BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN KORELASI

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISIS

 

 

4.1.     Korelasi

           Perusahaan manufaktur mempunyai beberapa variabel-variabel yang memiliki keterkaitan satu sama lain untuk mempengaruhi output yang dihasilkan dari suatu proses produksi atau keuntungan yang didapatkan perusahaan. Korelasi merupakan metode statistik yang dipakai untuk mengetahui keterkaitan antara variabel satu dengan variabel lain dan pengaruhnya terhadap keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan. Berikut ini adalah studi kasus dari modul korelasi.

 

4.1.1    Studi Kasus

            PT Kencana Makmur adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang produksi roti, kue dan makanan ringan seperti biskuit, kue tart, kue lapis, donat, cupcake, dan keripik kentang dengan berbagai rasa. Saat memasuki bulan Ramadhan, PT Kencana Makmur mendapat permintaan produk biskuit yang cukup banyak dari konsumennya. Meningkatnya permintaan produk biskuit oleh konsumen tersebut membuat PT Kencana Makmur berusaha untuk meningkatkan produksi biskuit dan memperhitungkan keuntungan penjualan yang didapat dari setiap produksinya. Perusahaan ingin mengetahui variabel-variabel apa saja yang saling mempengaruhi untuk meningkatkan keuntungan yang didapat oleh perusahaan dari setiap produksi biskuit tersebut. Perusahaan membuat sebuah daftar yang memfokuskan 3 variabel dalam proses produksi biskuit tersebut, yaitu waktu produksi, jumlah produksi, dan keuntungan. Berikut ini adalah rincian dari proses produksi pembuatan biskuit selama 30 hari.  

Tabel 4.1 Data Korelasi

No

Waktu Produksi (Jam)

Jumlah Produksi

(kaleng)

Keuntungan (Juta)

No

Waktu Produksi (Jam)

Jumlah Produksi (Kaleng)

Keuntungan (Juta)

1

9

493

4.93

16

8

461

4.63

2

7

440

4.45

17

9

482

4.82

3

8

463

4.64

18

7

444

4.54

Tabel 4.1 Data Korelasi (Lanjutan)

No

Waktu Produksi (Jam)

Jumlah Produksi

(kaleng)

Keuntungan (Juta)

No

Waktu Produksi (Jam)

Jumlah Produksi (Kaleng)

Keuntungan (Juta)

4

7

441

4.46

19

8

465

4.56

5

9

489

4.86

20

9

487

4.87

6

8

465

4.68

21

7

443

4.48

7

7

445

4.50

22

9

490

4.91

8

9

483

4.83

23

8

462

4.64

9

8

464

4.66

24

8

463

4.65

10

7

448

4.53

25

8

461

4.63

11

9

484

4.84

26

7

449

4.53

12

9

485

4.85

27

7

448

4.52

13

8

465

4.67

28

9

486

4.86

14

7

450

4.55

29

9

488

4.88

15

7

448

4.53

30

8

470

4.73

Berdasarkan data tabel diatas perusahaan ingin mengetahui:

1.      Koefisien Korelasi Pearson:

a.       Korelasi antara waktu produksi (X1) dengan keuntungan (Y) dan nilai koefisien determiasinya.

b.      Korelasi antara jumlah produksi (X2) dengan keuntungan (Y) dan  nilai koefisien determinasinya.

c.       Korelasi antara waktu produksi (X1) dengan jumlah produksi (X2) dan nilai koefisien determinasinya.

2.      Koefisien Korelasi Berganda dan Determinannya

3.      Koefisien Korelasi Parsial antara Y (keuntungan) dan X2 (jumlah produksi),  bila X1 (waktu produksi) konstan dan Determinannya.

 

4.1.2    Perhitungan Manual

Perhitungan manual dilakukan dengan cara menentukan data dari hasil pengamatan untuk diolah dengan ketentuan rumus dalam modul korelasi yang telah ditentukan. Perhitungan manual dapat dihitung dan dibantu dengan tabel data perhitungan. Berikut ini adalah tabel data yang sesuai pada studi kasus diatas untuk digunakan dalam menentukan nilai korelasi antar ketiga variabel yang diamati oleh PT Kencana Makmur.

 

Tabel 4.2  Data Perhitungan Manual Korelasi

No

Waktu produksi (X1)

Jumlah produksi (X2)

Keuntungan (Y)

X12

X22

Y2

X1Y

X2Y

X1X2

1

9

493

4.93

81

243049

24.30

44.37

2430.49

4437

2

7

440

4.45

49

193600

19.80

31.15

1958

3080

3

8

463

4.64

64

214369

21.53

37.12

2148.32

3704

4

7

441

4.46

49

194481

19.89

31.22

1966.86

3087

5

9

489

4.86

81

239121

23.62

43.74

2376.54

4401

6

8

465

4.68

64

216225

21.90

37.44

2176.2

3720

7

7

445

4.50

49

198025

20.25

31.5

2002.5

3115

8

9

483

4.83

81

233289

23.33

43.47

2332.89

4347

9

8

464

4.66

64

215296

21.72

37.28

2162.24

3712

10

7

448

4.53

49

200704

20.52

31.71

2029.44

3136

11

9

484

4.84

81

234256

23.43

43.56

2342.56

4356

12

9

485

4.85

81

235225

23.52

43.65

2352.25

4365

13

8

465

4.67

64

216225

21.81

37.36

2171.55

3720

14

7

450

4.55

49

202500

20.70

31.85

2047.5

3150

15

7

448

4.53

49

200704

20.52

31.71

2029.44

3136

16

8

461

4.63

64

212521

21.44

37.04

2134.43

3688

17

9

482

4.82

81

232324

23.23

43.38

2323.24

4338

18

7

444

4.54

49

197136

20.61

31.78

2015.76

3108

19

8

465

4.56

64

216225

20.79

36.48

2120.4

3720

20

9

487

4.87

81

237169

23.72

43.83

2371.69

4383

21

7

443

4.48

49

196249

20.07

31.36

1984.64

3101

22

9

490

4.91

81

240100

24.11

44.19

2405.9

4410

23

8

462

4.64

64

213444

21.53

37.12

2143.68

3696

24

8

463

4.65

64

214369

21.62

37.2

2152.95

3704

25

8

461

4.63

64

212521

21.44

37.04

2134.43

3688

26

7

449

4.53

49

201601

20.52

31.71

2033.97

3143

27

7

448

4.52

49

200704

20.43

31.64

2024.96

3136

28

9

486

4.86

81

236196

23.62

43.74

2361.96

4374

29

9

488

4.88

81

238144

23.81

43.92

2381.44

4392

30

8

470

4.73

64

220900

22.37

37.84

2223.1

3760

240

13962

140,23

1940

6506672

656.16

1125.4

65339.33

112107

1.   Menentukan Koefisien Korelasi Pearson dan Nilai Determinasi

Terdapat 3 nilai koefisien korelasi yang akan dihitung, korelasi antara X1 (Waktu Produksi) dengan Y (Keuntungan), korelasi antara X2 (Jumlah Produksi) dan Y (Keuntungan) dan korelasi antara X1 (Waktu Produksi) dan X2 (Jumlah  produksi).

a.       Nilai Koefisien Korelasi antara X1 (waktu produksi) dengan Y (keuntungan)

      = 0,967

Jenis korelasi antara waktu produksi dan keuntungan adalah korelasi yang tergolong sangat kuat atau sangat tinggi, artinya hubungan antara waktu produksi dengan keuntungan bersifat positif.

