai use
probability of F, ubah entry
menjadi .05 dan removal menjadi .10.
tandai include constant in equation
dan exclude cases listwise. Langkah selanjutnya memilih continue
untuk melanjutkan ketahapan berikutnya.
Gambar
4.19 Linear Regression: Options
Setelah
serangkaian tahapan pengolahan software SPSS
16.0 diatas telah selesai, maka akan muncul output-output
yang berkaitan dengan regresi. Berikut ini adalah output dari hasil pengolahan software:
Gambar 4.24 Output: Coefficients
Gambar 4.25 Output: Casewise Diagnostics
Gambar 4.26 Output: Residuals Statistics
Gambar 4.28 Output:
Standardize Predicted Value
Gambar 4.29 Output:
Scatterplot
4.2.4
Analisis Perhitungan Manual
Berdasarkan hasil
perhitungan diatas, didapatkan nilai slope
sebesar 0.578.
Nilai slope berfungsi sebagai nilai
menunjukkan besarnya kontribusi yang diberikan variabel x terhadap variasi
(kenaikan atau penurunan) dari variabel y. Sementara nilai intersep yang
didapat adalah sebesar
4.2.5
Analisis Pengolahan Software
Analisis perhitungan software merupakan penjelasan dari hasil
yang telah diperoleh dari perhitungan software.
Berikut ini merupakan penjelasan dari perhitungan software modul regresi diatas.
Hasil software pada tabel descriptive stastistic menunjukan dari 36 data yang diamati dari hasil
produksi danbanyak peminat. Berdasarkan kedua variabel tersebut, diketahui
nilai rata-rata dari hasil produksi adalah sebesar 4935,42 dengan nilai
simpangan baku 24,533. Nilai simpangan baku menunjukkan bahwa data dari
variabel hasil produksi telah menyimpang sejauh 24,533 dari nilai rata-ratanya.
Sedangkan pada banyak peminat diketahui nilai rata-rata sebesar 4905,92 dengan
simpangan baku sebesar 42,112. Simpangan baku ini menunjukkan bahwa data pada
variabel hasil produksi menyimpang sejauh 42,112 dari nilai rata-ratanya.
Output correlations
dapat diketahui nilai koefisien korelasi
pearson untuk hasil produksi terhadap
produk terjual adalah sebesar 0,992. Nilai ini menunjukkan bahwa korelasi
antara kedua variabel tersebut tergolong kedalam korelasi positif dengan
keeratan hubungan yang tergolong sangat kuat sehingga dapat diandalkan.
Hubungan antrara hasil produksi dan banyak peminat ini juga tergolong dalam
hipotesis H1 karena nilainya dibawah 0.05 yang berarti kedua
variabel tersebut terbukti saling berkorelasi.
Pada output variables entered/removed menunjukkan bahwa variabel bebas
yang berhasil ter-input
yaitu variabel produk terjual. Output
Model Summary pada gambar menunjukkan nilai koefisien korelasi antar kedua
variabel hasil produksi dan banyak peminat adalah sebesar 0,992 dengan nilai
koefisien determinasinya sebesar 0,985 atau 98,5%. Nilai koefisien determinasi
ini menunjukkan bahwa pengaruh banyak peminat terhadap hasil produksi adalah
sebesar 98,5%. Sementara sisanya yaitu
1,5% ditentukan oleh faktor-faktor lain yang berupa jumlah karyawan, kecepatan
kerja mesin, waktu produksi, dan jumlah bahan baku yang tersedia.
Nilai standar error of the estimate
menghasilkan nilai 3,067. Nilai ini menunjukan besarnya lebih kecil daripada standar deviation yang nilainya sebesar
24,533. Nilai Durbin-Watson menujukkan ada atau tidaknya autokorelasi dalam data regresi yang telah ter-input.
Syarat yang harus dipenuhi dalam menentukan ada atau tidaknya autokorelasi dalam data ini diperoleh
dari ketentuan durbin watson, yaitu apabila nilai durbin watson data kurang
dari (4-du) dan lebih dari nilai du,
maka data tersebut tidak terdapat autokorelasi.
Untuk data sebanyak 36, nilai du yang ditentukan adalah sebesar 1,32. Pada
output didapatkan nilai Durbin-Watson dari data regresi yang ter-input
adalah sebesar 1,506. Hal ini menunjukkan bahwa data regresi yang telah ter-input
tidak terdapat autokorelasi karena memenuhi syarat nilai du < d <
(4-du). Pada output coefficients, berdasarkan hasil yang terdapat pada kolom B
didapatkan nilai intersep sebesar 2099,203 dengan kesalahan baku sebesar
60,403. Sementara untuk nilai slope
diketahui sebesar 0,578 dengan kesalahan baku sebesar 0,012. Nilai t yang
didapat adalah sebesar 32.469 jika dibandingkan dengan tabel t student, pada nilai 34 dengan uji
signifikansi 2 arah dan nilai
Output casewise diagnostics
menunjukkan tentang kesalahan baku dari data yang telah ter-input.
Misalnya dalam minggu pertama, jumlah hasil produksi yang di input adalah sebesar 4901 dengan
kesalahan standar sebesar 0,449 dari nilai predicted
value atau nilai yang diprediksi adalah sebesar 4899,62. Sementara nilai residual menunjukkan selisih dari ‘hasil
produksi’ dengan ‘predicted value’.
Sementara untuk data pada minggu kedua menunjukkan kesalahan baku yang terjadi
adalah sebesar 0,261, nilai hasil produksi yang di input sebesar 4901, sementara nilai yang diprediksi akan menjadi
hasil produksi adalah sebesar 4899,62. Sementara nilai residual menunjukkan
selisih dari ‘hasil produksi’ dengan ‘predicted
value’ nya.
Output
residuals statistics didapatkan bahwa nilai minimum hasil
produksi yang di prediksikan adalah sebesar 4899,62 dan nilai hasil produksi
maksimal yang di prediksikan adalah sebesar 4977,09. Rata-rata nilai hasil
produksi yang didapat adalah 4935,42 dan simpangan baku yang didapat adalah
24,346. Sementara nilai pendugaan baku yang didapat untuk hasil produksi
minimum adalah -1,470 dari nilai yang
telah di prediksi, sementara untuk nilai hasil produksi maksimum, nilai
pendugaan baku sebesar 1,712 dari hasil produksi yang diprediksi. Sementara
nilai kesalahan standar dari nilai yang telah diprediksi untuk nilai hasil
produksi minimum adalah sebesar 0,514 dan 1,024 untuk nilai hasil produksi
maksimumnya. Nilai rata ratanya adalah sebesar 0,707 sedangkan nilai kesalahan baku adalah sebesar 0,152. Kurva
dari data regresi yang telah ter-input.
Grafik tersebut menjelaskan tentang uji normalitas dari data yang telah di input. Grafik tersebut termasuk ke dalam
trend positif dikarenakan data yang
didapat mulai dari kiri bawah hingga ke kanan. Output tersebut juga menjelaskan bahwa
hasil penjualan akan mempengaruhi hasil produksi, semakin banyak hasil penjualan maka
semakin banyak atau besar pula hasil produksi yang didapat.
Output pada gambar 4.27 merupakan output tentang uji normalitas data.
Grafik tersebut menunjukkan hubungan antara data hasil pengamatan dan nilai
prediksi dari data hasil pengamatan tersebut. Karen abanyak terlihat titik yang
menempel pada garis linear, dapat disimpulkan bahwa data yang dimiliki adalah
data yang normal dan memiliki trend yang
positif. Output pada gambar 4.28
menjelaskan tentang uji homogenitas data, yaitu variasi dari variabel bebas adalah sama atau konstan
untuk setiap nilai tertentu dari variabel bebas lainnya. Hal itu terbukti
dengan hubungan titik-titik yang saling berdempet satu sama lain dan terletak
dinilai 0. Output pada gambar
4.29 menjelaskan tentang diagram titik yang berhubungan dengan uji linearitas tentang nilai prediksi
baku dimana hasil produksi akan semakin bergerak naik sesuai dengan nilai hasil
produksi baku yang
telah diprediksikan sesuai dengan asumsi linearitas.
4.2.6
Analisis Perbandingan
Perhitungan Manual dan Pengolahan Software
Berdasarkan
hasil pengolahan data studi kasus dengan dua cara, yaitu perhitungan manual dan
pengolahan software didapatkan
beberapa hasil perbandingan. Berikut ini adalah hasil perbandingan dari
pengolahan data dengan cara perhitungan manual dan pengolahan software.
Tabel 4.6 Analisis Perbandingan Perhitungan Manual dan
Pengolahan Software
|
Perhitungan Manual |
Pengolahan Software |
Intersep |
2099,797 |
2099,203 |
Slope |
0,578 |
0,578 |
Berdasarkan hasil kedua pengolahan
data dengan cara perhitungan manual dan pengolahan software didapatkan nilai perbandingan intersep dan slope yang
tidak jauh berbeda. Perbedaan didapat karena pembulatan saat perhitungan
manual. Kelebihan dalam melakukan perhitungan manual adalah dapat mengetahui
lebih jelas tentang perhitungan dalam metode statistik regresi. Kekurangan
dalam melakukan perhitungan manual adalah hasil yang didapat kurang teliti dan
membutuhkan waktu lama dalam penyelesaiannya. Sedangkan kelebihan dalam
melakukan pengolahan software adalah
hasil pengolahan data yang diperoleh lebih akurat dan tidak membutuhkan waktu
yang lama dalam penyelesaiannya. Sementara kelemahannya adalah tidak bisa
langsung mengerti perhitungan dalam modul regresi.
4.3. Anova Satu Arah
Dunia
manufaktur erat kaitannya dengan proses produksi. Proses produksi yang
dihasilkan dari suatu perusahaan yang memiliki beberapa jenis produksi sering
kali mengalami masalah berupa hasil produksi yang tidak merata sehingga produktifitas
perusahaan tidak stabil. Anova
satu arah digunakan oleh perusahaan tersebut untuk menguji rata-rata
data hasil pengamatan yang dilakukan pada sebuah perusahaan.
4.3.1 Studi Kasus
Studi kasus berisi
tentang permasalahan yang terjadi di dalam perusahaan yang telah ditentukan
dalam menggunakan modul Anova satu arah sebagai solusi dari permasalahan
tersebut. Studi kasus dalam modul Anova terdiri dari dua macam, yaitu studi
kasus dengan jumlah sampel sama banyak dan studi kasus dengan jumlah sampel
tidak sama banyak.
1. Studi
Kasus Jumlah Sampel Sama Banyak
PT Kencana Makmur adalah sebuah perusahaan yang
bergerak pada bidang produksi roti, kue dan makanan ringan seperti biskuit, kue
tart, kue lapis, cupcake, dan keripik
kentang dengan berbagai rasa. PT Kencana makmur melakukan pengamatan pada bulan
Juni untuk melihat apakah rata-rata jumlah produksi roti dengan berbagai varian
rasa adalah sama atau tidak dengan membandingkan rata-rata jumlah produksi yang
didapat selama 10 hari dari 6 varian rasa yaitu coklat, keju, mocca, strawberry, green tea, dan vanilla.
Berikut ini adalah data hasil pengamatan dari rata-rata jumlah produksi roti
berdasarkan varian rasanya.
Tabel
4.7 Data Hasil
Pengamatan Anova Satu Arah Sampel Sama Banyak
No |
Roti Rasa Coklat (Bungkus) |
Roti Rasa Keju (Bungkus) |
Roti Rasa Mocca
(Bungkus) |
Roti Rasa Strawberry
(Bungkus) |
Roti Rasa Green
tea (Bungkus) |
Roti Rasa Vanilla (Bungkus) |
1 |
1121 |
1123 |
1122 |
1120 |
1128 |
1125 |
2 |
1123 |
1127 |
1125 |
1121 |
1129 |
1123 |
3 |
1125 |
1123 |
1126 |
1124 |
1126 |
1121 |
4 |
1127 |
1122 |
1124 |
1123 |
1127 |
1127 |
5 |
1125 |
1120 |
1128 |
1126 |
1128 |
1125 |
Tabel
4.7 Data Hasil
Pengamatan Anova Satu Arah Sampel Sama Banyak (Lanjutan)
No |
Roti Rasa Coklat (Bungkus) |
Roti Rasa Keju (Bungkus) |
Roti Rasa Mocca
(Bungkus) |
Roti Rasa Strawberry
(Bungkus) |
Roti Rasa Green
tea (Bungkus) |
Roti Rasa Vanilla (Bungkus) |
6 |
1128 |
1121 |
1121 |
1128 |
1123 |
1124 |
7 |
1126 |
1126 |
1123 |
1129 |
1124 |
1122 |
8 |
1124 |
1125 |
1129 |
1123 |
1125 |
1128 |
9 |
1122 |
1129 |
1127 |
1125 |
1126 |
1126 |
10 |
1120 |
1128 |
1124 |
1126 |
1129 |
1124 |
Berdasarkan keterangan tabel diatas,
perusahaan ingin mengetahui rata-rata jumlah produk yang dihasilkan berdasarkan
varian rasa roti adalah sama atau tidak dengan menggunakan taraf nyata sebesar
5%. Harapannya adalah untuk
menyeragamkan seluruh hasil produksi roti dan menyeimbangkan produktivitas dari hasil produksi
berbagai macam varian roti.
2.
Studi Kasus Jumlah
Sampel Tidak Sama Banyak
PT
Kencana Makmur adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang produksi
roti, kue dan makanan ringan seperti biskuit, kue tart, kue lapis, cupcake, dan keripik kentang dengan
berbagai rasa. PT Kencana Makmur melakukan pengamatan pada bulan Juli untuk
melihat apakah rata-rata jumlah produksi roti dengan berbagai varian rasa
adalah sama atau tidak. Pengamatan tersebut dilakukan dengan membandingkan
rata-rata jumlah produksi yang didapat selama 16 hari dari 4 varian rasa yaitu
coklat, keju, strawberry, dan green tea dengan
jumlah produksi jenis roti yang berbeda-beda setiap harinya. Berikut ini adalah
data hasil pengamatan dari rata-rata jumlah produksi roti berdasarkan varian
rasanya.
Tabel 4.8 Data Hasil Pengamatan Anova Satu Arah Sampel
Tidak Sama Banyak
No |
Roti Rasa Coklat (Bungkus) |
Roti Rasa Keju (Bungkus) |
Roti Rasa Strawberry
(Bungkus) |
Roti Rasa Greentea
(Bungkus) |
1 |
1223 |
1223 |
1229 |
1225 |
2 |
1229 |
1222 |
1222 |
1227 |
3 |
1225 |
1229 |
1221 |
1223 |
4 |
1224 |
1226 |
1224 |
1221 |
5 |
1227 |
1223 |
1227 |
1229 |
6 |
1222 |
1224 |
1222 |
1228 |
7 |
1223 |
1228 |
1221 |
1225 |
8 |
1228 |
1221 |
1229 |
1221 |
Tabel 4.8 Data Hasil Pengamatan Anova Satu Arah Sampel
Tidak Sama Banyak (Lanjutan)
No |
Roti Rasa Coklat (Bungkus) |
Roti Rasa Keju (Bungkus) |
Roti Rasa Strawberry
(Bungkus) |
Roti Rasa Greentea
(Bungkus) |
9 |
1220 |
1220 |
1225 |
1227 |
10 |
1221 |
1225 |
1224 |
1224 |
11 |
1223 |
- |
1227 |
1223 |
12 |
1226 |
- |
1228 |
1228 |
13 |
- |
- |
1222 |
- |
14 |
- |
- |
1220 |
- |
15 |
- |
- |
1221 |
- |
16 |
- |
- |
1223 |
- |
Berdasarkan keterangan tabel diatas,
perusahaan ingin mengetahui rata-rata jumlah produk yang dihasilkan berdasarkan
varian rasa roti adalah sama atau tidak untuk jumlah sampel tidak sama banyak
dengan menggunakan taraf nyata sebesar 5%.
4.3.2 Pengujian Data
Pengujian data dalam
modul Anova dilakukan untuk mengetahui apakah data yang telah dibuat memenuhi
asumsi-asumsi dalam Anova atau tidak. Asumsi-asumsi Anova tersebut antara lain
data berdistribusi normal, ragam dan varian dari data bersifat homogen, dan masing-masing
data bersifat independen atau bebas.
Pengujian
data ini dilakukan dalam dua jenis pengujian, yaitu pengujian data dengan
jumlah sampel sama banyak dan pengujian data dengan jumlah sampel tidak sama
banyak.
1. Pengujian
Data Jumlah Sampel Sama Banyak
Pengujian
data dilakukan untuk menguji apakah data yang telah dibuat untuk studi kasus
jumlah sampel sama banyak telah memenuhi asumsi-asumsi yang terdapat dalam
modul Anova atau belum, maka dilakukanlah pengujian data untuk jumlah sampel
sama banyak dengan menggunakan software SPSS 16.0. Berikut ini adalah output dari pengujian data sampel sama
banyak dengan menggunakan software
SPSS 16.0.