Nilai Koefisien Determinasi  ( )

         = 0,9672 x 100%

         = 93,51%

KP sebesar 93,51%, artinya pengaruh dari waktu produksi terhadap keuntungan adalah sebesar 93,51%,  sementara sisanya 6,49% disebabkan oleh faktor lain, seperti jeda waktu istirahat pekerja, mesin yang mengalami trouble, ketersediaan bahan baku, dan banyaknya pekerja dalam proses produksi tersebut.

b.      Nilai Koefisien Korelasi antara X2 (jumlah produksi) dengan Y (keuntungan)

      = 0,990

Jenis korelasi antara jumlah produksi dan keuntungan merupakan korelasi yang tergolong sangat kuat atau sangat tinggi, artinya hubungan antara jumlah produksi dengan keuntungan bersifat positif.

Nilai Koefisien Determinasi  ( )

                  = 0,9902 x 100%

                  = 98,01%

KP sebesar 98,01% artinya pengaruh dari jumlah produksi terhadap keuntungan adalah sebesar 98,01%, sisanya sebesar 1,99 % disebabkan oleh faktor lain seperti jeda waktu istirahat pekerja, mesin yang mengalami trouble, ketersediaan bahan baku, dan banyaknya pekerja dalam proses produksi tersebut.

c.    Nilai Koefisien Korelasi antara X1 (waktu produksi) dengan X2 (jumlah produksi)

        = 0,982

Jenis korelasi antara waktu produksi dan jumlah produksi adalah korelasi yang tergolong sangat kuat atau sangat tinggi, artinya hubungan antara waktu produksi dengan jumlah produksi bersifat positif.

Nilai Koefisien Determinasi ( )

           = 0,9822 x 100%

          = 96,432%

KP sebesar 96,432%, artinya pengaruh dari waktu produksi terhadap jumlah produksi adalah  sebesar 96,432%.

2.      Menentukan Nilai Koefisien Korelasi Linear Berganda

      Diketahui:

     

     

     

Nilai Koefisien Determinasi Berganda

 

                

               = 0,98085

Nilai Koefisien Korelasi Berganda

3.       Menentukan Koefisien Korelasi Parsial antara Y dan X2, apabila X1 konstan.

      Diketahui:

       

     

     

         =

    

       = 0,83965

         Koefisien Determinasi Parsial

        

                   = 0,839652 x 100%

                   = 70,501%

 

4.1.3    Pengolahan Software

            Pengolahan software dalam modul korelasi ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS 16.0. Penggunaan software SPSS dalam pengolahan data ini berguna untuk mempermudah dalam menentukan nilai koefisien korelasi antarvariabel. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam mengolah data menggunakan software SPSS 16.0

            Pertama, memilih sheet ‘variable view’ kemudian ketik variabel X1 yaitu ‘Waktu Produksi’, X2 yaitu ‘Jumlah Produksi’, dan variabel Y yaitu ‘Keuntungan’ kedalam tabel Name. Ubah nilai decimals menjadi 0, lalu memilih OK.

Gambar 4.1  Input Variabel X1, X2, dan X3 Korelasi

Langkah selanjutnya adalah memilih sheet data view, kemudian input 30 data kedalam kolom yang sesuai dengan variabel yang telah ditentukan. Lalu akan muncul data seperti gambar berikut ini.

Gambar 4.2  Data View Korelasi

Langkah berikutnya adalah menentukan koefisien korelasi untuk mengetahui keeratan hubungan antarvariabel yang telah di input yaitu, waktu produksi, jumlah produksi, dan keuntungan. Tahap pertama adalah  memilih option analyze, kemudian memilih correlate, lalu memilih Bivariate.

Gambar 4.3 Toolbar Analyze Korelasi

            Tampilan yang akan keluar selanjutnya adalah seperti gambar dibawah ini. Pindahkan variabel ‘Jumlah produksi’ dan ‘Keuntungan’ kedalam kolom Variables, kemudian memilih OK.

Gambar 4.4  Bivariate Correlations

            Langkah-langkah tersebut akan menghasilkan ouput yang berupa korelasi antara variabel ‘Jumlah produksi’ dengan ‘Keuntungan’. Berikut ini adalah tampilan dari output korelasi antara variabel ‘Jumlah produksi’ dengan ‘Keuntungan’.

Gambar 4.5  Correlations Jumlah Produksi dan Keuntungan

Langkah selanjutnya adalah memilih kembali option analyze, lalu memilih correlate, kemudian memilih bivariate. Pindahkan variabel ‘Waktu Produksi’ dan ‘Keuntungan’ kedalam tabel Variables, kemudian memilih OK. 

Gambar 4.6  Bivariate Correlations

            Langkah tersebut akan menampilkan output berupa korelasi antara variabel ‘Waktu Produksi’ dengan ‘Keuntungan’. Berikut ini adalah tampilan output korelasi antar dua variabel tersebut.

Gambar 4.7 Correlations Waktu Produksi dan Keuntungan

                Tahap berikutnya adalah menentukan koefisien parsial dari data yang telah di input. Langkah pertama adalah memilih option analyze, memilih correlate, lalu memilih partial sesuai dengan tampilan berikut ini.

Gambar 4.8  Toolbar Analyze Korelasi

            Langkah selanjutnya adalah menentukan satu variabel konstan dari ketiga variabel yang telah di input. Variabel konstan tersebut dipindahkan kedalam kolom ‘controlling for’, sedangkan dua variabel lainnya dipindahkan kedalam kolom variables. Dalam hal ini, variabel yang dikonstankan adalah variabel ‘Waktu Produksi’.