Gambar
4.30 Uji Normality
Data Jumlah Sampel Sama Banyak
Output Test of
Normality ini menunjukkan tentang data pengamatan yang bersifat
normal atau tidak. Pengujian Kolmogov-Smirnov dipakai untuk jumlah sampel lebih
besar dari 50. Sedangkan pengujian Shapiro-Wilk dipakai untuk jumlah sampel
kurang dari sama dengan 50. Karena jumlah data yang terdapat dalam studi kasus
sebanyak 60 data, maka nilai uji yang
digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan hasil significance yang terdapat pada ouput
pengujian Kolmogorov-Smirnov, didapatkan nilai sebesar 0,200. Hipotesis H0
menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal, sedangkan hipotesis H1
menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi normal. Hipotesis H0
diterima jika nilai significance lebih
besar dari 0,05. Sedangkan, hipotesis H0 ditolak jika nilai significance lebih kecil dari 0,05.
Karena nilai significance yang
didapat sebesar 0,200, maka hipotesis H0 diterima. Jadi data yang
terdapat dalam studi kasus jumlah sampel sama banyak tersebut berdistribusi
normal dan memenuhi asumsi data berdistribusi normal dari Anova.
Gambar
4.31 Uji Homogenity
Data Jumlah Sampel Sama Banyak
Output Test of Homogeneity of Variance
ini menunjukkan tentang asumsi Anova bahwa data yang terdapat pada studi kasus
jumlah sampel sama banyak bersifat homogen (sama) atau tidak. Karena yang
dilihat adalah variasi dari nilai rata-rata, maka output yang dianalisis adalah output
test of homogeneity of variance based on mean. Hipotesis H0
menunjukkan bahwa data tersebut bersifat homogen, sedangkan hipotesis H1
menunjukkan bahwa data tidak bersifat homogen (data bersifat heterogen).
Hipotesis H0 diterima jika nilai significance
lebih besar dari 0,05. Sedangkan, hipotesis H0 ditolak jika
nilai significance lebih kecil dari
0,05. Karena nilai significance yang
terdapat pada output based on mean bernilai
0,633 lebih besar dari 0,05, maka
hipotesis H0 diterima.
Jadi data yang terdapat dalam studi kasus jumlah sampel sama banyak
bersifat homogen atau sama.
2.
Pengujian
Data Jumlah Sampel Tidak Sama Banyak
Pengujian
data dilakukan untuk menguji apakah data yang telah dibuat untuk studi kasus
jumlah sampel tidak sama banyak telah memenuhi asumsi-asumsi yang terdapat
dalam modul Anova atau belum, maka dilakukanlah pengujian data untuk sampel
tidak sama banyak dengan menggunakan software SPSS 16.0. Berikut ini adalah output dari pengujian data sampel tidak
sama banyak dengan menggunakan software
SPSS 16.0.
Gambar
4.32 Uji Normality
Data Jumlah Sampel Tidak Sama Banyak
Output Test of Normality ini
menunjukkan tentang data pengamatan yang bersifat normal atau tidak. Pengujian
Kolmogov-Smirnov dipakai untuk jumlah sampel lebih besar dari 50. Sedangkan
pengujian Shapiro-Wilk dipakai untuk jumlah sampel kurang dari sama dengan 50.
Karena jumlah sampel yang terdapat dalam studi kasus sebanyak 50 data, maka
nilai uji yang digunakan adalah pengujian Shapiro-Wilk. Berdasarkan hasil significance yang terdapat pada ouput pengujian Shapiro-Wilk, didapatkan
nilai significance yang beragam untuk
tiap jenis roti. Hipotesis H0 menunjukkan bahwa data tersebut
berdistribusi normal, sedangkan hipotesis H1 menunjukkan bahwa data
tidak berdistribusi normal. Hipotesis H0 diterima jika nilai significance lebih besar dari 0,05.
Sedangkan, hipotesis H0 ditolak jika nilai significance lebih kecil dari 0,05. Karena semua nilai significance dari berbagai jenis roti
yang didapat lebih dari 0,05, maka hipotesis H0 diterima. Jadi data yang
terdapat dalam studi kasus jumlah sampel tidak sama banyak tersebut
berdistribusi normal dan memenuhi asumsi data berdistribusi normal dari Anova.
Gambar 4.33 Uji Homogenity Data Jumlah Sampel Tidak Sama Banyak
Output Test of Homogeneity of
Variance ini menunjukkan tentang asumsi Anova bahwa data yang
terdapat pada studi kasus jumlah sampel tidak sama banyak bersifat homogen
(sama) atau tidak. Karena sifat homogen yang dilihat berdasarkan dari variasi
nilai rata-rata, maka output yang
dianalisis adalah output test of
homogeneity of variance based on mean. Hipotesis H0 menunjukkan
bahwa data tersebut bersifat homogen, sedangkan hipotesis H1
menunjukkan bahwa data tidak bersifat homogen (data bersifat heterogen).
Hipotesis H0 diterima jika nilai significance
lebih besar dari 0,05. Sedangkan, hipotesis H0 ditolak jika
nilai significance lebih kecil dari
0,05. Karena nilai significance yang
terdapat pada output based on mean bernilai
0,937 lebih besar dari 0,05, maka
hipotesis H0 diterima.
Jadi data yang terdapat dalam studi kasus jumlah sampel tidak sama
banyak bersifat homogen atau sama.
4.3.3 Perhitungan Manual
Perhitungan
manual dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus yang terdapat dalam modul Anova
satu arah untuk mendapatkan nilai yang berarti untuk jawaban dari studi kasus
diatas. Perhitungan manual dalam modul Anova satu arah ini terbagi atas dua,
yaitu perhitungan manual untuk jumlah data sama banyak dan perhitungan manual
untuk jumlah data tidak sama banyak.
1. Perhitungan Manual Jumlah Data Sama Banyak
Perhitungan manual untuk jumlah data sama banyak
adalah bentuk pengolahan data dari studi kasus tentang sebaran nilai rata-rata
jenis produksi dalam jumlah data yang sama banyak. Berikut ini adalah
perhitungan manual jumlah data sama banyak.
a.
Menentukan Formulasi Hipotesis
H0 = Rata-rata
untuk setiap jumlah produksi keenam
jenis roti adalah sama.
H1 = Sekurang-kurangnya
terdapat satu rata-rata jumlah produksi yang
berbeda.
b.
Menentukan
Taraf Nyata (
Derajat Bebas (db)
V1
= k-1
= 6-1 = 5
V2
= k(n-1)
= 6(10-1) = 54
Wilayah Kritis (Ftabel)
Ftabel =
Fa(V1,V2)
=
Fa(5,54)
=
2,38607
c.
Kriteria
Pengujian
Ho diterima apabila Fo≤
2,38607
H1 diterima apabila Fo˃2,38607
d.
Uji
Statistik
1)
Jumlah
Kuadrat Total (JKT)
2)
Jumlah
Kuadrat Kolom (JKK)
Nilai
derajat bebas Jumlah Kuadrat Kolom:
Db
= k-1
=
6-1 = 5
Nilai
rata-rata kolom:
3)
Jumlah
Kuadrat Error (JKE)
Nilai
derajat bebas Jumlah Kuadrat Error:
Db
= k(n-1)
= 6(10-1) = 54
Nilai
Rata-Rata Kuadrat Error:
Nilai
F hitung:
Tabel 4.9 Tabel Anova Jumlah Sampel Sama Banyak
Sumber
Keragaman |
Jumlah Kuadrat (JK) |
Derajat Bebas (db) |
Rata-Rata Kuadrat (RK) |
Fhitung |
Rata-Rata Kolom |
37,28333 |
5 |
7,45666 |
1,113 |
Rata-Rata Error |
361,7 |
54 |
6,7 |
|
Total |
398,98 |
59 |
|
e. Kesimpulan
Karena
Fhitung berada di daerah penerimaan (Fo≤ 2,38607), maka Hoditerima
sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata untuk jumlah produksi dari
masing-masing varian rasa adalah sama, sehingga perusahaan tidak perlu
melakukan penelitian ulang.
2.
Perhitungan
Manual Jumlah Data Tidak Sama Banyak
Perhitungan manual untuk
jumlah data sama banyak adalah bentuk pengolahan data dari studi kasus tentang
sebaran nilai rata-rata jenis produksi dalam jumlah data yang sama banyak.
Berikut ini adalah perhitungan manual jumlah data sama banyak.
a. Formulasi Hipotesis
H0
= Rata-rata untuk setiap jumlah
produksi keenam jenis roti adalah sama.
H1 =
Sekurang-kurangnya terdapat satu rata-rata jumlah produksi yang berbeda.
b. Taraf
nyata yang digunakan adalah
Derajat Bebas (db) :
1)
V1
= K-1
= 4-1 = 3
V2 = N-K
= 50-4 = 46
Wilayah
Kritis (Ftabel)
Ftabel = F
= F
= 2,806845
c. Kriteria Pengujian
1)
Hoditerima
apabila Fo≤ 2,806845
2)
Ho
ditolak apabila Fo ˃ 2,806845
d.
Uji
Statistik
1)
Jumlah
Kuadrat Total (JKT)
2)
Jumlah
Kuadrat Kolom (JKK)
Nilai
derajat bebas Jumlah Kuadrat Kolom:
JKK
= K-1
=
4-1 = 3
Nilai
rata-rata kuadrat kolom:
3)
Jumlah
Kuadrat Error (JKE)
Nilai
derajat bebas Jumlah Kuadrat Error:
JKT
= N-k
= 50-4 = 46
Nilai
rata-rata kuadrat error:
Jadi,
didapatkan nilai Fhitung(Fo)
Tabel
4.10 Tabel Anova Jumlah Sampel Tidak Sama
Banyak
Sumber
Keragaman |
Jumlah Kuadrat (JK) |
Derajat Bebas (db) |
Rata-Rata Kuadrat |
Fhitung |
Rata-Rata Kolom |
8,5158333 |
3 |
2,8386111 |
0,3374023378 |
Rata-Rata Error |
387,0041667 |
46 |
8,413134059 |
|
Total |
395,52 |
49 |
|
e. Kesimpulan
Karena Fhitung berada di daerah penerimaan (F0 ≤
2,808645), maka Ho diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
rata-rata untuk jumlah produksi dari masing-masing varian rasa adalah sama,
sehingga perusahaan tidak perlu melakukan penelitian ulang.
4.3.4 Pengolahan Software
Pengolahan
software dalam modul Anova satu arah
ini dilakukan dengan menggunakan software
SPSS 16.0. Penggunaan software SPSS
dalam pengolahan data ini berguna untuk mempermudah dalam menentukan
nilai-nilai yang berhubungan dengan Anova satu arah. Berikut ini adalah tahapan
pengolahan software Anova satu arah
untuk jumlah sampel sama banyak dan jumlah sampel tidak sama banyak.
1.
Pengolahan
Software Jumlah Sampel Sama Banyak
Langkah
pertama dalam pengolahan software
untuk jumlah sampel sama banyak adalah memilih sheet ‘variable view’ kemudian ketik ‘Jenis_Produksi’, dan
‘Jumlah_Produksi’ ke dalam tabel Name.
Ubah nilai decimals menjadi 0.
Langkah selanjutnya memilih kolom values,
lalu tambahkan data untuk keterangan dari jenis produksi. Ketik angka 1 dengan
label “Roti Coklat”, angka 2 dengan label “Roti Keju”, angka 3 dengan label
“Roti Mocca”, angka 4 dengan label “Roti Strawberry”,
angka 5 dengan label “Roti Greentea”,
dan angka 6 dengan label “Roti Vanilla”.
Setelah semua keterangan telah di input,
langkah selanjutnya adalah memilih OK.
Gambar
4.34
Input Value Labels pada Anova Satu Arah
Langkah-langkah
diatas adalah langkah untuk menambahkan keterangan pada variabel ‘jenis
produksi’. Berikut ini adalah tampilan dari input data yang ada pada sheet variable value.
Gambar
4.35
Input nilai Anova Satu Arah
Langkah selanjutnya memilih sheet data view,
kemudian input seluruh data ke dalam
kolom yang sesuai dengan variabel dan value
labels yang telah ditentukan. Lalu akan muncul data seperti gambar berikut
ini
Gambar
4.36
Input Data Jumlah Sampel Sama Banyak
Langkah selanjutnya adalah menentukan output Anova dengan cara memilih menu analyze, lalu memilih compare means, kemudian memilih one-way Anova. Berikut ini adalah
tampilan dari langkah tersebut.
Gambar 4.37 Menu One-Way Anova
Langkah berikutnya adalah memindahkan variabel
“jumah_produksi” ke dalam kolom dependent
list dan variabel “jenis_produksi” ke dalam kolom factor. Berikut ini adalah tampilan dari langkah tersebut.
Gambar
4.38 Menu One-Way
Anova
Langkah selanjutnya adalah memilih option Post Hoc. Tandai pilihan Bonferroni dan Tukey pada bagian equal variances assumed. Setelah kedua
pilihan itu telah ditandai, pastikan nilai significance
level bernilai 0.05, setelah itu memilih continue.
Gambar 4.39 One-Way Anova : Post Hoc
Multiple Comparisons
Langkah selanjutnya adalah memilih
pilihan options. Tandai opsi descriptive pada pilihan statistics dan exclude cases analysis by analysis pada pilihan missing value, lalu memilih continue.
Gambar 4.40
One-Way Anova : Options
Setelah langkah-langkah tersebut telah sesuai, tampilan yang
muncul adalah menu One-Way Anova. Untuk memunculkan output, langkah berikutnya adalah
memilih OK. Berikut ini adalah output
hasil pengolahan data untuk jumlah sampel sama banyak.
Gambar
4.41
Output Descriptive Jumlah Sampel Sama Banyak
Gambar
4.42 Output Anova Jumlah Sampel Sama Banyak
Gambar
4.43 Output
Multiple Comparison
Tukey Jumlah Data Sama Banyak
Gambar
4. 44 Output
Multiple Comparison
Bonferroni Jumlah Data Sama Banyak
Gambar 4.45
Output Homogeneous Jumlah
Data Sama Banyak
2. Pengolahan
Software Jumlah Sampel Tidak Sama
Banyak
Langkah
pertama dalam pengolahan software
untuk jumlah sampel tidak sama banyak adalah memilih sheet ‘variable view’ kemudian ketik ‘Jenis_Produksi’, dan
‘Jumlah_Produksi’ ke dalam tabel Name.
Ubah nilai decimals menjadi 0. Langkah berikutnya memilih
kolom values, lalu tambahkan data
untuk keterangan dari jenis produksi. Ketik angka 1 dengan label “Roti Coklat”,
angka 2 dengan label “Roti Keju”, angka 3 dengan label “Roti Strawberry”, dan angka 4 dengan label
“Roti Greentea”. Setelah semua
keterangan telah di input, langkah
selanjutnya adalah memilih OK.
Gambar
4.46 Value
Labels Anova
Satu Arah Jumlah Sampel Tidak Sama Banyak
Langkah-langkah
diatas adalah langkah untuk menambahkan keterangan pada variabel ‘jenis
produksi’. Berikut ini adalah tampilan dari input
data yang ada pada sheet variable value.
Gambar
4.47 Input nilai Anova Satu Arah
Langkah selanjutnya memilih sheet data view,
kemudian input seluruh data ke dalam
kolom yang sesuai dengan variabel dan value
labels yang telah ditentukan. Lalu akan muncul data seperti gambar berikut
ini.
Gambar 4.48 Input Data Jumlah Sampel Tidak Sama Banyak
Langkah selanjutnya adalah menentukan output Anova dengan cara memilih menu analyze, lalu memilih compare means, kemudian memilih one-way Anova. Berikut ini adalah
tampilan dari langkah tersebut.
Gambar 4. 49 Menu One-Way
Anova
Langkah berikutnya adalah memindahkan variabel
“jumah_produksi” ke dalam kolom dependent
list dan variabel “jenis_produksi” ke dalam kolom factor. Berikut ini adalah tampilan dari langkah tersebut.
Gambar
4. 50 Menu One-Way
Anova
Langkah selanjutnya adalah memilih option Post Hoc. Tandai pilihan Bonferroni dan Tukey pada bagian equal variances assumed. Setelah kedua
pilihan itu telah ditandai, pastikan nilai significance
level bernilai 0.05, setelah itu memilih continue.
Gambar 4.51
One-Way ANOVA : Post
Hoc Multiple Comparisons
Langkah selanjutnya adalah memilih
pilihan options. Tandai opsi descriptive pada pilihan statistics dan exclude cases analysis by analysis pada pilihan missing value, lalu memilih continue.
Gambar 4.52 One-Way Anova : Options
Setelah langkah-langkah tersebut telah sesuai, tampilan yang
muncul adalah menu One-Way Anova. Untuk memunculkan output, langkah berikutnya adalah
memilih OK. Berikut ini adalah output
hasil pengolahan data untuk jumlah sampel tidak
sama banyak.
Gambar 4.53 Output Descriptive Jumlah Sampel Tidak Sama Banyak
Gambar 4.54 Output Anova Jumlah Sampel Tidak Sama Banyak
Gambar 4.55 Output
Multiple Comparisons
Tukey dan Bonferroni
Gambar 4.56 Output
Homogeneous Subsets
4.3.5 Analisis Perhitungan Manual
Analisis perhitungan manual
didapatkan dari hasil perhitungan manual data dalam dua studi kasus diatas,
yaitu studi kasus untuk jumlah sampel sama banyak dan studi kasus untuk jumlah
sampel tidak sama banyak. Berikut ini adalah analisis dari pehitungan manual
tersebut.
1.
Analisis
Perhitungan Manual Jumlah Sampel Sama Banyak
Metode
perhitungan manual yang digunakan yaitu dengan menggunakan rumus pada modul
anova mengenai jumlah sampel yang sama banyak. Langkah pertama yang harus dilakukan
ialah membuat hipotesis. Hipotesis sendiri adalah dugaan kita apakah sebaran
data seragam atau tidak. Hipotesis yang dipakai dalam jumlah sampel sama banyak
ini yaitu untuk H0 rata-rata setiap jumlah produksi keenam jenis
roti adalah sama dan untuk H1 sekurang-kurangnya terdapat satu
rata-rata jumlah produksi yang berbeda.
Menentukan
taraf nyata dapat dilihat pada tabel distribusi F, taraf nyata ditentukan
dengan derajat pembilang (V1) , (V2) . Untuk derajat
pembilang pada V1 didapatkan hasil sebesar 5 yang didapat dari
banyaknya kolom dikurang 1, sementara untuk V2 didapat hasil sebesar
54 yang didapat dari banyaknya kolom
dikali dengan baris dikurangi 1. Nilai F yang diperoleh pada rumus interpolasi
sebesar 2,38607 dari Fa(5,54) kemudian dilakukan uji statistik untuk
mencari berapa nilai dari jumlah kuadrat total (JKT), jumlah kuadrat kolom
(JKK), jumlah kuadrat error (JKE).
Nilai jumlah kuadarat total (JKT) yang diperoleh sebesar 398,98 dari
perhitungan . Nilai jumlah kuadrat kolom (JKK) yang diperoleh sebesar 37,283
yang didapat dari perhitungan . Nilai jumlah kuadrat error (JKE) yang diperoleh sebesar 361,7 yang didapat dari jumlah
kuadrat total dikurang jumlah kuadrat kolom (JKT – JKK).
Tabel
anova untuk jumlah data sama banyak
dicari berapa rata-rata kolom dan rata-rata error
untuk jumlah kuadrat (JK), derajat bebas (db), kuadrat tengah (KT), serta
berapa nilai dari F hitung. Jumlah kuadrat untuk rata-rata kolom didapatkan
hasil sebesar 37,283 diambil dari hasil jumlah kuadrat kolom (JKK), untuk
jumlah kuadrat rata-rata error
didapat hasil 361,7 diambil dari hasil jumlah kuadrat error (JKE), total hasil jumlah kuadrat (JK) sebesar 398,98
diperoleh dari jumlah kuadrat rata-rata kolom ditambah jumlah kuadrat rata-rata
error. Derajat bebas untuk rata-rata
kolom didapat hasil sebesar 5 yang diperoleh dari perhitungan V1,
kemudian untuk derajat bebas rata-rata error
didapat dari perhitungan V2 total db sebesar 59 dari derajat bebas
rata-rata kolom ditambah derajat bebas rata-rata error. Kuadrat tengah untuk rata-rata kolom didapat hasil sebesar
7,456 yang diperoleh dari jumlah kuadrat rata-rata kolom dibagi derajat bebas
rata-rata kolom kemudian untuk kuadrat
tengah rata-rata error didapat hasil
sebesar 6,7 yang didapat dari jumlah kuadrat error dibagi derajat bebas error.
Nilai F hitung yang diperoleh dari hasil perhitungan sebesar 1,113 didapat dari
kuadrat tengah rata-rata kolom dibagi kuadrat tengah rata-rata error. Sesuai dari kriteria pengujian
apabila Fohitung lebih kecil dari F tabel (Fo≤ 2,38607) Ho
diterima, maka dapat disimpulkan bahwa anova jumlah data sama banyak Hoditerima karena nilai F
hitung sebesar 1,113 lebih kecil dari pada F tabel sebesar 2,38607.
Perhitungan manual menggunakan rumus-rumus
pada modul Anova mengenai jumlah
sampel yang tidak sama banyak. Formulasi hipotesis adalah prediksi atau jawaban
sementara yang kebenaranya masih perlu diuji. Hipotesis yang dipakai dalam
jumlah sampel sama banyak ini yaitu H0 (hipotesis nol) dan H1
(hipotesis alternatif), H0 berarti Semua nilai rata-rata adalah sama
untuk setiap jumlah produksi ke enam jenis roti dan H1 berarti
Terdapat perbedaan rata-rata dari setiap jumlah produksi ke enam jenis roti.
Taraf nyata dapat dilihat pada tabel
distribusi F, taraf nyata ditentukan dengan derajat pembilang (V1) ,
(V2) . Untuk derajat pembilang pada V1 didapatkan hasil
sebesar 3 dan V2 didapatkan hasil sebesar 46 dua hasil ini diperoleh sebagai control
apakah perhitungan kita benar atau salah. Fa(3,46) adalah wilayah
kritis yang diperoleh dari taraf nyata lalu di cocokan dengan tabel sehingga
diperoleh nilai Ftabel sebesar 2,806845 angka ini digunakan untuk
menentukan H0 diterima atau ditolak.
Uji statistik digunakan untuk mencari
nilai dari jumlah kuadrat total (JKT), jumlah kuadrat kolom (JKK), jumlah
kuadrat error (JKE). Nilai jumlah
kuadarat total (JKT) yang diperoleh sebesar 395,52. Nilai jumlah kuadrat kolom
(JKK) yang diperoleh sebesar 8,51583. Nilai jumlah kuadrat error (JKE) yang diperoleh sebesar 387,0041667, angka-angka
tersebut akan dimasukan ke tabel anova dan digunakan untuk perhitungan
mendapatkan nilai Fhitung
Tabel Anova
untuk jumlah data tidak sama banyak diisi berdasarkan nilai-nilai yang
diperoleh dari perhitungan sebelumnya lalu dilakukan perhitungan lagi untuk
mendapatkan nilai rata-rata kuadrat dan Fhitung setelah itu dapat
ditentukan hipotesis. Nilai rata-rata hitung didapatkan sebesar 2,836111 pada
baris rata-rata kolom dan 8,413134059 pada baris rata-rata error, angka-angka ini digunakan untuk mendapatkan nilai Fhitung.
Nilai Fhitung didapatkan sebesar 0,3374023378 angka ini digunakan
untuk menentukan hipotesis. Sesuai dari kriteria pengujian apabila Fhitung
lebih kecil dari Ftabel (Fo≤ 2,808645) Ho diterima,
maka dapat disimpulkan bahwa Anova
jumlah data tidak sama banyak Ho diterima karena nilai F hitung
sebesar 0,3374023378 lebih kecil dari pada F tabel sebesar 2,38607.
2.
Analisis
Perhitungan Manual Jumlah Sampel Tidak Sama Banyak
Metode perhitungan manual yang digunakan yaitu dengan
menggunakan rumus pada modul anova mengenai jumlah sampel yang tidak sama
banyak. Langkah pertama yang harus dilakukan ialah membuat hipotesis. Hipotesis
yang dipakai dalam jumlah sampel sama banyak ini untuk H0 rata-rata setiap jumlah produksi keenam
jenis roti adalah sama dan untuk H1 Sekurang-kurangnya terdapat satu
rata-rata jumlah produksi yang berbeda
Menentukan taraf nyata dapat dilihat pada
tabel distribusi F, taraf nyata ditentukan dengan derajat pembilang (V1)
, (V2) . Untuk derajat pembilang pada V1 didapatkan hasil
sebesar 3 yang didapat dari banyaknya kolom dikurangi 1, sementara untuk V2
didapat hasil sebesar 46 yang didapat
dari jumlah semua data dikurang banyaknya kolom. Nilai F yang diperoleh dari
rumus interpolasi sebesar 2,806845 dari Fa(3,46) kemudian dilakukan
uji statistik untuk mencari berapa nilai dari jumlah kuadrat total (JKT),
jumlah kuadrat kolom (JKK), jumlah kuadrat error
(JKE). Nilai jumlah kuadarat total (JKT) yang diperoleh sebesar 395,52 yang
didapat dari perhitungan . Nilai jumlah kuadrat kolom (JKK) yang diperoleh
sebesar 8,51583 yang didapat dari perhitungan . Nilai jumlah kuadrat error (JKE) yang diperoleh sebesar
387,0041667 yang didapat dari jumlah kuadrat total dikurang jumlah kuadrat kolom.
Tabel anova untuk jumlah data sama banyak
dicari berapa rata-rata kolom dan rata-rata error
untuk jumlah kuadrat (JK), derajat bebas (db), kuadrat tengah (KT), serta
berapa nilai dari F hitung. Jumlah kuadrat untuk rata-rata kolom didapatkan
hasil sebesar 8,51583 diambil dari hasil jumlah kuadrat kolom (JKK), untuk
jumlah kuadrat rata-rata error
didapat hasil 387,0041667 diambil dari hasil jumlah kuadrat error (JKE), total hasil jumlah kuadrat
(JK) sebesar 395,52 diperoleh dari jumlah kuadrat rata-rata kolom ditambah
jumlah kuadrat rata-rata error.
Derajat bebas untuk rata-rata kolom didapat hasil sebesar 3 yang diperoleh dari
perhitungan V1, kemudian untuk derajat bebas rata-rata error didapat hasil sebesar 46 yang didapat dari perhitungan V2,
kemudian total db sebesar 49 dari derajat bebas rata-rata kolom ditambah
derajat bebas rata-rata error.
Rata-rata kuadrat (RK) untuk rata-rata kolom didapat hasil sebesar 2,8386111
yang diperoleh dari jumlah kuadrat rata-rata kolom dibagi derajat bebas
rata-rata kolom kemudian untuk rata-rata kuadrat (RK) rata-rata
error didapat hasil sebesar
8,413134059 yang didapat dari jumlah kuadrat error dibagi derajat bebas error.
Nilai F hitung yang diperoleh dari hasil perhitungan sebesar 0,3374023378
didapat dari kuadrat tengah rata-rata kolom dibagi kuadrat tengah rata-rata error. Sesuai dari kriteria pengujian apabila
Fo hitung lebih kecil dari F tabel (Fo≤ 2,808645) Ho
diterima, maka dapat disimpulkan bahwa anova jumlah data tidak sama banyak Ho diterima karena
nilai F hitung sebesar 0,3374023378 lebih kecil dari pada F tabel sebesar
2,38607.
4.3.6 Analisis Pengolahan Software
Analisis
pengolahan software merupakan
penjelasan dari hasil pengolahan yang telah diperoleh dari pengolahan software SPSS 16.0. Analisis
perhitungan software pada modul Anova
satu arah terdiri dari dua analisis, yaitu analisis terhadap Anova satu arah
dengan sampel sama banyak, dan Anova satu arah dengan sampel tidak sama banyak.
Berikut ini adalah analisis dari kedua perhitungan software tersebut.
1.
Analisis
Pengolahan Software Jumlah Sampel
Sama Banyak
Output pertama pada Anova satu arah dengan sampel sama banyak
adalah descriptives. N menunjukan
bahwa sampel yang digunakan sebanyak 10 data roti rasa coklat. Nilai mean adalah nilai rata-rata sebesar 1124,10 untuk roti rasa coklat. Selanjutnya std. deviation adalah nilai penyimpangan
dari rata-rata setiap variabel yaitu dari setiap penjualan roti sebesar 2,601
untuk roti rasa coklat, sedangkan untuk kolom std. error adalah nilai penyimpangan dari penyimpangan rata-rata
yang diijinkan sebesar 0,823 untuk roti rasa coklat. Kemudian adalah kolom 95% confidence interval for mean, yaitu
dengan tingkat kepecayaan yang dilakukan oleh PT Kencana Makmur sebesar 95%.
Kolom ini dibagi menjadi dua bagian yaitu lower
bound dan upper bound. Lower bound adalah
batas bawah dari interval kepercayaan dari rata-rata yang berarti paling
sedikit jumlah penjualan roti untuk
rasa coklat sebesar 1122,24, sedangkan upper
bound adalah batas atas dari interval kepercayaan dari rata-rata yang
berarti paling banyak jumlah penjualan roti untuk rasa coklat sebesar 1125,96. Minimum adalah nilai terkecil dari data
pengamatan, dan maximum adalah nilai terbesar
dari data pengamatan PT Kencana Makmur, untuk
roti rasa coklat yaitu 1120 dan 1128 begitupan seterusnya untuk roti rasa keju,
mocca, strawberry, green tea, dan vanilla.
Output kedua pada Anova satu arah dengan sampel sama banyak
adalah Anova. Surn of Squeres dalam Between
Groups atau JKK bernilai 37,283 ,sedangkan nilai untuk Within Groups atau JKE sebesar 361,700 sehingga total atau JKT
sebesar 398,983. Derajat bebas (df) untuk nilai Between Groups atau Within Groups atau
Multiple comparisons yang terdiri dari uji Tukey dan Bonferroni.
Kolom Mean difference
pada uji Tukey menunjukkan hasil
perbedaan rata-rata dari roti rasa coklat dengan roti rasa keju sebesar -300. Std. error adalah nilai penyimpangan dari Mean difference
yang diperbolehkan, yaitu sebesar 1,157
untuk seluruh rasa roti. Lower bound dan upper bound adalah merupakan
nilai batas bawah (yang paling sedikit) dan nilai batas atas (yang
paling banyak) dari sampel yang
memiliki interval kepercayaan 95%, yaitu untuk roti rasa
coklat adalah -3,72 dan 3,12.
Mean difference
pada uji Bonferoni menunjukkan hasil
perbedaan rata-rata dari roti rasa coklat dengan roti rasa keju sebesar -300. Std. error adalah nilai penyimpangan dari Mean difference
yang diperbolehkan, yaitu sebesar 1,157
untuk seluruh rasa roti. Lower bound dan upper bound adalah merupakan
nilai batas bawah (yang paling sedikit) dan nilai batas atas (yang
paling banyak) dari sampel yang
memiliki interval kepercayaan 95%, yaitu untuk roti rasa
coklat adalah -3,85 dan 3,25.
Output
Homogeneous menunjukkan ada atau tidak perbedaan antar
variabel. Pada kolom N menunjukkan jumlah sampel dari masing-masing rasa
rotinya. Subshet for alpha = 0,05
menunjukkan taraf nyata yang digunakan sebesar 5%, pada kolom 1 menunjukkan
nilai semua rasa rotinya, yakni coklat, keju, mocca, strawberry, green tea,
dan vanilla.
2.
Analisis
Pengolahan Software Jumlah Sampel
Tidak Sama Banyak
Berdasarkan
hasil pengolahan software jumlah
sampel tidak sama banyak, didapatkan keterangan nilai-nilai yang terdapat pada output Descriptive, ouput Anova, Confidence
for mean dengan kemungkinan 95% dan output
multiple comparisons Turkey dan Benferroni. Dari output Descriptive kita dapat mengetahui bahwa rata-rata Roti Greentea adalah yang terbesar yaitu
1225,08 dengan standart deviation 2,746.
Data pada output Anova menunjukan
bahwa data ini sigfikan karna nilainya lebih dari 0,05. Pada output multiple comparisons, didapatkan
nilai perbedaan mean dari Turkey dan
Benferroni. Dari informasi yang kita dapatkan dari output-outputnya
4.3.7 Analisis Perbandingan Perhitungan Manual dan Pengolahan Software
Berdasarkan
hasil analisis kedua pengolahan data diatas, yaitu dengan cara perhitungan
manual dan pengolahan software,
didapatkan nilai perbandingan Anova satu arah dari kedua pengolahan data
tersebut. Berikut ini adalah analisis perbandingan dari kedua pengolahan data
diatas untuk jumlah sampel sama banyak dan jumlah sampel tidak sama banyak.
1.
Analisis
Perbandingan Jumlah Sampel Sama Banyak
Berdasarkan
hasil analisis kedua pengolahan data untuk jumlah sampel sama banyak diatas,
didapatkanlah nilai-nilai perbandingan. Berikut ini adalah nilai perbandingan
dari perhitungan manual dan pengolahan software
dengan menggunakan SPSS 16.0.