Gambar 4.9   Partial Correlations

            Langkah diatas adalah langkah untuk menampilkan output berupa perbandingan nilai koefisien korelasi antara koefisien korelasi sederhana dengan koefisien korelasi parsial. Berikut ini adalah tampilan outputnya.

Gambar 4.10 Correlation Control Variables

 

4.1.4     Analisis Perhitungan Manual

            Dari hasil pengolahan data yang dilakukan dengan cara perhitungan manual diatas, didapatkan hasil nilai koefisien korelasi antara X1 (Waktu Produksi) dengan Y (Keuntungan) adalah sebesar 0,967. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi antar kedua variabel tersebut merupakan korelasi positif yang berarti apabila nilai variabel X1 (waktu produksi) naik, maka akan pengaruh juga  pada kenaikan variabel Y (Keuntungan). Sedangkan hasil dari koefisien determinasi kedua variabel ini adalah sebesar 93,51%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel X1 berpengaruh sebesar 93,51% terhadap kenaikan dari variabel Y (Keuntungan), sedangkan sisanya sebesar 6,49% disebabkan oleh faktor lain, seperti jeda waktu istirahat pekerja, mesin yang mengalami trouble, ketersediaan bahan baku, dan banyaknya pekerja.

            Hasil nilai koefisien korelasi antara jumlah produksi (X2) dengan keuntungan (Y) adalah sebesar 0,990. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut memiliki ikatan korelasi yang tergolong sangat kuat dan dapat diandalkan. Hal ini juga menunjukkan bahwa ikatan antara variabel X2 (jumlah produksi) dengan ikatan variabel Y (Keuntungan) merupakan ikatan korelasi yang positif, yaitu ikatan korelasi yang menandakan jika variabel X2 (jumlah produksi) mengalami kenaikan, maka akan mempengaruhi kenaikan dari variabel Y (Keuntungan). Nilai koefisien determinasi yang didapat dari hasil koefisien korelasi antaran variabel X2 (jumlah produksi) dengan Y (keuntungan) adalah sebesar 98,01%. Angka tersebut menunjukkan bahwa persentase kenaikan nilai variabel Y (Keuntungan) dipengaruhi oleh variabel X2 (jumlah produksi) sebesar 98,01%, sisanya 1,99 % disebabkan oleh faktor lain seperti jeda waktu istirahat pekerja, mesin yang mengalami trouble, ketersediaan bahan baku, dan banyaknya pekerja.

            Hasil nilai koefisien korelasi antara X1 (Waktu produksi) dengan X2 (Jumlah produksi) adalah sebesar 0,982 sedangkan nilai koefisien determinansinya adalah sebesar 96,432%. Angka ini menunjukkan nilai tanpa ada pengaruh atau hubungan apapun yang terjadi pada variabel X1 dengan variabel X2. karena kedua variabel ini merupakan variabel bebas yang tidak saling berkaitan satu sama lain.

            Nilai koefisien korelasi linear berganda yang didapat dari hasil perhitungan manual adalah sebesar 0,98085. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi pada ketiga variabel yang diamati, yaitu waktu produksi, jumlah produksi, dan keuntungan adalah sangat kuat dan dapat diandalkan. Sedangkan nilai koefisien determinasi bergandanya adalah sebesar 0,9904.

            Untuk menentukan nilai koefisien korelasi parsial, dalam kondisi ini perusahaan menganggap bahwa nilai dari variabel X1 (Waktu Produksi) dianggap konstan karena terbatasnya waktu produksi perhari yaitu hanya selama 9 jam. Nilai koefisien korelasi parsial yang didapat dengan cara perhitungan manual antara keuntungan (Y) dan jumlah produksi (X2),  jika dianggap X1 konstan adalah sebesar 0,83965. Sesuai dengan nilai acuan koefisien korelasi, hasil tersebut menunjukkan bahwa peranan variabel waktu (X1) memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perubahan dari hubungan antara variabel jumlah produksi (X2) dan keuntungan (Y) saat variabel tersebut ditetapkan konstan atau sama. Persentase pengaruhnya sebesar 70,501%.

 

4.1.5    Analisis Pengolahan Software

Analisis perhitungan software merupakan penjelasan hasil yang telah diperoleh dari perhitungan software. Analisis dalam perhitungan software adalah Output Bivariate Correlations dan Output Partial Correlations. Output Bivariate Correlations menjelaskan mengenai hubungan korelasi antara X2 (jumlah produksi) dan y (keuntungan), serta X1 (waktu produksi) dan y (keuntungan). Sedangkan Output Partial Correlations menjelaskan mengenai hubungan antara tiga variabel tersebut apabila salah satu variabel dianggap konstan.

Output Bivariate Correlations yang pertama menunjukkan bahwa nilai korelasi antara jumlah produksi dan keuntungan, yaitu 0.987. Korelasi ini berbentuk korelasi positif. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut memiliki ikatan korelasi yang tergolong sangat kuat dan dapat diandalkan, artinya semakin banyak hasil produksinya maka semakin besar pula keuntungan yang diperoleh atau diterima oleh perusahaan. Nilai significant yang didapat adalah sebesar .000, sesuai dengan ketentuan hipotesis bahwa nilai tersebut termasuk kedalam hipotesis H1 karena nilainya dibawah 0.05 yang berarti kedua variabel tersebut terbukti saling berkorelasi.

Output Bivariate Correlations yang kedua menunjukkan nilai korelasi antara waktu produksi dan keuntungan, yaitu 0.964. Korelasi ini tergolong korelasi positif. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut memiliki ikatan korelasi yang tergolong kuat, artinya semakin produktif waktu kerjanya maka semakin besar pula keuntungan yang diterima. Nilai significant yang didapat adalah sebesar .000, sesuai dengan ketentuan hipotesis bahwa nilai tersebut termasuk kedalam hipotesis H1 karena nilainya dibawah 0.05 yang berarti kedua variabel tersebut terbukti saling berkorelasi.

Output Partial Correlations menunjukkan nilai korelasi antara jumlah produksi dengan keuntungan yang didapat ketika waktu produksi dianggap terkontrol atau tetap. Nilai korelasi tersebut adalah 0.809, yang artinya korelasi positif, kuat dan dapat diandalkan. Ketika waktu produksi dianggap tetap, maka hasil dari korelasi antara jumlah produksi dengan keuntungan berkurang sebesar 0.155 dari 0.964 menjadi 0.809. Hal ini menunjukkan walaupun waktu produksi sangat mempengaruhi keuntungan yang didapat oleh perusahaan, apabila waktu produksi dibuat untuk menjadi tetap, keuntungan dan hasil produksinya hanya akan berkurang cukup banyak.