Tabel
4.11 Analisis
Perbandingan Anova Satu Arah Jumlah Sampel Sama Banyak
No |
|
Perhitungan Manual |
Pengolahan Software |
1 |
Jumlah Kuadrat Kolom |
37,28333 |
37,283 |
2 |
Jumlah Kuadrat Error |
361,7 |
361,700 |
3 |
Jumlah Kuadrat Total |
398,98 |
398,983 |
4 |
Nilai Derajat Bebas Kolom |
5 |
5 |
5 |
Nilai Derajat Bebas Error |
54 |
54 |
6 |
Nilai Derajat Bebas Total |
59 |
59 |
7 |
Nilai Rata-Rata Kuadrat Kolom |
7,45666 |
7,457 |
8 |
Nilai Rata-Rata Kuadrat Error |
6,7 |
6,698 |
9 |
Nilai Distribusi F |
1,113 |
1,113 |
Berdasarkan hasil perbandingan kedua
pengolahan data diatas, didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda. Perbedaan
terjadi pada saat pembulatan angka. Misalnya pada nilai rata-rata kuadrat
kolom, nilai pada perhitungan manual yang didapat adalah sebesar 7,45666 sedangkan
pada pengolahan software didapatkan
nilai yang sama dengan pembulatan menjadi 7,457. Begitu juga pada nilai
rata-rata kuadrat error. Nilai yang
didapat pada perhitungan manual adalah sebesar 6,7 yang merupakan pembulatan
dari nilai yang sama pada pengolahan software
sebesar 6,698. Kelebihan untuk pengolahan data menggunakan perhitungan manual
adalah praktikan bisa lebih memahami tentang perhitungan yang terdapat dalam
modul Anova, sedangkan kelemahannya adalah dalam melakukan proses perhitungan
diperlukan ketelitian agar hasil yang didapatkannya benar. Sering kali karena
faktor ketidak telitian ini, hasil yang didapakan salah dan harus melakukan
perhitungan ulang yang menghabiskan waktu lama.
Kelebihan untuk pengolahan data dengan cara pengolahan
software adalah lebih praktis dalam
menentukan nilai-nilai Anova sehingga tidak memerlukan waktu yang lama dan data
yang didapatkan lebih akurat daripada perhitungan manual. Kelemahaannya adalah
praktikan tidak bisa menerapkan langsung perhitungan yang terdapat didalam
modul Anova.
2.
Analisis
Perbandingan Jumlah Sampel Tidak Sama Banyak
Berdasarkan
hasil analisis kedua pengolahan data untuk jumlah sampel tidak sama banyak diatas, didapatkan lah
nilai-nilai perbandingan. Berikut ini adalah nilai perbandingan dari
perhitungan manual dan pengolahan software
dengan menggunakan SPSS 16.0.
Tabel 4.12 Analisis
Perbandingan Anova Satu Arah Jumlah Sampel Tidak Sama Banyak
No |
|
Perhitungan Manual |
Pengolahan Software |
1 |
Jumlah Kuadrat Kolom |
8,5158333 |
8,516 |
2 |
Jumlah Kuadrat Error |
387,0041667 |
387,004 |
3 |
Jumlah Kuadrat Total |
395,52 |
395,520 |
4 |
Nilai Derajat Bebas Kolom |
3 |
3 |
5 |
Nilai Derajat Bebas Error |
46 |
46 |
6 |
Nilai Derajat Bebas Total |
49 |
49 |
7 |
Nilai Rata-Rata Kuadrat Kolom |
2,8386111 |
2,839 |
8 |
Nilai Rata-Rata Kuadrat Error |
8,413134059 |
8,413 |
9 |
Nilai Distribusi F |
0,3374023378 |
0,337 |
Berdasarkan hasil perbandingan kedua
pengolahan data diatas, didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda. Perbedaan
terjadi pada saat pembulatan angka. Misalnya pada nilai jumlah kuadrat kolom.
Nilai yang didapatkan pada perhitungan manual adalah sebesar 8,515833 sedangkan
pada pengolahan software, nilai
tersebut dibulatkan keatas menjadi 8,516. Begitu juga pada nilai rata-rata
kuadrat kolom. Pada perhitungan manual didapatkan nilai sebesar 2,8386111,
sedangkan pada pengolahan software
nilainya dibulatkan keatas menjadi 2,839.
Kelebihan
untuk pengolahan data menggunakan perhitungan manual adalah praktikan bisa
lebih memahami tentang perhitungan yang terdapat dalam modul anova, sedangkan kelemahannya adalah
dalam melakukan proses perhitungan diperlukan ketelitian agar hasil yang
didapatkannya benar. Sering kali karena faktor ketidak telitian ini, hasil yang
didapakan salah dan harus melakukan perhitungan ulang yang menghabiskan waktu
lama.
Kelebihan
untuk pengolahan data dengan cara pengolahan software adalah lebih praktis dalam menentukan nilai-nilai anova sehingga tidak memerlukan waktu
yang lama dan data yang didapatkan lebih akurat daripada perhitungan manual.
Kelemahaannya adalah praktikan tidak bisa menerapkan langsung perhitungan yang
terdapat didalam modul anova.
4.4. Anova Dua Arah
Perusahaan dalam dunia industri
terutama perusahaan manufaktur seringkali mendapati berbagai macam permasalahan
dalam hasil produksinya. Salah satu contoh permasalahan tersebut yaitu pengaruh
dan interaksi antara beberapa variabel produksi terhadap hasil produksi. Metode
statistik anova dua arah digunakan sebagai solusi dari permasalahan ini agar
perusahaan dapat membuat perbaikan hasil produksi.
4.4.1 Studi Kasus
Studi kasus berisi
tentang permasalahan yang terjadi di dalam perusahaan yang telah ditentukan
dalam menggunakan modul anova dua arah sebagai solusi dari permasalahan
tersebut. Studi kasus dalam modul anova dua arah terdiri dari dua macam, yaitu
studi kasus anova dua arah tanpa interaksi dan studi kasus anova dua arah
dengan interaksi.
1. Studi
Kasus Anova Dua Arah Tanpa Interaksi
PT
Kencana Makmur adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang produksi
roti, kue dan makanan ringan seperti biskuit, kue tart, kue lapis, kue bolu,
donat, cupcake, dan keripik kentang
dengan berbagai rasa. Pada bulan Agustus, PT Kencana makmur melakukan
pengamatan dengan mengambil data hasil produksi dari berbagai jenis produk dan
variasi rasa dalam satu hari dengan waktu operasi kerja selama 7 jam.
Jenis-jenis produk yang diamati adalah roti, cupcake, donat, kue bolu, dan biskuit. Sedangkan varians rasa yang
diamati adalah rasa green tea,
coklat, strawberry, dan keju. PT
Kencana Makmur ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh antara jenis-jenis
produksi terhadap hasil produksi dan ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh
antara macam-macam rasa terhadap hasil produksi Pengolahan data dilakukan
dengan menggunakan taraf nyata sebesar 5%. Berikut ini adalah data hasil
pengamatan yang dilakukan oleh PT Kencana Makmur.
Tabel 4.13 Data Hasil Pengamatan Anova Dua Arah Tanpa
Interaksi
Jenis-Jenis
Produksi |
Macam-Macam Rasa |
Total |
|||
Green tea |
Coklat |
Strawberry |
Keju |
||
Roti |
701 |
703 |
704 |
702 |
2810 |
Cupcake |
654 |
653 |
652 |
655 |
2614 |
Donat |
682 |
683 |
684 |
681 |
2730 |
Kue Bolu |
644 |
643 |
641 |
640 |
2568 |
Biskuit |
451 |
453 |
452 |
454 |
1810 |
Total |
3132 |
3135 |
3133 |
3132 |
12532 |
2. Studi
Kasus Anova Dua Arah Dengan Interaksi
PT
Kencana Makmur adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang produksi
roti, kue dan makanan ringan seperti biskuit, kue tart, kue lapis, kue bolu,
donat, cupcake, dan keripik kentang
dengan berbagai rasa. Pada bulan Agustus, PT Kencana makmur melakukan
pengamatan dengan menggunakan sampel yang terdiri atas 4 jenis produksi yaitu
roti, cupcake, donat, dan kue bolu
dengan empat varian rasa, yaitu green tea,
coklat, strawberry, dan keju dari
hasil produksi selama 4 hari dengan waktu kerja 7 jam dalam sehari. Setiap
masing-masing varian rasa dan jenis produk tersebut diambil 4 jenis sampel
untuk diamati. Dari hasil pengamatan tersebut, perusahaan ingin mengetahui
apakah terdapat pengaruh antara jenis-jenis produksi terhadap hasil produksi,
apakah terdapat pengaruh antara macam-macam rasa terhadap hasil produksi, dan
apakah terdapat interaksi yang terjadi antara jenis-jenis produksi dengan
macam-macam rasa. Penelitian dilakukan dengan menggunakan taraf nyata sebesar
5%. Berikut ini adalah data hasil pengamatan yang dilakukan PT Kencana Makmur.
Tabel 4.14 Data Hasil Pengamatan Anova Dua Arah dengan
Interaksi
Jenis-Jenis
Produksi |
Macam-Macam Rasa |
|||
Green tea |
Coklat |
Strawberry |
Keju |
|
Roti |
702 |
703 |
704 |
702 |
Tabel 4.14 Data Hasil Pengamatan Anova Dua Arah dengan
Interaksi (Lanjutan)
Jenis-Jenis
Produksi |
Macam-Macam Rasa |
|||
Green tea |
Coklat |
Strawberry |
Keju |
|
Roti |
705 |
701 |
703 |
703 |
704 |
705 |
702 |
701 |
|
703 |
700 |
701 |
700 |
|
Cupcake |
654 |
657 |
656 |
652 |
655 |
658 |
657 |
653 |
|
653 |
656 |
658 |
655 |
|
652 |
655 |
655 |
654 |
|
Donat |
682 |
683 |
684 |
681 |
681 |
680 |
683 |
682 |
|
683 |
685 |
681 |
684 |
|
680 |
682 |
684 |
683 |
|
Kue Bolu |
643 |
645 |
640 |
642 |
640 |
641 |
644 |
642 |
|
641 |
642 |
643 |
644 |
|
642 |
643 |
645 |
640 |
4.4.2 Pengujian Data
Pengujian data dalam
modul anova dilakukan untuk mengetahui apakah data yang telah dibuat memenuhi
asumsi-asumsi dalam anova atau tidak. Pengujian data ini dilakukan dalam dua
jenis pengujian, yaitu pengujian data dengan anova dua arah tanpa interaksi dan
anova dua arah dengan interaksi.
1. Pengujian
Data Anova Dua Arah Tanpa Interaksi
Pengujian
data dilakukan untuk menguji apakah data dalam studi kasus tanpa interaksi
telah memenuhi asumsi-asumsi dalam modul anova atau belum, maka dilakukanlah
pengujian data anova dua arah tanpa interaksi dengan menggunakan software SPSS 16.0. Berikut ini adalah output dari pengujian data anova dua arah tanpa interaksi dengan
menggunakan software SPSS 16.0.
Gambar
4.57 Uji Normality Anova Dua Arah Tanpa Interaksi
Nilai significant dari semua rata-rata hasil produksi dengan berbagai
jenis produksi yang didapat semuanya
diatas 0,05 yang artinya data tersebut diterima dan berdistribusi normal.
Berdasarkan pengamatan PT Kencana Makmur yaitu sebanyak 20 data, maka pada output test of normality uji data
pengamatan distribusi normal yang dipakai adalah Shapiro-Wilk.
Gambar 4.58 Uji Homogenity Anova Dua Arah Tanpa Interaksi
Nilai significant dari semua rata-rata hasil produksi roti yang didapat semuanya diatas 0,05.
Berdasarkan output test of homogeneity of
variance yaitu based on trimmed mean
nilai significant dari semua rata-rata
hasil produksi yang diproduksi oleh PT Kencana Makmur adalah diatas 0,05, yang
artinya data tersebut diterima dan homogen.
2.
Pengujian
Data Anova Dua Arah dengan Interaksi
Pengujian
data dilakukan untuk menguji apakah data dalam studi kasus dengan interaksi
telah memenuhi asumsi-asumsi dalam modul anova atau belum, maka dilakukanlah
pengujian data anova dua arah dengan interaksi dengan menggunakan software SPSS 16.0. Berikut ini adalah output dari pengujian data anova dua arah dengan interaksi dengan
menggunakan software SPSS 16.0.
Gambar
4.59 Uji Normality Anova Dua Arah dengan Interaksi
Nilai significant dari semua rata-rata hasil produksi dengan berbagai
jenis produksi yang didapat semuanya
diatas 0,05 yang artinya data tersebut diterima dan berdistribusi normal.
Berdasarkan pengamatan PT Kencana Makmur yaitu sebanyak 64 data, maka pada output test of normality uji data
pengamatan distribusi normal yang dipakai adalah kolmogorov-smirnov.
Gambar 4.60 Uji Homogenity Anova Dua Arah dengan Interaksi
Nilai significant dari semua rata-rata hasil produksi roti yang didapat semuanya diatas 0,05.
Berdasarkan output test of homogeneity of
variance yaitu based on trimmed mean
nilai significant dari semua rata-rata
hasil produksi yang diproduksi oleh PT Kencana Makmur adalah diatas 0,05, yang
artinya data tersebut diterima dan homogen.
4.4.3 Perhitungan Manual
Perhitungan
manual dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus yang terdapat dalam modul anova
dua arah untuk mendapatkan nilai yang berarti untuk jawaban dari studi kasus
diatas. Perhitungan manual dalam modul anova dua arah ini terbagi atas dua,
yaitu perhitungan manual untuk anova dua arah tanpa interaksi dan perhitungan
manual untuk anova dua arah dengan interaksi.
1.
Perhitungan
Manual Anova Dua Arah Tanpa Interaksi
Perhitungan
manual untuk jumlah data anova dua arah tanpa interaksi adalah bentuk pengolahan
data dari studi kasus tentang ada atau tidaknya pengaruh yang terjadi antara
jenis-jenis produksi terhadap hasil produksi dan ada atau tidaknya pengaruh
yang terjadi antara hasil produksi terhadap macam-macam rasa. Berikut ini
adalah perhitungan manual untuk anova dua arah tanpa interaksi.
a. Menentukan formulasi hipotesis
1) Pengaruh
Baris
Ho : Tidak
terdapat pengaruh antara jenis-jenis produksi terhadap hasil Produksi
H1: Sekurang-kurangnya
terdapat satu pengaruh antara jenis-jenis
produksi
terhadap hasil produksi.
2) Pengaruh Kolom
Ho:
Tidak terdapat pengaruh antara macam-macam rasa terhadap hasil produksi.
H1: Sekurang-kurangnya teradapat satu pengaruh
antara macam-macam rasa terhadap hasil penjualan.
b. Menentukan
taraf nyata (
b = 5 ; k = 4
Taraf
nyata ditentukan dengan derajat pembilang dan derajat penyebut
1)
Untuk
baris
F
2) Untuk kolom : v1 = k-1 dan v2
= (k-1) .(b-1). F
F
c.
Menentukan kriteria pengujian
1) Untuk baris : Ho diterima apabila Fo
Ho
ditolak apabila Fo
2)
Untuk
kolom : Ho diterima apabila Fo
Ho ditolak apabila Fo
d.
Uji Statistik
1)
Jumlah Kuadrat Total (JKT)
JKT =
2)
Jumlah Kuadrat Baris (JKB)
JKB
=
3)
Jumlah Kuadrat Kolom (JKK)
JKK =
= 1,2
4) Jumlah Kuadrat Error
(JKE)
JKE = JKT – JKB – JKK
JKE = 160658,8-160628,8-1,2
= 28,8
Tabel 4.15 Anova Dua Arah Tanpa Interaksi
Sumber
Varians |
Jumlah Kuadrat |
Derajat Bebas |
Rata-Rata Kuadrat |
Fo |
Rata-Rata Baris |
160628,8 |
4 |
S12
= 40157,2 |
|
Rata-Rata Kolom |
1,2 |
3 |
S22
= 0,4 |
|
Error |
28,8 |
12 |
S32
= 2,4 |
|
Total |
160658,8 |
19 |
|
e.
Kesimpulan
1)
Karena Fo = 16732,17 ˃ F0,05(4;12) = 3,26 maka Ho ditolak. Jadi terdapat
pengaruh antara jenis-jenis produksi terhadap hasil produksi.
2)
Karena Fo = 0,1667 ≤ F0,05(3;12) = 3,49 maka Ho diterima. Jadi tidak
terdapat pengaruh antara macam-macam rasa terhadap hasil produksi.
2.
Perhitungan
Manual Anova Dua Arah dengan Interaksi
Perhitungan manual anova
dua arah dengan interaksi adalah bentuk pengolahan data dari studi kasus
tentang ada atau tidaknya pengaruh yang terjadi antara jenis-jenis produksi
terhadap jumlah produksi, macam-macam rasa terhadap jumlah produksi dan
interaksi yang terjadi antara jenis-jenis produksi terhadap macam-macam rasa. Berikut
ini adalah perhitungan manual untuk anova dua arah dengan interaksi.
a. Menentukan Hipotesis
1)
Pengaruh Baris
Ho
: Tidak terdapat pengaruh
antara jenis produksi terhadap hasil produksi
H1 :
Sekurang-kurangnya terdapat satu pengaruh antara jenis produksi terhadap hasil produksi
2) Pengaruh Kolom
Ho : Tidak
terdapat pengaruh antara macam-macam rasa terhadap hasil produksi.
H1 : Sekurang-kurangnya
terdapat satu pengaruh
antara macam-macam rasa terhadap hasil produksi
3)
Pengaruh
Interaksi
Ho : Tidak terdapat interaksi yang sama
antara jenis produksi terhadap
macam-macam rasa
H1 : Sekurang-kurangnya terdapat satu
interaksi antara jenis produksi terhadap macam-macam rasa
b. Taraf nyata 5% = 0,05
1) Untuk baris
F
2)
Untuk
Kolom
F
3)
Untuk
Interaksi
F
c. Menentukan kriteria pengujian
1)
Untuk
baris
Ho diterima apabila F0
≤ 2,808
Ho
ditolak apabila F0 > 2,808
2)
Untuk
kolom
Ho diterima apabila F0
≤ 2,808
Ho
ditolak apabila F0 2,808
3)
Untuk
interaksi
Ho
diterima apabila F0 ≤ 2,088
Ho ditolak apabila F0
> 2,088
Tabel 4.16 Analisis Varians
|
M1 |
M2 |
M3 |
M4 |
Total |
J1 |
2814 |
2809 |
2810 |
2806 |
11239 |
J2 |
2614 |
2626 |
2626 |
2614 |
10480 |
J3 |
2726 |
2730 |
2732 |
2730 |
10918 |
J4 |
2566 |
2571 |
2572 |
2568 |
10277 |
Total |
10720 |
10736 |
10740 |
10718 |
42914 |
d. Uji
Statistik
JKT =
=
52002,44
JKB
=
JKK
=
JKI =
JKE
= JKT – JKB – JKK – JKI
JKE
= 52002,44 – 51365,315 – 21,69 – 110,935
=
504,5
Tabel
4.17 Tabel Anova Dua Arah dengan
Interaksi
Sumber varians |
Jumlah
kuadrat |
Derajat
bebas |
Rata-rata
kuadrat |
Fo |
Rata-rata baris
Rata-rata kolom
Interaksi
Error |
51365,315
21,69
110,935
504,5 |
3
3
9
48 |
S12
= 17121,77
S22
= 7,23
S32
= 12,326
S42
= 10,51
|
F1
= 1629,093
F2
= 0,688
F3
= 1,172
|
Total |
52002,44 |
63 |
|
|
e.
Kesimpulan
1)
Karena
F0 = 1629,093
> F0,05(3;48) = 2,808,
maka Ho ditolak. Jadi, terdapat pengaruh antara jenis-jenis produksi terhadap hasil
produksi.
2)
Karena
F0 = 0,688 ≤ F0,05(3;48) = 2,808,
maka Ho diterima. Jadi, tidak terdapat pengaruh antara macam-macam rasa
terhadap hasil produksi.
3)
Karena
F0 = 1,172 ≤ F0,05(9;48) = 2,088,
maka Ho diterima. Jadi,
tidak terdapat interaksi antara jenis-jenis produksi terhadap hasil produksi.
4.4.4 Pengolahan Software
Pengolahan
software dalam modul anova dua arah
ini dilakukan dengan menggunakan software
SPSS 16.0. Penggunaan software SPSS
dalam pengolahan data ini berguna untuk mempermudah dalam menentukan
nilai-nilai yang berhubungan dengan anova dua arah. Berikut ini adalah tahapan
pengolahan software untuk anova dua
arah tanpa interaksi dan anova dua arah dengan interaksi.
1. Pengolahan
Software Anova Dua Arah Tanpa
Interaksi
Langkah pertama dalam pengolahan software untuk anova dua arah tanpa interaksi adalah memilih sheet ‘variable view’ kemudian ketik
‘Jenis_Jenis_Produksi’,‘Macam_Macam_Rasa’ dan ‘Hasil_Produksi’ ke dalam tabel Name. Ubah nilai decimals menjadi 0. Langkah
berikutnya memilih kolom values,
lalu tambahkan data untuk keterangan dari ‘Jenis_Jenis_Produksi’. Ketik angka 1
dengan label “Roti”, angka 2 dengan label “Cupcake”,
angka 3 dengan label “Donat”, angka 4 dengan label “Kue Bolu”, dan angka 5
dengan label “Biskuit”. Setelah semua keterangan telah di input, langkah selanjutnya adalah menambahkan data untuk keterangan
dari ‘Macam_Macam_Rasa’. Ketik angka 1 dengan label ‘Greentea’, angka 2 dengan label ‘Coklat’, angka 3 dengan label ‘Strawberry’ dan angka 4 dengan label
‘Keju’. Setelah semua data dan label telah ter-input, langkah selanjutnya adalah memilih OK.
Gambar
4.61
Input Value Labels untuk ‘Jenis Jenis Produksi’
Gambar
4.62
Input Value Labels untuk ‘Macam-Macam Rasa’
Langkah-langkah
diatas adalah langkah untuk menambahkan keterangan pada variabel
‘Jenis_Jenis_Produksi’ dan ‘Macam_Macam_Rasa’. Berikut ini adalah tampilan dari
input data yang ada pada sheet variable value.
Gambar
4.63
Input nilai Anova Dua Arah
Langkah berikutnya memilih sheet
data view, kemudian input
seluruh data ke dalam kolom yang sesuai dengan variabel dan value labels yang telah ditentukan. Lalu
akan muncul data seperti gambar berikut ini.
Gambar 4.64 Input Data Jumlah Anova
Dua Arah Tanpa Interaksi
Langkah selanjutnya adalah menentukan
output anova dengan cara memilih menu
analyze, kemudian memilih General Linear Model, lalu memilih Univariate. Berikut
ini adalah tampilan dari langkah tersebut.
Gambar 4.65 Menu Analyze
Langkah berikutnya adalah memindahkan variabel
“Hasil_Produksi” ke dalam kolom dependent
list, variabel “Jenis_Jenis_Produksi” ke dalam kolom fixed factor(s) dan variabel “Macam_Macam_Rasa” ke dalam kolom Random factor(s). Langkah berikutnya adalah memilih OK. Berikut ini adalah
tampilan dari langkah tersebut.
Gambar 4.66 Menu Univariate
Langkah-langkah diatas akan
memunculkan output untuk anova dua
arah tanpa interaksi berupa between-subjects
factors dan test of between-subjects
effects. Berikut ini adalah tampilan dari output tersebut.
Gambar 4.67 Between-Subjects Factors
Gambar 4.68 Test of Between-Subjects Effects
2. Pengolahan
Software Anova Dua Arah dengan
Interaksi
Langkah pertama dalam pengolahan software untuk anova dua arah tanpa interaksi adalah memilih sheet ‘variable view’ kemudian ketik
‘Jenis_Jenis_Produksi’,‘Macam_Macam_Rasa’ dan ‘Hasil_Produksi’ ke dalam tabel Name. Ubah nilai decimals menjadi 0. Langkah
berikutnya memilih kolom values,
lalu tambahkan data untuk keterangan dari ‘Jenis_Jenis_Produksi’. Ketik angka 1
dengan label “Roti”, angka 2 dengan label “Cupcake”,
angka 3 dengan label “Donat” dan angka 4 dengan label “Kue Bolu”. Setelah semua
keterangan telah di input, langkah
selanjutnya adalah menambahkan data untuk keterangan dari ‘Macam_Macam_Rasa’.
Ketik angka 1 dengan label ‘Greentea’,
angka 2 dengan label ‘Coklat’, angka 3 dengan label ‘Strawberry’ dan angka 4 dengan label ‘Keju’. Setelah semua data dan
label telah ter-input, langkah
selanjutnya adalah memilih OK.
Gambar
4.69
Value Labels Jenis Jenis Produksi Anova Dua Arah
dengan Interaksi
Gambar
4.70
Value
Labels
Macam-Macam Rasa Anova Dua Arah dengan Interaksi
Langkah-langkah
diatas adalah langkah untuk menambahkan keterangan pada variabel ‘jenis jenis
produksi’ dan ‘macam-macam produksi’. Berikut ini adalah tampilan dari input data yang ada pada sheet variable value.
Gambar
4.71
Input nilai Anova Dua Arah
Langkah berikutnya memilih sheet data view,
kemudian input seluruh data ke dalam
kolom yang sesuai dengan variabel dan value
labels yang telah ditentukan. Lalu akan muncul data seperti gambar berikut
ini.
Langkah selanjutnya adalah menentukan output anova dengan cara memilih menu analyze, kemudian memilih General Linear Model, lalu memilih Univariate. Berikut ini adalah tampilan dari langkah tersebut
Gambar 4.73 Menu Analyze
Langkah berikutnya adalah memindahkan
variabel “Hasil_Produksi” ke dalam kolom dependent
list, variabel “Jenis_Jenis_Produksi” dan variabel “Macam_Macam_Rasa” ke
dalam kolom fixed factor(s). Langkah
berikutnya adalah memilih OK. Berikut ini adalah tampilan dari langkah
tersebut.
Gambar 4.74 Menu Univariate
Langkah-langkah diatas akan
memunculkan output untuk anova dua
arah tanpa interaksi berupa between-subjects
factors dan test of between-subjects
effects. Berikut ini adalah tampilan dari output tersebut.
Gambar 4.75 Output Between-Subjects Factors
Gambar 4.76 Output Test of
Between-Subjects Effects
4.4.5 Analisis
Perhitungan Manual
Analisis
perhitungan manual didapatkan dari hasil perhitungan manual data dalam dua
studi kasus diatas, yaitu studi kasus anova dua arah tanpa interaksi dan anova
dua arah dengan interaksi. Berikut ini adalah analisis dari pehitungan manual
tersebut.
1.
Analisis
Perhitungan Manual Anova Dua Arah Tanpa Interaksi
Metode
perhitungan manual yang digunakan yaitu dengan menggunakan rumus pada modul
anova dua arah tanpa interaksi. Langkah pertama yang harus dilakukan ialah
membuat hipotesis. Hipotesis yang dipakai disini ada 2 utnuk pengaruh baris dan
kolom yaitu untuk pengaruh baris H0 tidak terdapat pengaruh antara jenis-jenis produksi terhadap
hasil produksi dan untuk H1 sekurang-kurangnya terdapat satu pengaruh antara jenis-jenis produksi terhadap hasil produksi.
Pengaruh kolom untuk H0 hipotesisnya adalah tidak terdapat pengaruh antara
macam-macam rasa terhadap hasil produksi dan H1 yaitu
sekurang-kurangnya terdapat satu pengaruh antara macam-macam rasa terhadap
hasil penjualan.
Menentukan
taraf nyata dapat dilihat pada tabel distribusi F, taraf nyata ditentukan
dengan derajat pembilang (V1) , (V2). Untuk derajat
pembilang pada V1dan V2 untuk baris didapatkan hasil
sebesar masing-masing 4 dan 12 yang didapat dari perhitungan. Sementara V1
dan V2untuk kolom hasil yang didapat sebesar masing-masing 3
dan 12 yang didapat dari perhitungan. Nilai F yang diperoleh pada rumus
interpolasi terhadap baris sebesar 3,26 dari Fa(4;12) dan nilai F
untuk kolom sebesar 3,49 (3;12) kemudian dilakukan uji statistik untuk mencari
berapa nilai dari jumlah kuadrat total (JKT), jumlah kuadrat baris (JKB)
,jumlah kuadrat kolom (JKK), jumlah kuadrat error
(JKE). Nilai jumlah kuadarat total (JKT) yang diperoleh sebesar 160658,8 dari
perhitungan. Nilai jumlah kuadrat baris (JKB) yang diperoleh sebesar 160628,8
yang didapat dari perhitungan. Nilai jumlah kuadrat kolom (JKK) yang diperoleh
sebesar 1,2 yang didapat dari perhitungan . Nilai jumlah kuadrat error (JKE) yang diperoleh sebesar 28,8
yang didapat dari jumlah kuadrat total dikurang jumlah kuadrat kolom.
Tabel
anova dua arah tanpa interaksi dicari berapa rata-rata baris, rata-rata kolom
dan rata-rata error untuk jumlah
kuadrat (JK), derajat bebas (db), rata-rata kuadrat (RK), serta berapa nilai
dari F hitung. Jumlah kuadrat untuk rata-rata baris didapatkan hasil sebesar
160628,8 diambil dari hasil jumlah kuadrat baris (JKB).Jumlah kuadrat untuk
rata-rata kolom didapatkan hasil sebesar 1,2 diambil dari hasil jumlah kuadrat
kolom (JKK), serta jumlah kuadrat rata-rata error
didapat hasil 28,8 diambil dari hasil jumlah kuadrat error (JKE), total hasil jumlah kuadrat (JK) sebesar 160658,8
diperoleh dari jumlah kuadrat rata-rata baris ditambah jumlah kuadrat rata-rata
kolom ditambah jumlah kuadrat rata-rata error.
Derajat
bebas rata-rata baris didapat hasil sebesar 4 yang diperoleh dari perhitungan V1untuk
baris, kemudian untuk derajat bebas rata-rata kolom didapat dari perhitungan V1kolom
sebesar 3, serta derajat bebas eror didapat dari V2 baris dan kolom
yang nilainya sama yaitu sebesar 12 dan nilai total db yang diperoleh 19 dari
derajat bebas rata-rata baris dan kolom ditambah derajat bebas rata-rata error. Rata-rata kuadarat baris didapat
hasil sebesar 40157,2 yang diperoleh dari jumlah kuadrat rata-rata baris dibagi
derajat bebas rata-rata baris , kemudian untuk rata-rata kuadrat kolom didapat
hasil sebesar 0,4 yang diperoleh dari jumlah kuadrat rata-rata kolom dibagi
derajat bebas rata-rata kolom, kemudian untuk rata-rata error didapat hasil sebesar 2,4 yang didapat dari jumlah kuadrat error dibagi derajat bebas error. Nilai F hitung yang diperoleh
dari hasil perhitungan untuk F1 baris sebesar 16732,17 didapat dari
rata-rata kuadrat baris dibagi rata-rata kuadrat error. Nilai F hitung untuk kolom yaitu F2 diperoleh
hasil sebesar 2 yang didapat dari
rata-rata kuadrat kolom dibagi rata-rata kuadrat error.
Sesuai dari kriteria pengujian apabila Fohitung
lebih kecil dari F tabel (Fo≤ 3,26)Hoditerima, maka dapat
disimpulkan bahwa F1 untuk baris Ho ditolak karena nilai
F hitung sebesar 16732,17 lebih besar dari pada F1 tabel sebesar
3,26. Jadi, terdapat pengaruh antara jenis-jenis produksi terhadap hasil
produksi dan apabila Fo hitung lebih kecil dari F tabel (Fo≤
3,49)Hoditerima, maka F2 untuk kolom Ho diterima
karena nilai F hitung sebesar 2 lebih kecil dari pada F tabel sebesar 3,49.
Jadi, tidak terdapat pengaruh antara macam-macam rasa terhadap hasil produksi.
2.
Analisis
Perhitungan Manual Anova Dua Arah Dengan Interaksi
Metode
perhitungan manual yang digunakan yaitu dengan menggunakan rumus pada modul
anova dua arah dengan interaksi. Langkah pertama yang harus dilakukan ialah membuat
hipotesis. Hipotesis yang dipakai disini ada 3 utnuk pengaruh baris, kolom,
ineraksi yaitu untuk pengaruh baris H0 tidak terdapat pengaruh
antara jenis produksi terhadap hasil produksi dan untuk H1 sekurang-kurangnya
terdapat satu pengaruh antara jenis produksi terhadap hasil produksi. Pengaruh
kolom untuk H0 hipotesisnya adalah tidak terdapat pengaruh antara
macam-macam rasa terhadap hasil produksi dan H1 yaitu sekurang-kurangnya
terdapat satu pengaruh antara macam-macam rasa terhadap hasil produksi. Untuk
pengaruh interaksi H0 tidak terdapat interaksi yang sama antara
jenis produksi terhadap macam-macam rasa dan untuk H1 sekurang-kurangnya
terdapat satu interaksi antara jenis produksi terhadap macam-macam rasa.