4.1.6    Analisis Perbandingan Perhitungan Manual dan Pengolahan Software

            Berdasarkan  hasil dari analisis kedua pengolahan data yaitu pengolahan data dengan cara perhitungan manual dan pengolahan software dengan menggunakan aplikasi SPSS 16.0, didapatkan hasil perbandingan sebagai berikut.

Tabel 4.3  Analisis Perbandingan Korelasi

 

Perhitungan Manual

Pengolahan Software

Koefisien Pearson X1 dan Y

0,967

0,964

Koefisien Pearson X2 dan Y

0,990

0,987

Koefisien Pearson X1 dan X2

0,982

0,982

Koefisien Linear Berganda

0,98085

-

Koefisien Korelasi Parsial X2 dan Y, jika nilai X1 dianggap konstan

0,83965

-

            Dari hasil perbandingan kedua nilai dari pengolahan data diatas, didapatkan hasil perbandingan yang tidak jauh berbeda. Perbedaan yang terjadi dikarenakan karena ada faktor pembuatan angka pada saat perhitungan manual yang menyebabkan hasil akhir menjadi berbeda dengan hasil dari pengolahan software walaupun perbedannya tipis. Kelebihan dalam melakukan perhitungan manual adalah dapat mengetahui lebih jelas tentang perhitungan dalam metode statistik korelasi. Kekurangan dalam melakukan perhitungan manual adalah hasil yang didapat kurang teliti dan membutuhkan waktu lama dalam penyelesaiannya. Sedangkan kelebihan dalam melakukan pengolahan software adalah hasil pengolahan data yang diperoleh lebih akurat dan tidak membutuhkan waktu yang lama dalam penyelesaiannya. Kelemahannya adalah tidak bisa langsung mengerti perhitungan dalam modul korelasi.

 

4.2.      Regresi

            Perusahaan manufaktur mempunyai suatu variabel bebas yang memiliki pengaruh terhadap variabel terikat yang ingin dicapai dari suatu proses produksi. Regresi merupakan ilmu statistik yang digunakan dalam membantu menghitung penaksiran nilai variabel terikat terhadap variabel bebas tersebut.

 

4.2.1        Studi Kasus

PT Kencana Makmur adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang produksi roti, kue dan makanan ringan seperti biskuit, kue tart, kue lapis, donat, cupcake, dan keripik kentang dengan berbagai rasa. Perusahaan mendistribusikan hasil produksinya ke berbagai toko roti dan kue di mall kawasan Jakarta. Perusahaan membuat suatu polling bagi para konsumen yang membeli produk dari PT Kencana Makmur untuk menilai produk makanan apa yang paling disukai. Berdasarkan hasil polling tersebut, ternyata produk roti adalah produk yang paling digemari oleh konsumen. Perusahaan ingin mengetahui apakah banyaknya produksi roti yang dihasilkan oleh perusahaan sebanding dengan banyaknya peminat produk roti tersebut untuk masa yang akan datang. Perusahaan membuat suatu peramalan hubungan antara banyaknya produksi roti dengan banyaknya peminat selama 36 minggu. Hal ini diharapkan agar perusahaan mendapatkan keuntungan penjualan sesuai dengan target yang diharapkan. Berikut ini adalah data target banyaknya peminat produk roti dan target hasil produksi yang dibuat oleh PT Kencana Makmur.

Tabel 4.4  Data Regresi

Minggu

Banyak Peminat

(X) (Orang)

Hasil Produksi

(Y)

Minggu

Banyaknya Peminat  (X) (Orang)

Hasil Produksi (Y)

1

4844

4901

19

4910

4933

2

4845

4901

20

4912

4935

3

4850

4902

21

4914

4938

4

4852

4903

22

4918

4940

5

4850

4905

23

4920

4941

6

4855

4906

24

4924

4942

7

4866

4907

25

4928

4943

8

4850

4910

26

4940

4955

9

4869

4914

27

4945

4959

10

4877

4916

28

4955

4961

11

4880

4919

29

4955

4963

12

4875

4920

30

4957

4965

13

4880

4922

31

4958

4967

14

4890

4925

32

4965

4968

15

4886

4927

33

4955

4969

16

4889

4928

34

4962

4970

17

4890

4931

35

4969

4977

18

4900

4932

36

4978

4980

 

Berdasarkan keterangan tabel diatas, perusahaan ingin mengetahui:

1.      Persamaan garis linear 

2.      Pendugaan hasil produksi roti ketika:

a.       Banyak peminat sebanyak 4860 orang

b.      Banyak peminat sebanyak 4870 orang

c.       Banyak peminat sebanyak 4950 orang

 

4.2.2        Perhitungan Manual

Pengolahan data secara manual atau pemecahan masalah dengan menggunakan perhitungan manual yang berhubungan dengan modul yang dipergunakan. Perhitungan manual dapat dihitung dan dibantu dengan tabel data yang diperoleh. Berikut adalah tabel berdasarkan data atau studi kasus pada modul regresi.

Tabel 4.5  Pengolahan Data Regresi

Minggu

Banyak Peminat (X) (Orang)

Hasil Produksi (Y)

X2

Y2

XY

1

4844

4901

23464336

24019801

23740444

2

4845

4901

23474025

24019801

23745345

3

4850

4902

23522500

24029604

23774700

4

4852

4903

23541904

24039409

23789356

5

4850

4905

23522500

24059025

23789250

6

4855

4906

23571025

24068836

23818630

7

4866

4907

23677956

24078649

23877462

8

4850

4910

23522500

24108100

23813500

9

4869

4914

23707161

24147396

23926266

10

4877

4916

23785129

24167056

23975332

11

4880

4919

23814400

24196561

24004720

12

4875

4920

23765625

24206400

23985000

13

4880

4922

23814400

24226084

24019360

14

4890

4925

23912100

24255625

24083250

15

4886

4927

23872996

24275329

24073322

16

4889

4928

23902321

24285184

24092992

17

4890

4931

23912100

24314761

24112590

18

4900

4932

24010000

24324624

24166800

19

4910

4933

24108100

24334489

24221030

20

4912

4935

24127744

24354225

24240720

21

4914

4938

24147396

24383844

24265332

 

Tabel 4.5  Pengolahan Data Regresi (Lanjutan)

Minggu

Banyak Peminat (X) (Orang)

Hasil Produksi (Y)