Menentukan
taraf nyata dapat dilihat pada tabel distribusi F, taraf nyata ditentukan
dengan derajat pembilang (V1) , (V2) . Untuk derajat
pembilang pada V1 dan V2 untuk baris didapatkan hasil
sebesar masing-masing 3 dan 48 yang didapat dari perhitungan. Sementara V1
dan V2 untuk kolom sama hasilnya yaitu masing-masing sebesar 3
dan 48 yang didapat dari perhitungan dan untuk derajat pembilang pada V1 dan
V2 untuk interkasi didapatkan hasil sebesar masing-masing 9 dan 48
yang didapat dari perhitungan.
Nilai
F yang diperoleh pada rumus interpolasi terhadap baris sebesar 2,808 dari Fa(3;48),
nilai F untuk kolom sebesar 2,808 (3;48), dan nilai F diperoleh untuk interaksi
sebesar 2,088 (9;48)dan kemudian
dilakukan uji statistik untuk mencari berapa nilai dari jumlah kuadrat total
(JKT), jumlah kuadrat baris (JKB) ,jumlah kuadrat kolom (JKK), jumlah kuadrat error (JKE). Nilai jumlah kuadarat total
(JKT) yang diperoleh sebesar 35320 dari perhitungan. Nilai jumlah kuadrat baris
(JKB) yang diperoleh sebesar 35133 yang didapat dari perhitungan. Nilai jumlah
kuadrat kolom (JKK) yang diperoleh sebesar 23 yang didapat dari perhitungan. Nilai
jumlah kuadrat interaksi (JKI) yang diperoleh sebesar 32 yang didapat dari
perhitungan .Nilai jumlah kuadrat error
(JKE) yang diperoleh sebesar 114 yang didapat dari jumlah kuadrat total
dikurang jumlah kuadrat kolom dikurang jumlah kuadrat interaksi.
Tabel anova dua arah dengan interaksi dicari
berapa rata-rata baris, rata-rata kolom dan rata-rata error untuk jumlah kuadrat (JK), derajat bebas (db), rata-rata
kuadrat (RK), serta berapa nilai dari F hitung. Jumlah kuadrat untuk rata-rata
baris didapatkan hasil sebesar 35133 diambil dari hasil jumlah kuadrat baris
(JKB). Jumlah kuadrat untuk rata-rata kolom didapatkan hasil sebesar 23 diambil
dari hasil jumlah kuadrat kolom (JKK), jumlah kuadrat untuk interaksi
didapatkan hasil sebesar 32 diambil dari hasil jumlah kuadrat interaksi (JKI) ,serta
jumlah kuadrat rata-rata error
didapat hasil 114 diambil dari hasil jumlah kuadrat error (JKE), total hasil jumlah kuadrat (JK) sebesar 35302
diperoleh dari jumlah kuadrat rata-rata baris ditambah jumlah kuadrat rata-rata
kolom ditambah jumlah kuadrat rata-rata error.
Derajat bebas rata-rata baris didapat
hasil sebesar 3 yang diperoleh dari perhitungan V1 untuk baris,
kemudian untuk derajat bebas rata-rata kolom didapat dari perhitungan V1
kolom sebesar 3, kemudian untuk derajat bebas interaksi didapat dari
perhitungan V1interaksi sebesar 9 ,serta derajat bebas eror didapat
dari V2 baris, kolom, dan interaksi yang nilainya sama yaitu sebesar
48 dan nilai total db yang diperoleh 63 dari derajat bebas rata-rata baris dan
kolom ditambah derajat bebas rata-rata error.
Rata-rata kuadarat baris didapat hasil sebesar 11711 yang diperoleh dari jumlah
kuadrat rata-rata baris dibagi derajat bebas rata-rata baris ,untuk rata-rata kuadrat
kolom didapat hasil sebesar 7,67 yang diperoleh dari jumlah kuadrat rata-rata
kolom dibagi derajat bebas rata-rata kolom, kemudian untuk rata-rata inetraksi
didapat hasil sebesar 3,56 yang diperoleh dari jumlah kuadrat interaksi dibagi
derajat bebas interaksi, kemudian untuk rata-rata error didapat hasil sebesar 2,375 yang didapat dari jumlah kuadrat error dibagi derajat bebas error. Nilai F hitung yang diperoleh
dari hasil perhitungan untuk F1 untuk baris sebesar 4930,95 didapat
dari rata-rata kuadrat baris dibagi rata-rata kuadrat error. Nilai F hitung untuk kolom yaitu F2 untuk kolom diperoleh
hasil sebesar 3,23 yang didapat dari
rata-rata kuadrat kolom dibagi rata-rata kuadrat error dan nilai F hitung untuk interkasi yaitu F3 untuk
interaksi diperoleh hasil sebesar 1,50 yang didapat dari rata-rata kuadrat interaksi
dibagi rerata kuadrat error.
Sesuai dari kriteria pengujian apabila Fo hitung lebih kecil dari F
tabel (Fo≤ 2,808) Ho diterima, maka dapat disimpulkan
bahwa F1 untuk baris Ho tolak karena nilai F hitung
sebesar 1629,093 lebih besar dari pada F tabel sebesar 2,808. Jadi, terdapat
pengaruh antara jenis-jenis produksi terhadap hasil produksi, kemudian F2 untuk
kolom Ho terima karena nilai F hitung sebesar 0,688 lebih kecil dari
pada F tabel sebesar 2,808. Jadi, terdapat pengaruh antara macam-macam rasa
terhadap hasil produksi. Apabila Fo hitung lebih kecil dari F tabel
(Fo≤ 2,088) Ho diterima maka F3 untuk interaksi
Ho terima karena nilai F hitung sebesar 1,172 lebih kecil dari pada
F tabel sebesar 2,088. Jadi, tidak terdapat interaksi antara jenis-jenis
produksi terhadap hasil produksi.
4.4.6 Analisis
Pengolahan Software
Analisis
pengolahan software merupakan
penjelasan dari hasil pengolahan yang telah diperoleh dari pengolahan software SPSS 16.0. Analisis
perhitungan software pada modul anova
satu arah terdiri dari dua analisis, yaitu analisis terhadap anova satu arah
dengan sampel sama banyak, dan anova satu arah dengan sampel tidak sama banyak.
Berikut ini adalah analisis dari kedua perhitungan software tersebut.
1.
Analisis
Pengolahan Software Anova Dua Arah
Tanpa Interaksi
Output
pertama pada anova dua arah tanpa interaksi adalah Between-Subjects Factor,
menunjukkan lima jenis produksi yaitu roti, cupcake, donat, kue
bolu, dan biskuit yang menjelaskann
produksi 5 jenis rasa terhadap roti, cupcake, donat,
kue bolu, dan biskuit. Begitu juga pada rasa
setiap masing-masing roti, cupcake, donat, kue bolu, dan biskuit yang terdiri dari rasa green
tea, coklat, strawberry, dan keju, yang
menjelaskan tentang jenis produksi pada hasil produksi
Output kedua pada anova dua arah tanpa interaksi adalah Test of Between-Subjects Effects menjelaskan tentang hasil hipotesis, pada nilai Type III Sum Of Squares terdapat nilai jumlah kuadrat baris (JKB)
sebesar 160628,800 dengan derajat bebas sebesar 4, rata-rata kuadrat sebesar
40157,200 dengan nilai Fhitung sebesar 1,673x107.
Nilai signifikan yang didapat
adalah sebesar 0,000, karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis h0 ditolak yang berarti tidak terdapat hubungan antara jenis
produksi dengan hasil produksi Macam-macam
rasa terdapat jumlah kuadrat kolom (JKK) sebesar 1,200 dengan derajat bebas sebesar 3,
rata-rata kuadrat sebesar 0,400 dan nilai Fhitung
sebesar 0,167. Nilai signifikan sebesar 0,917,
karena nilai signifikan lebih besar dibandingkan dengan nilai
0,05 maka hipotesis h0 diterima. Kesimpulannya adalah terdapat hubungan antara macam-macam
rasa dengan hasil produksi
2.
Analisis Pengolahan Software
Anova Dua Arah Dengan Interaksi
Output
pertama pada anova dua arah dengan interaksi adalah Between-Subjects Factor,
menunjukkan empat jenis produksi yaitu roti, cupcake, donat, dan kue bolu, yang menjelaskan produksi 4 jenis rasa terhadap roti, cupcake, donat, dan kue bolu, setiap
jenis produksi mempunyai variabel sebesar 16. Begitu juga pada macam-macam rasa setiap masing-masing
roti, cupcake, donat, dan kue bolu yang terdiri dari rasa green
tea, coklat, strawberry, dan keju,macam-macam rasa juga mempunyai variabel
sebesar 16 yang menjelaskan tentang jenis
produksi pada hasil
produksi.
Output kedua pada anova dua arah dengan interaksi adalah Test of Between-Subjects Effects menjelaskan tentang hasil hipotesis, pada nilai Type III Sum Of Squares terdapat nilai
jumlah kuadrat baris (JKB) sebesar 35132,813, nilai jumlah
kuadrat kolom (JKK) sebesar 23,187 , nilai jumlah kuadrat error (JKE) sebesar 114,500, dan nilai jumlah kuadrat total (JKT)
sebesar 35301,938. Derajat Bebas JKB dan JKK sebesar 3, untuk derajat bebas JKE
sebesar 48, dan untuk JKT sebesar 63. Mean
square JKB sebesar 11710,938, untuk JKK nilainya sebesar 7,729, dan untuk
JKE nilainya sebes ar 2,385 dengan nilai Fhitung sebesar
4,909x103 untuk
JKB, karena nilai Fhitung lebih
besar dari Ftabel
maka hipotesis ditolak.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara jenis produksi dengan
hasil produksi. Nilai signifikan
yang didapat sebesar 0,000, karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis ditolak.
Berdasarkan hasil pengolahan software didapatkan
nilai Fhitung untuk kolom, yaitu sebesar 3,240 lebih besar dari Ftabel,
maka hipotesis ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara macam-macam rasa
terhadap hasil produksi. Nilai signifikan
yang didapat sebesar 0,030 karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis ditolak.
Berdasarkan hasil pengolahan software didapatkan
nilai Fhitung untuk interaksi antara jenis produksi terhadap
macam-macam rasa yaitu sebesar 1,464 lebih kecil dari Ftabel,
maka hipotesis diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi
antara jenis produksi terhadap macam-macam rasa. Nilai sig. yang didapat
sebesar 0,189 menunjukkan bahwa hipotesis diterima karena lebih besar dari
0,05.
4.4.7 Analisis
Perbandingan Perhitungan
Manual dan Pengolahan Software
Berdasarkan
hasil analisis kedua pengolahan data diatas, yaitu dengan cara perhitungan
manual dan pengolahan software,
didapatkan nilai perbandingan pengolahan data untuk studi kasus anova dua arah
tanpa interaksi dan anova daua arah dengan interaksi. Berikut ini adalah
analisis perbandingan dari kedua pengolahan data diatas untuk anova dua arah
tanpa interaksi dan anova dua arah dengan interaksi
1.
Analisis
Perbandingan Anova Dua Arah Tanpa Interaksi
Berdasarkan
hasil analisis kedua pengolahan data untuk anova dua arah tanpa interaksi,
didapatkanlah nilai-nilai perbandingan. Berikut ini adalah nilai perbandingan
dari perhitungan manual dan pengolahan software
dengan menggunakan SPSS 16.0.
Tabel
4.18 Analisis
Perbandingan Anova Dua Arah Tanpa Interaksi
No |
|
Perhitungan Manual |
Pengolahan Software |
1 |
Jumlah Kuadrat Baris |
160628,8 |
160628,800 |
2 |
Jumlah Kuadrat Kolom |
1,2 |
1,2 |
3 |
Jumlah Kuadrat Error |
28,8 |
28,8 |
4 |
Jumlah Kuadrat Total |
160658,8 |
- |
5 |
Nilai Derajat Bebas Baris |
4 |
4 |
6 |
Nilai Derajat Bebas Kolom |
3 |
3 |
7 |
Nilai Derajat Bebas Error |
12 |
12 |
8 |
Nilai Derajat Bebas Total |
19 |
- |
9 |
Nilai Rata-Rata Kuadrat Baris |
40157,2 |
40157,200 |
10 |
Nilai Rata-Rata Kuadrat Kolom |
0,4 |
0,4 |
11 |
Nilai Rata-Rata Kuadrat Error |
2,4 |
2,4 |
12 |
Nilai Distribusi F1 |
16732,17 |
1,673x104 |
13 |
Nilai Distribusi F2 |
0,1667 |
0,167 |
Berdasarkan hasil perbandingan kedua
pengolahan data diatas, didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda. Perbedaan
terjadi pada saat pembulatan angka. Kelebihan untuk pengolahan data menggunakan
perhitungan manual adalah praktikan bisa lebih memahami tentang perhitungan
yang terdapat dalam modul anova, sedangkan kelemahannya adalah dalam melakukan
proses perhitungan diperlukan ketelitian agar hasil yang didapatkannya benar.
Sering kali karena faktor ketidak telitian ini, hasil yang didapakan salah dan
harus melakukan perhitungan ulang yang menghabiskan waktu lama. Kelebihan untuk
pengolahan data dengan cara pengolahan software
adalah lebih praktis dalam menentukan nilai-nilai anova sehingga tidak
memerlukan waktu yang lama dan data yang didapatkan lebih akurat daripada perhitungan
manual. Kelemahaannya adalah praktikan tidak bisa menerapkan langsung
perhitungan yang terdapat didalam modul anova.
2.
Analisis
Perbandingan Anova Dua Arah Dengan Interaksi
Berdasarkan
hasil analisis kedua pengolahan data untuk anova dua arah dengan interaksi
diatas, didapatkanlah nilai-nilai perbandingan. Berikut ini adalah nilai
perbandingan dari perhitungan manual dan pengolahan software dengan menggunakan SPSS 16.0.
Tabel
4.19 Analisis
Perbandingan Anova Dua Arah dengan Interaksi
No |
|
Perhitungan Manual |
Pengolahan Software |
1 |
Jumlah Kuadrat Baris |
35133 |
35132,813 |
2 |
Jumlah Kuadrat Kolom |
23 |
23,187 |
3 |
Jumlah Kuadrat Interaksi |
32 |
31,438 |
4 |
Jumlah Kuadrat Error |
114 |
114,5 |
5 |
Jumlah Kuadrat Total |
35302 |
35301,938 |
6 |
Nilai Derajat Bebas Baris |
3 |
3 |
7 |
Nilai Derajat Bebas Kolom |
3 |
3 |
8 |
Nilai Derajat Bebas Interaksi |
9 |
9 |
9 |
Nilai Derajat Bebas Error |
48 |
48 |
10 |
Nilai Derajat Bebas Total |
63 |
63 |
11 |
Nilai Rata-Rata Kuadrat Baris |
11711 |
11710,938 |
12 |
Nilai Rata-Rata Kuadrat Kolom |
7,67 |
7,729 |
13 |
Rata-Rata Kuadrat Interaksi |
3,56 |
3,493 |
14 |
Nilai Rata-Rata Kuadrat Error |
2,375 |
2,385 |
15 |
Nilai Distribusi F1 |
4,930,95 |
4,909x103 |
16 |
Nilai Distribusi F2 |
3,23 |
3,240 |
17 |
Nilai Distribusi F3 |
1,5 |
1,464 |
Kelebihan
untuk pengolahan data menggunakan perhitungan manual adalah praktikan bisa
lebih memahami tentang perhitungan yang terdapat dalam modul anova, sedangkan
kelemahannya adalah dalam melakukan proses perhitungan diperlukan ketelitian
agar hasil yang didapatkannya benar. Sering kali karena faktor ketidak telitian
ini, hasil yang didapakan salah dan harus melakukan perhitungan ulang yang
menghabiskan waktu lama. Kelebihan untuk pengolahan data dengan cara pengolahan
software adalah lebih praktis dalam
menentukan nilai-nilai anova sehingga tidak memerlukan waktu yang lama dan data
yang didapatkan lebih akurat daripada perhitungan manual. Kelemahaannya adalah
praktikan tidak bisa menerapkan langsung perhitungan yang terdapat didalam
modul anova.
4.5. Nonparametric Statistics
Dunia
industri khususnya pada perusahaan manufaktur seringkali mendapati permasalahan
pada proses produksi yang berkaitan dengan produktivitas dan keuntungan yang
diperoleh perusahaan. Seringkali data hasil pengamatan dari sampel yang telah
diambil untuk diteliti tidak memenuhi asumsi-asumsi dari statistika parametrik.
Nonparametric Statistics adalah
solusi dari permasalahan tersebut dalam membantu perusahaan untuk memperbaiki
masalah-masalah yang ditemui dalam proses produksi agar produktivitas
perusahaan dapat berjalan dengan baik dan keuntungan yang diperoleh perusahaan
lebih maksimal.