X2

Y2

XY

22

4918

4940

24186724

24403600

24294920

23

4920

4941

24206400

24413481

24309720

24

4924

4942

24245776

24423364

24334408

25

4928

4943

24285184

24433249

24359104

26

4940

4955

24403600

24552025

24477700

27

4945

4959

24453025

24591681

24522255

28

4955

4961

24552025

24611521

24581755

29

4955

4963

24552025

24631369

24591665

30

4957

4965

24571849

24651225

24611505

31

4958

4967

24581764

24671089

24626386

32

4965

4968

24651225

24681024

24666120

33

4955

4969

24552025

24690961

24621395

34

4962

4970

24621444

24700900

24661140

35

4969

4977

24690961

24770529

24730713

36

4978

4980

24780484

24800400

24790440

Jumlah

176613

177675

866510729

876921221

871694627

1.         Menentukan persamaan linear regresi

a.       Menentukan nilai slope

    

b.      Menentukan nilai intersep

 

   

Jadi, persamaan linear regresi adalah sebagai berikut:

Y = a + bx

          =  + 1,5x      

2.      Pendugaan hasil produksi yang didapat dari banyaknya peminat sebanyak:

a.       Banyak peminat sebanyak 4860 orang

Artinya hasil produksi yang didapat dari banyaknya peminat  4860 orang adalah sebesar 4909 bungkus.

b.      Banyak peminat sebanyak 4870 orang

 

Artinya hasil produksi yang didapat dari banyaknya peminat  4870 orang adalah sebesar 4915 bungkus.

c.       Banyak peminat sebanyak 4950 orang

Artinya hasil produksi yang didapat dari banyaknya peminat  4950 orang adalah sebesar 4961 bungkus.

Gambar 4.11 Scatter Diagram

Scatter diagram  atau diagram pencar menunjukkan ada atau tidaknya hubungan antara variabel  X(Banyak Peminat) dan variabel Y(Hasil Produksi). Gambar  scatter diagram menunjukkan hubungan yang cukup kuat antara variabel X (Banyak Peminat) degan variabel Y (Hasil Produksi).

 

4.2.3        Pengolahan Software

            Pengolahan software dalam modul regresi ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS 16.0. Penggunaan software SPSS dalam pengolahan data ini berguna untuk mempermudah dalam menentukan nilai-nilai yang berhubungan dengan regresi atau pendugaan keeratan hubungan yang dimiliki antarvariabel. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam mengolah data menggunakan software SPSS 16.0

            Pertama, memilih sheet ‘variable view’ kemudian ketik ‘Hari’, ‘Produk terjual’, dan ‘Keuntungan’ ke dalam tabel Name. Ubah nilai decimals menjadi 0, lalu memilih OK.

 

 

 

Gambar 4.12   Input Variabel-Variabel Regresi

Langkah berikutnya memilih sheet data view, kemudian input 36 data ke dalam kolom yang sesuai dengan variabel yang telah ditentukan. Lalu akan muncul data seperti gambar berikut ini.

Gambar 4.13  Input Data Regresi

Langkah berikutnya adalah menentukan nilai yang berkaitan dengan regresi linear. Tahap pertama adalah memilih option analyze, kemudian memilih regression, lalu memilih linear.

Gambar 4.14 Toolbar Analyze Regresi

Tampilan yang akan keluar selanjutnya adalah seperti gambar dibawah ini. Pindahkan variabel ‘keuntungan’ kedalam kolom dependent, variabel ‘produk terjual’ ke dalam kolom ‘independent’ dan kata ‘hari’ kedalam kolom case labels.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 4.15  Linear Regression

            Langkah berikutnya adalah memilih option statistics pada bagian kanan atas menu linear regression. Kemudian akan muncul tampilan seperti berikut ini. Beri tanda pada kata estimates, model fit, descriptive, durbin-watson, casewise diagnostics, dan all cases. Setelah semua kata telah ditandai, langkah selanjutnya adalah memilih continue.

Gambar 4.16 Linear Regression: Statistics

            Tampilan berikutnya yang akan keluar adalah menu linear regression. Langkah selanjutnya memilih option ‘plot’ pada bagian kanan atas. Selanjutnya akan muncul tampilan linear regression: plots sebagai berikut. Pindahkan SDRESID pada kolom Y dan ZPRED pada kolom X, tandai normal probability plot pada bagian standardized residual plots, lalu memilih next.

Gambar 4.17 Linear Regression: Plots.

            Pada bagian ini, pindahkan ZPRED pada kolom Y dan DEPENDNT pada kolom X. Setelah selesai, memilih continue untuk beralih ketahap berikutnya

Gambar 4.18 Linear Regression: Plots.

            Tampilan yang akan muncul berikutnya adalah menu linear regression. Langkah berikutnya memilih ‘options’ pada bagian kanan atas, tandai use probability of F, ubah entry menjadi .05 dan removal menjadi .10. tandai include constant in equation dan exclude cases listwise. Langkah selanjutnya memilih continue untuk melanjutkan ketahapan berikutnya.

Gambar 4.19  Linear Regression: Options

            Setelah serangkaian tahapan pengolahan software SPSS 16.0 diatas telah selesai, maka akan muncul output-output yang berkaitan dengan regresi. Berikut ini adalah output dari hasil pengolahan software:

 

 

Gambar 4.20  Output: Descriptive Statistics

 

 

 

 

 

Gambar 4.21 Output : Correlations

 

 

 

Gambar 4.22 Output : Variables Entered/Removed

Gambar 4.23 Output: Model Summary

Gambar 4.24 Output: Coefficients

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 4.25 Output: Casewise Diagnostics

 

 

 

Gambar 4.26 Output: Residuals Statistics

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 4.27 Output: Normal P-Plot

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 4.28 Output: Standardize Predicted Value

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 4.29 Output: Scatterplot

 

4.2.4        Analisis Perhitungan Manual

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, didapatkan nilai slope sebesar 0.578. Nilai slope berfungsi sebagai nilai menunjukkan besarnya kontribusi yang diberikan variabel x terhadap variasi (kenaikan atau penurunan) dari variabel y. Sementara nilai intersep yang didapat adalah sebesar . Berdasarkan nilai slope dan intersep yang didapatkan pada perhitungan sebelumnya, persamaan linear regresi nya adalah sebesar  + 1,5x. Persamaan ini menujukkan bahwa apabila nilai X (banyak peminat) sama dengan 0, maka hasil produksi  yang didapatkan adalah sebesar 2100. Sementara apabila perusahaan berhasil menjual 1 produk, maka hasil produksi akan ditambah sebesar 2. Persamaan linear regresi ini akan dipergunakan untuk menghitung nilai dari variabel x lain untuk meramalkan seberapa besar pengaruhnya terhadap nilai dari variabel y.  Pendugaan hasil produksi yang didapat dari banyaknya peminat  4860 orang adalah sebesar 4908,877 atau sekitar 4909 bungkus, hasil produksi yang didapat dari banyaknya peminat  4870 orang adalah sebesar 4914,657 atau sekitar 4915 bungkus, hasil produksi yang didapat dari banyaknya peminat  4950 orang adalah sebesar 4960,897 atau sekitar 4961 bungkus.

 

4.2.5        Analisis Pengolahan Software 

Analisis perhitungan software merupakan penjelasan dari hasil yang telah diperoleh dari perhitungan software. Berikut ini merupakan penjelasan dari perhitungan software modul regresi diatas. Hasil software pada tabel descriptive stastistic  menunjukan dari 36 data yang diamati dari hasil produksi danbanyak peminat. Berdasarkan kedua variabel tersebut, diketahui nilai rata-rata dari hasil produksi adalah sebesar 4935,42 dengan nilai simpangan baku 24,533. Nilai simpangan baku menunjukkan bahwa data dari variabel hasil produksi telah menyimpang sejauh 24,533 dari nilai rata-ratanya. Sedangkan pada banyak peminat diketahui nilai rata-rata sebesar 4905,92 dengan simpangan baku sebesar 42,112. Simpangan baku ini menunjukkan bahwa data pada variabel hasil produksi menyimpang sejauh 42,112 dari nilai rata-ratanya.

Output correlations dapat diketahui nilai koefisien korelasi  pearson untuk hasil produksi terhadap produk terjual adalah sebesar 0,992. Nilai ini menunjukkan bahwa korelasi antara kedua variabel tersebut tergolong kedalam korelasi positif dengan keeratan hubungan yang tergolong sangat kuat sehingga dapat diandalkan. Hubungan antrara hasil produksi dan banyak peminat ini juga tergolong dalam hipotesis H1 karena nilainya dibawah 0.05 yang berarti kedua variabel tersebut terbukti saling berkorelasi.

Pada output variables entered/removed menunjukkan bahwa variabel bebas yang berhasil ter-input yaitu variabel produk terjual. Output Model Summary pada gambar menunjukkan nilai koefisien korelasi antar kedua variabel hasil produksi dan banyak peminat adalah sebesar 0,992 dengan nilai koefisien determinasinya sebesar 0,985 atau 98,5%. Nilai koefisien determinasi ini menunjukkan bahwa pengaruh banyak peminat terhadap hasil produksi adalah sebesar 98,5%.  Sementara sisanya yaitu 1,5% ditentukan oleh faktor-faktor lain yang berupa jumlah karyawan, kecepatan kerja mesin, waktu produksi, dan jumlah bahan baku yang tersedia.

Nilai standar error of the estimate menghasilkan nilai 3,067. Nilai ini menunjukan besarnya lebih kecil daripada standar deviation yang nilainya sebesar 24,533. Nilai Durbin-Watson menujukkan ada atau tidaknya autokorelasi dalam data regresi yang telah ter-input. Syarat yang harus dipenuhi dalam menentukan ada atau tidaknya autokorelasi dalam data ini diperoleh dari ketentuan durbin watson, yaitu apabila nilai durbin watson data kurang dari  (4-du) dan lebih dari nilai du, maka data tersebut tidak terdapat autokorelasi. Untuk data sebanyak 36, nilai du yang ditentukan adalah sebesar 1,32. Pada output didapatkan nilai Durbin-Watson dari data regresi yang ter-input adalah sebesar 1,506. Hal ini menunjukkan bahwa data regresi yang telah ter-input tidak terdapat autokorelasi karena memenuhi syarat nilai du < d < (4-du).  Pada output coefficients, berdasarkan hasil yang terdapat pada kolom B didapatkan nilai intersep sebesar 2099,203 dengan kesalahan baku sebesar 60,403. Sementara untuk nilai slope diketahui sebesar 0,578 dengan kesalahan baku sebesar 0,012. Nilai t yang didapat adalah sebesar 32.469 jika dibandingkan dengan tabel t student, pada nilai 34 dengan uji signifikansi 2 arah dan nilai didapatkan angka sebesar 2,032. Angka tersebut menunjukan bahwa hipotesis H0 ditolak, karena t hitung lebih besar nilainya daripada t tabel. Hal ini juga menunjukkan koefisien regresi signifikan yang berarti produk terjual layak digunakan untuk meramalkan keuntungan.

Output casewise diagnostics menunjukkan tentang kesalahan baku dari data yang telah ter-input. Misalnya dalam minggu pertama, jumlah hasil produksi yang di input adalah sebesar 4901 dengan kesalahan standar sebesar 0,449 dari nilai predicted value atau nilai yang diprediksi adalah sebesar 4899,62. Sementara nilai residual menunjukkan selisih dari ‘hasil produksi’ dengan ‘predicted value’. Sementara untuk data pada minggu kedua menunjukkan kesalahan baku yang terjadi adalah sebesar 0,261, nilai hasil produksi yang di input sebesar 4901, sementara nilai yang diprediksi akan menjadi hasil produksi adalah sebesar 4899,62. Sementara nilai residual menunjukkan selisih dari ‘hasil produksi’ dengan ‘predicted value’ nya.

Output residuals statistics didapatkan bahwa nilai minimum hasil produksi yang di prediksikan adalah sebesar 4899,62 dan nilai hasil produksi maksimal yang di prediksikan adalah sebesar 4977,09. Rata-rata nilai hasil produksi yang didapat adalah 4935,42 dan simpangan baku yang didapat adalah 24,346. Sementara nilai pendugaan baku yang didapat untuk hasil produksi minimum adalah  -1,470 dari nilai yang telah di prediksi, sementara untuk nilai hasil produksi maksimum, nilai pendugaan baku sebesar 1,712 dari hasil produksi yang diprediksi. Sementara nilai kesalahan standar dari nilai yang telah diprediksi untuk nilai hasil produksi minimum adalah sebesar 0,514 dan 1,024 untuk nilai hasil produksi maksimumnya. Nilai rata ratanya adalah sebesar 0,707 sedangkan nilai kesalahan baku adalah sebesar 0,152. Kurva dari data regresi yang telah ter-input. Grafik tersebut menjelaskan tentang uji normalitas dari data yang telah di input. Grafik tersebut termasuk ke dalam trend positif dikarenakan data yang didapat mulai dari kiri bawah hingga ke kanan. Output tersebut juga menjelaskan bahwa hasil penjualan akan mempengaruhi hasil produksi, semakin banyak hasil penjualan maka semakin banyak atau besar pula hasil produksi yang didapat.