4.5.1 Studi Kasus
Studi kasus berisi
tentang permasalahan yang terjadi di dalam perusahaan dalam menggunakan modul nonparametric statistics sebagai solusi
dari permasalahan tersebut. Studi kasus dalam modul nonparametric statistics terdiri dari dua macam, yaitu studi kasus untuk
peringkat bertanda Wilcoxon dan studi kasus untuk uji kebebasan Chi-Square. Berikut ini adalah studi
kasus yang terdapat dalam modul statistic
nonparametrics.
1.
Studi
Kasus Peringkat Bertanda Wilcoxon
PT Kencana Makmur adalah sebuah perusahaan yang bergerak
pada bidang produksi roti, kue dan makanan ringan seperti biskuit, kue tart,
kue lapis, kue bolu, donat, cupcake,
dan keripik kentang dengan berbagai rasa. Setiap akhir tahunnya, perusahaan
mengadakan rapat evaluasi tentang hasil produksi, hasil penjualan yang telah
dicapai, dan usaha untuk meningkatkan kembali produktivitas perusahaan.
Berdasarkan hasil rapat, penjualan produk yang dihasilkan oleh PT Kencana
Makmur mendapat respon positif dari konsumen, terutama pada produksi roti.
Peningkatan penjualan dan tingginya minat konsumen untuk membeli produk roti
yang dihasilkan oleh PT Kencana Makmur membuat perusahaan berusaha untuk lebih
meningkatkan produksi roti yang dihasilkan dengan mengganti mesin produksi yang
lama dengan mesin produksi yang baru. Setelah dilakukan pengamatan selama dua
hari, pada hari pertama perusahaan mencatat data hasil produksi 20 varian rasa
roti dari produksi yang dihasilkan oleh mesin lama, sedangkan pada hari kedua
perusahaan mencatat data hasil produksi 20 varian rasa roti dari produksi yang
dihasilkan oleh mesin baru. Berikut ini adalah data hasil produksi 20 varian
rasa roti yang dihasilkan oleh mesin lama dan data hasil produksi 20 varian
rasa roti yang dihasilkan oleh mesin baru.
Tabel 4.20 Data Hasil Pengamatan Pengujian Wilcoxon
Macam-Macam Rasa Roti |
Hasil Produksi |
|
Mesin Lama |
Mesin Baru |
|
Keju |
750 |
962 |
Coklat |
790 |
995 |
Strawberry |
770 |
977 |
Mocca |
730 |
927 |
Vanilla |
740 |
939 |
Green Tea |
690 |
888 |
Nanas |
650 |
863 |
Melon |
660 |
857 |
Srikaya |
695 |
896 |
Tiramissu |
670 |
872 |
Abon Ayam |
620 |
823 |
Abon Sapi |
625 |
832 |
Pandan |
680 |
883 |
Kismis |
645 |
854 |
Chocochip |
640 |
838 |
Lemon |
735 |
928 |
Coklat Kacang |
755 |
957 |
Coklat Keju |
785 |
986 |
Pisang Keju |
610 |
600 |
Pisang Coklat |
615 |
610 |
Berdasarkan
data yang telah diambil, perusahaan ingin menguji apakah terdapat perbedaan
jumlah produksi yang signifikan dari mesin lama dan mesin baru dengan
menggunakan taraf nyata 5%.
2. Studi
Kasus Uji Kebebasan Chi-Square
PT Kencana Makmur adalah sebuah perusahaan yang
bergerak pada bidang produksi roti, kue dan makanan ringan seperti biskuit, kue
tart, kue lapis, kue bolu, donat, cupcake,
dan keripik kentang dengan berbagai rasa. Ternyata dari sekian banyak produksi
yang dihasilkan oleh PT Kencana Makmur, produksi roti adalah produk yang paling
diminati oleh konsumen. Perusahaan berencana untuk meningkatkan keuntungan yang
diperoleh dari hasil penjualan produk roti yaitu dengan melakukan suatu
pengamatan untuk melihat variabel-variabel yang menjadi suatu penentu dalam
penjualan produk roti yang dapat menarik minat konsumen untuk membeli produk
roti tersebut. Variabel yang diamati adalah bentuk roti dan macam-macam rasa
roti. Macam-macam rasa roti yang diamati adalah roti coklat, keju, strawberry, greentea, dan abon sapi.
Berikut ini adalah data hasil pengamatan dari hasil penjualan roti dengan
berbagai varian rasa dan bentuk.
Tabel 4.21 Data Hasil Pengamatan Pengujian Chi-Square
Bentuk Roti |
Macam-Macam Rasa |
Total |
||||
Coklat |
Keju |
Strawberry |
Green Tea |
Abon Sapi |
||
Bulat |
798 |
766 |
752 |
787 |
731 |
3834 |
Bintang |
762 |
789 |
791 |
755 |
711 |
3808 |
Bunga |
755 |
734 |
729 |
742 |
729 |
3689 |
Kotak |
756 |
788 |
764 |
779 |
754 |
3841 |
Segitiga |
782 |
777 |
762 |
756 |
731 |
3808 |
Total |
3853 |
3854 |
3798 |
3819 |
3656 |
18980 |
Berdasarkan
data pengamatan yang telah diambil, perusahaan ingin mengetahui apakah bentuk
roti dan macam-macam rasa bersifat saling bebas atau tidak terhadap banyaknya
penjualan roti. Pengujian data dilakukan dengan tingkat signifikansi sebesar
0,05.
4.5.2 Perhitungan Manual
Perhitungan
manual dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus yang terdapat dalam modul nonparametric statistis untuk
mendapatkan nilai yang berarti sebagai jawaban studi kasus diatas. Perhitungan
manual dalam modul nonparametrics
statistics terbagi atas dua, yaitu perhitungan manual untuk peringkat
bertanda Wilcoxon dan perhitungan manual uji kebebasan Chi-Square.
1.
Perhitungan
Manual Peringkat Bertanda Wilcoxon
Perhitungan manual peringkat bertanda Wilcoxon adalah
bentuk pengolahan data dari studi kasus untuk menguji apakah terdapat perbedaan
jumlah produksi yang signifikan dari mesin lama dengan mesin yang baru. Berikut
ini adalah langkah-langkah perhitungan manual dari studi kasus peringkat
bertanda Wilcoxon.
a. Formulasi Hipotesis
H0 =
Tidak
terdapat perbedaan jumlah produksi yang signifikan dari
mesin lama terhadap mesin
baru
H1 = Terdapat perbedaan jumlah
produksi yang signifikan dari mesin
lama terhadap mesin baru.
b. Taraf nyata (
T0,05(20) = 52
c. Kriteria pengujian
H0 diterima
apabila T0 ≥ 52
H0
ditolak apabila T0 <
52
d. Uji Statistik
Tabel 4.22 Uji Statistik Peringkat Bertanda Wilcoxon
Macam-macam
rasa roti |
Mesin Lama |
Mesin Baru |
Beda |
Jenjang |
Tanda Jenjang |
|
+ |
- |
|||||
Keju |
750 |
962 |
+212 |
19 |
|
0 |
Coklat |
790 |
995 |
+205 |
15 |
|
0 |
Strawberry |
770 |
977 |
+207 |
16,5 |
|
0 |
Mocca |
730 |
927 |
+197 |
4,5 |
|
0 |
Vanilla |
740 |
939 |
+199 |
8 |
|
0 |
Green Tea |
690 |
888 |
+198 |
6,5 |
|
0 |
Nanas |
650 |
863 |
+213 |
20 |
|
0 |
Melon |
660 |
857 |
+197 |
4,5 |
|
0 |
Srikaya |
695 |
896 |
+201 |
9,5 |
|
0 |
Tiramissu |
670 |
872 |
+202 |
11,5 |
|
0 |
Abon Ayam |
620 |
823 |
+203 |
13,5 |
|
0 |
Abon Sapi |
625 |
832 |
+207 |
16,5 |
|
0 |
Pandan |
680 |
883 |
+203 |
13,5 |
|
0 |
Kismis |
645 |
854 |
+209 |
18 |
|
0 |
Chocochip |
640 |
838 |
+198 |
6,5 |
|
0 |
Lemon |
735 |
928 |
+193 |
3 |
|
0 |
Coklat Kacang |
755 |
957 |
+202 |
11,5 |
|
0 |
Coklat Keju |
785 |
986 |
+201 |
9,5 |
|
0 |
Pisang Keju |
610 |
600 |
-10 |
2 |
0 |
2 |
Pisang Coklat |
615 |
610 |
-5 |
1 |
0 |
1 |
Jumlah |
207 |
3 |
Jadi T = 3
e. Kesimpulan
Karena
T0 = 3
<
T0,05(20) = 52, maka H0 ditolak, jadi terdapat perbedaan
jumlah produksi yang signifikan dari mesin lama terhadap mesin baru.
2. Perhitungan
Manual Uji Kebebasan Chi-Square
Perhitungan manual
uji kebebasan Chi-Square yang digunakan
adalah uji independensi. Uji independensi bertujuan untuk mengetahui apakah dua
variabel bersifat saling bebas atau tidak. Berikut ini adalah langkah-langkah
perhitungan manual uji kebebasan Chi-Square
dari data studi kasus diatas.
a. Formulasi Hipotesis
H0 = Bentuk roti
dan macam-macam rasa bersifat saling bebas terhadap banyaknya penjualan roti
H1 = Bentuk roti dan macam-macam rasa bersifat
tidak saling bebas terhadap banyaknya penjualan roti.
b. Taraf nyata (∝)
dan
Db = (5-1) ×
(5-1)
= 4 x 4 = 16
c. Kriteria
pengujian
H0 diterima
apabila
H0 ditolak apabila
d. Uji Statistik
Menghitung Frekuensi Harapan eij
e11=
e12=
e13=
e14=
e15=
e21=
e22=
e23=
e24=
e25=
e31=
e32=
e33=
e34=
e35=
e41=
e42=
e43=
e44=
e45=
e51=
e52=
e53=
e54=
e55=
Tabel 4.23 Tabel Uji
Statistik Uji Kebebasan Chi-Square
|
|
|
|
|
798 |
778,314 |
19,686 |
0,498 |
|
766 |
778,516 |
-12,516 |
0,201 |
|
752 |
765,286 |
-13,286 |
0,231 |
|
787 |
771,446 |
15,554 |
0,314 |
|
731 |
738,520 |
-7,52 |
0,077 |
|
762 |
773,036 |
-11,036 |
0,158 |
|
789 |
773,237 |
15,763 |
0,321 |
|
791 |
762,001 |
28,999 |
1,104 |
|
755 |
766,215 |
-11,215 |
0,164 |
|
711 |
733,511 |
-22,511 |
0,691 |
|
755 |
748,879 |
6,121 |
0,050 |
|
734 |
749,073 |
-15,073 |
0,303 |
|
729 |
738,188 |
-9,188 |
0,114 |
|
742 |
742,270 |
-0,27 |
0,000 |
|
729 |
710,589 |
18,411 |
0,447 |
|
756 |
779,735 |
-23,735 |
0,722 |
|
788 |
779,938 |
8,062 |
0,083 |
|
764 |
768,605 |
-4,605 |
0,028 |
|
779 |
772,855 |
6,145 |
0,049 |
|
754 |
739,868 |
14,132 |
0,270 |
|
782 |
773,036 |
8,964 |
0,104 |
|
777 |
773,237 |
3,763 |
0,018 |
|
762 |
762,001 |
0,001 |
0,000 |
|
756 |
766,215 |
-10,215 |
0,136 |
|
731 |
733,511 |
-3,511 |
0,136 |
|
Jumlah |
6,1 |
|||
e.
Kesimpulan
Karena nilai χ2 = 6,1 < χ2 0,05
(16)= 26,296 maka H0 diterima, jadi
bentuk roti dan macam-macam rasa bersifat tidak saling bebas terhadap banyaknya
penjualan roti.
4.5.3 Pengolahan Software
Pengolahan
software dalam modul nonparametric statistic ini dilakukan
dengan menggunakan software SPSS
16.0. Penggunaan software SPSS dalam
pengolahan data ini berguna untuk mempermudah dalam menentukan nilai-nilai yang
berhubungan dengan nonparametric
statistics. Berikut ini adalah tahapan pengolahan software untuk nonparametric
statistic dari studi kasus peringkat bertanda Wilcoxon dan uji kebebasan Chi-Square.
1 Pengolahan Software Peringkat
Bertanda Wilcoxon.
Langkah pertama dalam pengujian software peringkat bertanda Wilcoxon adalah memilih variable view, kemudian meng-input keterangan variabel yang akan
diuji. Ketik ‘Mesin_Lama’ pada kolom name
baris 1 dan ‘Mesin_Baru’ pada kolom name
baris 2. Berikut ini adalah tampilan
pada sheet variable view.
Gambar 4.77 Variable Name Nonparametric
Statistic Peringkat Bertanda Wilcoxon
Langkah berikutnya adalah memilih
sheet data view. Input 20 data pada kolom ‘Mesin_Lama’ dan 20 data pada kolom
‘Mesin_Baru” sesuai dengan data yang terdapat pada studi kasus pengujian
Wilcoxon. Berikut ini adalah tampilan dari data
view setelah seluruh data pada studi kasus pengujian Wilcoxon telah ter-input.
Gambar 4.78 Data View Nonparametric Statistics Peringkat Bertanda Wilcoxon
Langkah berikutnya adalah memilih toolbar analyze, kemudian memilih menu nonparametric test, lalu memilih 2 related samples. Berikut ini adalah tampilan dari langkah tersebut
Gambar 4.79 Toolbar
Analyze Nonparametric Statistics
Tampilan yang akan muncul selanjutnya adalah menu Two-Related-Sample Tests. Pindahkan
variabel ‘Mesin_Lama’ ke kolom test pairs
variabel 1 dan variabel ‘Mesin_Baru’ ke kolom test pairs variabel 2. Tandai pilihan Wilcoxon pada keterangan test type dibawah kolom test pairs. Setelah langkah tersebut
telah terpenuhi, langkah berikutnya adalah memilih OK.
Gambar 4.80 Menu Two-Related-Samples Test
Langkah-langkah diatas akan memunculkan beberapa output pengujian Wilcoxon dari data
studi kasus yang telah diolah dengan menggunakan software SPSS 16.0. Output yang dihasilkan adalah output ranks dan output test statistics. Berikut ini adalah output-ouput dari uji peringkat bertanda Wilcoxon modul nonparametric statistics.
Gambar 4.81 Output
Ranks Nonparametric Statistics Peringkat Bertanda Wilcoxon
Gambar 4.82 Output
Test Statistics Nonparametric Statistics Peringkat Bertanda Wilcoxon
2.
Pengolahan
Software Uji Kebebasan Chi-Square.
Langkah
pertama dalam pengolahan data dari studi kasus uji kebebasan Chi-Square dengan menggunakan SPSS 16.0
adalah dengan memilih sheet variable view.
Ketik variabel ‘Bentuk_Roti’, ‘Macam_Macam_Rasa’, dan ‘Banyaknya_Penjualan’
pada kolom name. Tambahkan values label untuk variabel
‘Bentuk_Roti’. Setelah muncul tampilan value
labels, ketik 1 pada kolom value dan
‘Bulat’ pada kolom label, lalu memilih add.
Ketik 2 pada kolom value dan
‘Bintang’ pada kolom label, lalu memilih add.
Ketik 3 pada kolom value dan ‘Bunga’
pada kolom label, lalu memilih add.
Ketik 4 pada kolom value dan ‘Kotak’
pada kolom label, lalu memilih add.
Ketik 5 pada kolom value dan
‘Segitiga’ pada kolom label, lalu memilih add.
Setelah value label untuk kelima
bentuk roti telah ter-input, langkah
berikutnya adalah memilih OK. Berikut ini adalah tampilan dari langkah
pemberian label pada variabel ‘Bentuk_Roti’.
Gambar
4.83 Value
Labels Bentuk
Roti Nonparametric Statistics Uji
Kebebasan Chi-Square
Langkah
selanjutnya adalah memberi label untuk variabel macam-macam rasa. Setelah
muncul tampilan value labels, ketik 1
pada kolom value dan ‘coklat’ pada
kolom label, lalu memilh add. Ketik 2
pada kolom value dan ‘keju’ pada
kolom label, lalu memilh add. Ketik 3
pada kolom value dan ‘strawberry’
pada kolom label, lalu memilh add.
Ketik 4 pada kolom value dan ‘green
tea’ pada kolom label, lalu memilh add.
Ketik 5 pada kolom value
dan ‘Abon sapi’ pada kolom label, lalu memilh add. Berikut ini adalah tampilan dari pemberian label pada variabel
macam-macam rasa.