Output pada gambar 4.27 merupakan output tentang uji normalitas data. Grafik tersebut menunjukkan hubungan antara data hasil pengamatan dan nilai prediksi dari data hasil pengamatan tersebut. Karen abanyak terlihat titik yang menempel pada garis linear, dapat disimpulkan bahwa data yang dimiliki adalah data yang normal dan memiliki trend yang positif. Output pada gambar 4.28 menjelaskan tentang uji homogenitas data, yaitu variasi dari variabel bebas adalah sama atau konstan untuk setiap nilai tertentu dari variabel bebas lainnya. Hal itu terbukti dengan hubungan titik-titik yang saling berdempet satu sama lain dan terletak dinilai 0. Output pada gambar 4.29 menjelaskan tentang diagram titik yang berhubungan dengan uji linearitas tentang nilai prediksi baku dimana hasil produksi akan semakin bergerak naik sesuai dengan nilai hasil produksi baku yang telah diprediksikan sesuai dengan asumsi linearitas.

 

4.2.6   Analisis Perbandingan Perhitungan Manual dan Pengolahan Software

            Berdasarkan hasil pengolahan data studi kasus dengan dua cara, yaitu perhitungan manual dan pengolahan software didapatkan beberapa hasil perbandingan. Berikut ini adalah hasil perbandingan dari pengolahan data dengan cara perhitungan manual dan pengolahan software.

Tabel 4.6  Analisis Perbandingan Perhitungan Manual dan Pengolahan Software

 

Perhitungan Manual

Pengolahan Software

Intersep

2099,797

2099,203

Slope

0,578

0,578

            Berdasarkan hasil kedua pengolahan data dengan cara perhitungan manual dan pengolahan software didapatkan nilai perbandingan intersep dan slope yang tidak jauh berbeda. Perbedaan didapat karena pembulatan saat perhitungan manual. Kelebihan dalam melakukan perhitungan manual adalah dapat mengetahui lebih jelas tentang perhitungan dalam metode statistik regresi. Kekurangan dalam melakukan perhitungan manual adalah hasil yang didapat kurang teliti dan membutuhkan waktu lama dalam penyelesaiannya. Sedangkan kelebihan dalam melakukan pengolahan software adalah hasil pengolahan data yang diperoleh lebih akurat dan tidak membutuhkan waktu yang lama dalam penyelesaiannya. Sementara kelemahannya adalah tidak bisa langsung mengerti perhitungan dalam modul regresi.

4.3.      Anova Satu Arah

            Dunia manufaktur erat kaitannya dengan proses produksi. Proses produksi yang dihasilkan dari suatu perusahaan yang memiliki beberapa jenis produksi sering kali mengalami masalah berupa hasil produksi yang tidak merata sehingga produktifitas perusahaan tidak stabil.  Anova satu arah digunakan oleh perusahaan tersebut untuk menguji rata-rata data hasil pengamatan yang dilakukan pada sebuah perusahaan.

 

4.3.   Studi Kasus

 Studi kasus berisi tentang permasalahan yang terjadi di dalam perusahaan yang telah ditentukan dalam menggunakan modul Anova satu arah sebagai solusi dari permasalahan tersebut. Studi kasus dalam modul Anova terdiri dari dua macam, yaitu studi kasus dengan jumlah sampel sama banyak dan studi kasus dengan jumlah sampel tidak sama banyak.

1.     Studi Kasus Jumlah Sampel Sama Banyak

PT Kencana Makmur adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang produksi roti, kue dan makanan ringan seperti biskuit, kue tart, kue lapis, cupcake, dan keripik kentang dengan berbagai rasa. PT Kencana makmur melakukan pengamatan pada bulan Juni untuk melihat apakah rata-rata jumlah produksi roti dengan berbagai varian rasa adalah sama atau tidak dengan membandingkan rata-rata jumlah produksi yang didapat selama 10 hari dari 6 varian rasa yaitu coklat, keju, mocca, strawberry, green tea, dan vanilla. Berikut ini adalah data hasil pengamatan dari rata-rata jumlah produksi roti berdasarkan varian rasanya.

Tabel 4.7  Data Hasil Pengamatan Anova Satu Arah Sampel Sama Banyak

No

Roti Rasa Coklat (Bungkus)

Roti Rasa Keju (Bungkus)

Roti Rasa Mocca (Bungkus)

Roti Rasa Strawberry (Bungkus)

Roti Rasa Green tea (Bungkus)

Roti Rasa Vanilla (Bungkus)

1

1121

1123

1122

1120

1128

1125

2

1123

1127

1125

1121

1129

1123

3

1125

1123

1126

1124

1126

1121

4

1127

1122

1124

1123

1127

1127

5

1125

1120

1128

1126

1128

1125

 

Tabel 4.7  Data Hasil Pengamatan Anova Satu Arah Sampel Sama Banyak (Lanjutan)

No

Roti Rasa Coklat (Bungkus)

Roti Rasa Keju (Bungkus)

Roti Rasa Mocca (Bungkus)

Roti Rasa Strawberry (Bungkus)

Roti Rasa Green tea (Bungkus)

Roti Rasa Vanilla (Bungkus)

6

1128

1121

1121

1128

1123

1124

7

1126

1126

1123

1129

1124

1122

8

1124

1125

1129

1123

1125

1128

9

1122

1129

1127

1125

1126

1126

10

1120

1128

1124

1126

1129

1124

Berdasarkan keterangan tabel diatas, perusahaan ingin mengetahui rata-rata jumlah produk yang dihasilkan berdasarkan varian rasa roti adalah sama atau tidak dengan menggunakan taraf nyata sebesar 5%. Harapannya adalah untuk menyeragamkan seluruh hasil produksi roti dan menyeimbangkan produktivitas dari hasil produksi berbagai macam varian roti.

2.         Studi Kasus Jumlah Sampel Tidak Sama Banyak

PT Kencana Makmur adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang produksi roti, kue dan makanan ringan seperti biskuit, kue tart, kue lapis, cupcake, dan keripik kentang dengan berbagai rasa. PT Kencana Makmur melakukan pengamatan pada bulan Juli untuk melihat apakah rata-rata jumlah produksi roti dengan berbagai varian rasa adalah sama atau tidak. Pengamatan tersebut dilakukan dengan membandingkan rata-rata jumlah produksi yang didapat selama 16 hari dari 4 varian rasa yaitu coklat, keju, strawberry, dan green tea dengan jumlah produksi jenis roti yang berbeda-beda setiap harinya. Berikut ini adalah data hasil pengamatan dari rata-rata jumlah produksi roti berdasarkan varian rasanya.