Gambar 4.84 Value Labels Macam-Macam Rasa Nonparametric Statistics
Langkah
berikutnya setelah semua value label
dari macam-macam rasa telah di input
adalah memilih OK. Berikut ini adalah tampilan dari sheet variable name setelah variabel yang akan diuji telah ter-input.
Gambar 4.85 Variable Name Nonparametric Statistics Uji
Kebebasan Chi-Square
Langkah berikutnya adalah memilih sheet data view. Input data
sesuai dengan data yang terdapat pada studi kasus pengujian Chi-Square. Berikut ini adalah tampilan
dari data view setelah seluruh data
pada studi kasus pengujian Chi-Square
telah ter-input.
Gambar 4.86 Data View Nonparametric Statistics Uji Kebebasan Chi-Square
Langkah
berikutnya dalah memilih menu weight
cases pada toolbar data. Berikut
ini adalah tampilan dari memilih menu weight
cases pada toolbar data.
Gambar 4.87 Toolbar Data Uji Kebebasan Chi-Square
Langkah
berikutnya setelah menu weight cases
telah muncul adalah memilih opsi weight
cases by, lalu memindahkan banyaknya penjulan kedalam kolom frequency variable, kemudian memilih OK.
Berikut ini adalah tampilan dari menu weight
cases.
Gambar 4.88 Menu Weight Cases Pengujian Chi-Square
Langkah
selanjutnya adalah kembali ke data view,
kemudian memilih toolbar analyze.
Langkah berikutnya memilih descriptive
statistic, lalu memilih crosstabs
untuk menampilkan menu crosstabs pengujian
Chi-Square. Berikut ini adalah
tampilan dari langkah-langah tersebut.
Gambar 4.89 Toolbar Analyze
Langkah
berikutnya setelah tampilan crosstabs
muncul adalah memindahkan variabel “Bentuk_Roti” kedalam kolom ‘row(s)’ dan variabel “Macam_Macam_Rasa”
ke dalam kolom ‘Column(s)’. Berikut
ini adalah tampilan dari langkah tersebut.
Gambar 4.90 Menu Crosstabs
Langkah
berikutnya adalah memilih opsi statistics
ada bagian kanan menu crosstabs.
Tampilan yang akan muncul adalah menu Crosstabs:Statistics,
setelah menu Crosstabs: Statistics telah
muncul, tandai pilihan chi-square lalu
memilih continue. Berikut ini adalah
tampilan dari langkah tersebut.
Gambar 4.91 Menu Crosstabs
: Statistics
Langkah
berikutnya setelah kembali ke menu crosstabs
adalah memilih opsi cell display pada
bagian kanan.
Tandai observed
dan expected pada opsi counts dan tandai round cell counts pada opsi noninteger
weight. Berikut ini adalah tampilan dari langkah-langkah diatas.
Gambar 4.92 Menu Crosstabs : Cell Display
Langkah berikutnya
setelah kembali pada menu Crosstabs adalah
memilih opsi table format pada bagian kanan menu crosstabs. Tandai pilihan ascending
pada opsi row order, lalu memilih continue. Berikut ini adalah tampilan
dari langkah-langkah tersebut.
Gambar 4.93 Crosstabs
: Table Format
Langkah-langkah diatas
adalah langkah-langkah pengolahan data studi kasus kedua untuk menampilkan output pengujian chi-square. Berikut ini adalah tampilan output pengujian chi square.
Gambar 4.94 Output : Case Processing Summary
Gambar 4.95 Output : Crosstabulation
Gambar 4.96 Output
Chi-Square Tests
4.5.4 Analisis Perhitungan Manual
Analisis
perhitungan manual didapatkan dari hasil perhitungan manual data dalam dua
studi kasus diatas, yaitu studi kasus pengujian data dengan Wilcoxon dan
pengujian data dengan Chi-Square.
Berikut ini adalah analisis dari pehitungan manual tersebut.
1.
Analisis
Perhitungan Manual Peringkat Bertanda Wilcoxon
Berdasarkan
hasil perhitungan manual dari data studi kasus peringkat bertanda Wilcoxon
diatas, taraf nyata yang digunakan adalah sebesar 0,05 hal ini menunjukkan
bahwa besarnya batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis
terhadap nilai parameter populasi adalah sebesar 0,05. Berdasarkan studi kasus
diatas yaitu perusahaan ingin mengetahui perbandingan signifikan antara kondisi
sebelum dan kondisi sesudah, maka bentuk pengujian yang dipakai adalah
pengujian dua arah. Hipotesis H0 menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan signifikan antara penggunaan mesin lama dengan mesin baru. Sedangkan
hipotesis alternatifnya (H1) adalah terdapat perbedaan yang
signifikan antara penggunaan mesin lama dan mesin baru. Berdasarkan taraf nyata
yang digunakan yaitu sebesar 0,05, banyak data yang terdapat dalam studi kasus
adalah 20, dan bentuk pengujian yang dipakai adalah pengujian dua arah maka
nilai kritis yang didapat dari tabel uji peringkat bertanda Wilcoxon adalah
sebesar 52. Jika T hitung yang didapat lebih dari sama dengan nilai T tabel
yang diperoleh, maka hipotesis H0 diterima yang menunjukkan bahwa
tidak terdapat perbedaan jumlah produksi yang signifikan dari mesin lama
terhadap mesin baru. Sementara jika T hitung yang didapat kurang dari T tabel,
maka hipotesis H0 diterima yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
jumlah produksi yang signifikan dari mesin lama terhadap mesin baru.
Berdasarkan
perhitungan uji statistik dengan pengujian peringkat bertanda Wilcoxon, karena
studi kasus mempertanyakan tentang perbedaan signifikan antara kondisi sebelum
dan kondisi sesudah, maka T hitung yang digunakan adalah T hitung yang paling
kecil diantara tanda jenjang positif (+) dan tanda jenjang negatif (-), maka
didapatkan nilai T hitung sebesar 3 diambil pada nilai tanda jenjang negatif
karena nilainya paling kecil. Sesuai dengan kriteria pengujian jika T hitung
yang didapat dari uji statistik yaitu 3 lebih kecil daripada T tabel yaitu 52,
maka hipotesis H0 ditolak, jadi terdapat perbedaan jumlah produksi
yang signifikan dari mesin lama terhadap mesin baru. Keputusan perusahaan
membeli mesin baru dan mengganti mesin produksi yang lama untuk meningkatkan
produktivitas hasil produksi berhasil.
2.
Analisis
Perhitungan Manual Uji Kebebasan Chi-Square
Uji
kebebebasan chi-square pada dasarnya
adalah untuk mengetahui apakah dua variabel bersifat bebas (independen) atau
tidak. Hipotesis H0 menunjukkan bahwa data tersebut bersifat saling
bebas (independen), dengankan hiptesis H1 menunjukkan bahwa data
tidak bersifat saling bebas. Berdasarkan hasil perhitungan manual untuk uji
kebebasan chi-square diatas, taraf
nyata yang digunakan adalah sebesar 0,05 hal ini menunjukkan bahwa besarnya
batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis terhadap nilai
parameter populasi adalah sebesar 0,05. Sedangkan derajat bebas yang didapat
adalah sebesar 16. Maka didapatkanlah hasil chi-square
berdasarkan tabel sebesar 26,296. Dengan kriteria pengujian, jika chi-square perhitungan yang didapatkan
lebih kecil sama dengan chi-square tabel,
maka hipotesis H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel
yang di uji bersifat bebas (independen) atau tidak saling mempengaruhi terhadap
hasil penjualan produk. Jika chi-square perhitungan
yang didapatkan lebih besar daripada chi-square
tabel, maka hopotesis H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa
kedua variabel yang di uji tidak bersifat bebas atau saling mempengaruhi
terhadap hasil penjualan produk.
Berdasarkan
hasil uji kebebasan chi-square, didapatkan
nilai perhitungan sebesar 6,1. Sesuai dengan kriteria pengujian jika chi-square hitung lebih kecil sama
dengan chi-square tabel, maka
hipotesis H0 diterima. Bentuk roti dan macam-macam rasa tidak
mempengaruhi terhadap banyaknya penjualan roti. Jadi, kedua variabel bentuk
roti dan macam-macam rasa tidak bisa dijadikan sebagai acuan untuk menjadi
faktor yang menyebabkan hasil penjualan roti meningkat. Langkah yang harus
ditempuh oleh perusahaan yaitu meneliti kembali faktor-faktor lainnya yang dapat
menyebabkan penjualan roti tersebut banyak diminati oleh konsumen sehingga
dapat meningkatkan keuntungan perusashaan.
4.5.5 Analisis Pengolahan Software
Analisis
pengolahan software merupakan
penjelasan dari hasil pengolahan yang telah
diperoleh dari pengolahan software SPSS
16.0. Analisis perhitungan software
pada modul non parametric statistics
terdiri dari dua analisis, yaitu analisis terhadap pengujian Wilcoxon dan
analisis terhadap pengujian Chi-Square.
1.
Analisis Pengolahan Software Peringkat Bertanda Wilcoxon
Output
pertama
adalah ranks non parametric statistics peringkat
bertanda Wilcoxon,
pada output untuk mengetahui apakah
ada perbedaan antara jumlah produksi yang dihasilkan oleh mesin lama dengan
mesin baru, data yang mempunyai jenjang negative
ranks atau peringkat negatif yang diperoleh dari nilai sesudah dikurang
nilai sebelum, dimana nilai sesudah lebih kecil dari nilai sebelum, data
tersebut bernilai sebesar 2,
sehingga negative ranks pada output wilcoxon dengan rata-rata jenjang
(Mean Rank) sebesar 1,50 dan nilai jumlah
rata-rata jenjang (Sum of Ranks) sebesar 3,00. Data yang mempunyai jenjang
positif ranks atau peringkat positif
yang diperoleh dari nilai sebelum dikurang nilai sesudah, dimana nilai sesudah
lebih besar dari nilai sebelum, data tersebut bernilai sebesar 18, sehingga negative ranks pada output wilcoxon
dengan rata-rata jenjang (Mean Rank)
yang diperoleh sebesar 11.50
dan nilai jumlah rata-rata jenjang (Sum
of Ranks) sebesar 207.00.
Ties yang terdapat pada output
bernilai 0, artinya tidak terdapat perbedaan antara variabel sebelum dengan
sesudah dan datanya bernilai nol.
Output
kedua
adalah test statistics non parametric statistics peringkat
bertanda Wilcoxon terdapat nilai Z yang
didapat sebesar -3.810
dimana nilai tersebut dibandingkan dengan nilai Z pada tabel yang didapat sebesar
-1.645 yang artinya H0 diterima (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,000
di mana kurang dari ketentuan taraf nyata sebesar 0,05 sehingga keputusan hipotesis adalah H0
ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat perbedaan jumlah
produksi dari mesin lama dan mesin baru. Karena terdapat perbedaan itulah
perusahaan menggunakan mesin baru tersebut untuk meningkatkan produktivitas
perusahaan.
2.
Analisis
Pengolahan Software Uji Kebebasan Chi-Square
Output
pertama adalah tabel Case Processing
Summary. Tabel ini mempunyai
data yang valid atau yang terolah sebesar 18980 dengan
pesentasenya sebesar 100% sedangkan data yang missing atau yang tidak terolah adalah sebesar 0, artinya semua
data yang diperoleh telah terolah semua. Sehingga didapatkan total data (N) nya
sebesar 18980 dengan pesentasenya sebesar 100% .
Output
kedua
adalah crosstabulation. Baris pada tabel ini adalah bentuk roti sedangkan kolomnya adalah
macam-macam rasa. Count
adalah data yang didapat dari hasil pengamatan dan expected Count
adalah frekuensi harapan dari pengamatan. Hasil pengamatan yang didapat pada
kolom satu dan baris satu yakni memiliki nilai sebesar 798 dengan harapan yang
diperoleh sebesar 778.3, kemudian hasil pengamatan yang didapat pada kolom dua
dan baris satu yakni memiliki nilai sebesar 766 dengan harapan yang diperoleh
sebesar 778.5, setelah itu hasil pengamatan yang didapat pada kolom tiga dan
baris satu yakni memiliki nilai sebesar 752 dengan harapan yang diperoleh
sebesar 767.2, untuk hasil pengamatan
yang didapat pada kolom empat dan baris satu yakni memiliki nilai sebesar 787
dengan harapan yang diperoleh sebesar 771.4 dan setelah itu hasil pengamatan
yang didapat pada kolom kelima dan baris satu yakni memiliki nilai sebesar 731
dengan harapan yang diperoleh sebesar 738.5, sehingga diperoleh total
pengamatan untuk baris satu sebesar 3834 dengan harapan sebesar 3834.0.
Output
ketiga
adalah chi-square menunjukkan bahwa
terdapat nilai dari pearson chi-square yang
merupakan nilai
4.5.6 Analisis Perbandingan Perhitungan Manual dan Pengolahan Software
Berdasarkan hasil
analisis kedua pengolahan data diatas, yaitu dengan cara perhitungan manual dan
pengolahan software, didapatkan nilai
perbandingan pengolahan data untuk studi kasus peringkat bertanda Wilxocon dan
pengolahan data untuk studi kasus uji kebebasan Chi-Square. Berikut ini adalah analisis perbandingan dari kedua
pengolahan data diatas untuk pengujian peringkat bertanda Wilcoxon dan uji
kebebasan Chi-Square
1.
Analisis
Perbandingan Peringkat Bertanda Wilcoxon
Berdasarkan hasil analisis kedua pengolahan
data untuk pengujian Wilcoxon, didapatkanlah nilai-nilai perbandingan. Berikut
ini adalah nilai perbandingan dari perhitungan manual dan pengolahan software dengan menggunakan SPSS 16.0.
Tabel
4.24 Analisis
Perbandingan Peringkat Bertanda Wilcoxon
No |
|
Perhitungan Manual |
Pengolahan Software |
1 |
N positif (+) |
18 |
18 |
2 |
N negatif (-) |
2 |
2 |
3 |
Peringkat positif |
207 |
207 |
4 |
Peringkat negatif |
3 |
3 |
5 |
Kesimpulan |
Ho ditolak |
Ho ditolak |
Berdasarkan hasil perbandingan kedua
pengolahan data diatas, didapatkan hasil yang sama antara perhitungan manual
dengan pengolahan software. Kelebihan
untuk pengolahan data menggunakan perhitungan manual adalah praktikan bisa
lebih memahami tentang perhitungan yang terdapat dalam modul nonparametric statistic, sedangkan
kelemahannya adalah dalam melakukan proses perhitungan diperlukan ketelitian
agar hasil yang didapatkannya benar. Sering kali karena faktor ketidak telitian
ini, hasil yang didapakan salah dan harus melakukan perhitungan ulang yang
menghabiskan waktu lama.
Kelebihan
untuk pengolahan data dengan cara pengolahan software adalah lebih praktis dalam menentukan nilai-nilai nonparametric statistics sehingga tidak
memerlukan waktu yang lama dan data yang didapatkan lebih akurat daripada
perhitungan manual. Kelemahaannya adalah praktikan tidak bisa menerapkan
langsung perhitungan yang terdapat didalam modul nonparametric statistics.
2.
Analisis Perbandingan Uji Kebebasan
Chi-Square
Berdasarkan hasil analisis kedua pengolahan
data untuk pengujian Chi-Square diatas,
didapatkanlah nilai-nilai perbandingan. Berikut ini adalah nilai perbandingan
dari perhitungan manual dan pengolahan software
dengan menggunakan SPSS 16.0.
Tabel 4.25 Analisis Perbandingan Uji Kebebasan Chi-Square
No |
|
Perhitungan Manual |
Pengolahan Software |
1 |
N total |
18980 |
18980 |
2 |
Derajat bebas |
16 |
16 |
3 |
Pearson chi-square |
6,1 |
6,192 |
4 |
Kesimpulan |
Ho diterima |
Ho diterima |
Berdasarkan
hasil perbandingan antara perhitungan manual dan pengolahan software didapatkan nilai yang tidak
jauh berbeda, perbedaan hanya karena faktor pembulatannya saja. Kelebihan untuk
pengolahan data menggunakan perhitungan manual adalah praktikan bisa lebih
memahami tentang perhitungan yang terdapat dalam modul nonparametric statistics, sedangkan kelemahannya adalah dalam
melakukan proses perhitungan diperlukan ketelitian agar hasil yang
didapatkannya benar. Sering kali karena faktor ketidak telitian ini, hasil yang
didapakan salah dan harus melakukan perhitungan ulang yang menghabiskan waktu
lama.
Kelebihan untuk pengolahan data dengan cara pengolahan
software adalah lebih praktis dalam
menentukan nilai-nilai nonparametric
statistics sehingga tidak memerlukan waktu yang lama dan data yang
didapatkan lebih akurat daripada perhitungan manual. Kelemahaannya adalah
praktikan tidak bisa menerapkan langsung perhitungan yang terdapat didalam
modul nonparametric statistics.
Komentar
Posting Komentar