Tabel 4.8  Data Hasil Pengamatan Anova Satu Arah Sampel Tidak Sama Banyak

No

Roti Rasa Coklat (Bungkus)

Roti Rasa Keju (Bungkus)

Roti Rasa Strawberry (Bungkus)

Roti Rasa Greentea (Bungkus)

1

1223

1223

1229

1225

2

1229

1222

1222

1227

3

1225

1229

1221

1223

4

1224

1226

1224

1221

5

1227

1223

1227

1229

6

1222

1224

1222

1228

7

1223

1228

1221

1225

8

1228

1221

1229

1221

Tabel 4.8  Data Hasil Pengamatan Anova Satu Arah Sampel Tidak Sama Banyak (Lanjutan)

No

Roti Rasa Coklat (Bungkus)

Roti Rasa Keju (Bungkus)

Roti Rasa Strawberry (Bungkus)

Roti Rasa Greentea (Bungkus)

9

1220

1220

1225

1227

10

1221

1225

1224

1224

11

1223

-

1227

1223

12

1226

-

1228

1228

13

-

-

1222

-

14

-

-

1220

-

15

-

-

1221

-

16

-

-

1223

-

Berdasarkan keterangan tabel diatas, perusahaan ingin mengetahui rata-rata jumlah produk yang dihasilkan berdasarkan varian rasa roti adalah sama atau tidak untuk jumlah sampel tidak sama banyak dengan menggunakan taraf nyata sebesar 5%.

 

4.3.2    Pengujian Data

Pengujian data dalam modul Anova dilakukan untuk mengetahui apakah data yang telah dibuat memenuhi asumsi-asumsi dalam Anova atau tidak. Asumsi-asumsi Anova tersebut antara lain data berdistribusi normal, ragam dan varian dari data bersifat homogen, dan masing-masing data bersifat independen atau bebas.

Pengujian data ini dilakukan dalam dua jenis pengujian, yaitu pengujian data dengan jumlah sampel sama banyak dan pengujian data dengan jumlah sampel tidak sama banyak.

1.      Pengujian Data Jumlah Sampel Sama Banyak 

Pengujian data dilakukan untuk menguji apakah data yang telah dibuat untuk studi kasus jumlah sampel sama banyak telah memenuhi asumsi-asumsi yang terdapat dalam modul Anova atau belum, maka dilakukanlah pengujian data untuk jumlah sampel sama banyak dengan  menggunakan software SPSS 16.0. Berikut ini adalah output dari pengujian data sampel sama banyak dengan menggunakan software SPSS 16.0.

Gambar 4.30   Uji Normality Data Jumlah Sampel Sama Banyak

Output Test of Normality ini menunjukkan tentang data pengamatan yang bersifat normal atau tidak. Pengujian Kolmogov-Smirnov dipakai untuk jumlah sampel lebih besar dari 50. Sedangkan pengujian Shapiro-Wilk dipakai untuk jumlah sampel kurang dari sama dengan 50. Karena jumlah data yang terdapat dalam studi kasus sebanyak  60 data, maka nilai uji yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan hasil significance yang terdapat pada ouput pengujian Kolmogorov-Smirnov, didapatkan nilai sebesar 0,200. Hipotesis H0 menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal, sedangkan hipotesis H1 menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi normal. Hipotesis H0 diterima jika nilai significance lebih besar dari 0,05. Sedangkan, hipotesis H0 ditolak jika nilai significance lebih kecil dari 0,05. Karena nilai significance yang didapat sebesar 0,200, maka hipotesis H0 diterima. Jadi data yang terdapat dalam studi kasus jumlah sampel sama banyak tersebut berdistribusi normal dan memenuhi asumsi data berdistribusi normal dari Anova.

Gambar 4.31   Uji Homogenity Data Jumlah Sampel Sama Banyak

         Output Test of Homogeneity of Variance ini menunjukkan tentang asumsi Anova bahwa data yang terdapat pada studi kasus jumlah sampel sama banyak bersifat homogen (sama) atau tidak. Karena yang dilihat adalah variasi dari nilai rata-rata, maka output yang dianalisis adalah output test of homogeneity of variance based on mean. Hipotesis H0 menunjukkan bahwa data tersebut bersifat homogen, sedangkan hipotesis H1 menunjukkan bahwa data tidak bersifat homogen (data bersifat heterogen). Hipotesis H0 diterima jika nilai significance lebih besar dari 0,05. Sedangkan, hipotesis H0 ditolak jika nilai significance lebih kecil dari 0,05. Karena nilai significance yang terdapat pada output based on mean bernilai 0,633 lebih besar dari 0,05, maka  hipotesis H0 diterima.  Jadi data yang terdapat dalam studi kasus jumlah sampel sama banyak bersifat homogen atau sama.

2.            Pengujian Data Jumlah Sampel Tidak Sama Banyak

Pengujian data dilakukan untuk menguji apakah data yang telah dibuat untuk studi kasus jumlah sampel tidak sama banyak telah memenuhi asumsi-asumsi yang terdapat dalam modul Anova atau belum, maka dilakukanlah pengujian data untuk sampel tidak sama banyak dengan  menggunakan software SPSS 16.0. Berikut ini adalah output dari pengujian data sampel tidak sama banyak dengan menggunakan software SPSS 16.0.

Gambar 4.32   Uji Normality Data Jumlah Sampel Tidak Sama Banyak

Output Test of Normality ini menunjukkan tentang data pengamatan yang bersifat normal atau tidak. Pengujian Kolmogov-Smirnov dipakai untuk jumlah sampel lebih besar dari 50. Sedangkan pengujian Shapiro-Wilk dipakai untuk jumlah sampel kurang dari sama dengan 50. Karena jumlah sampel yang terdapat dalam studi kasus sebanyak 50 data, maka nilai uji yang digunakan adalah pengujian Shapiro-Wilk. Berdasarkan hasil significance yang terdapat pada ouput pengujian Shapiro-Wilk, didapatkan nilai significance yang beragam untuk tiap jenis roti. Hipotesis H0 menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal, sedangkan hipotesis H1 menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi normal. Hipotesis H0 diterima jika nilai significance lebih besar dari 0,05. Sedangkan, hipotesis H0 ditolak jika nilai significance lebih kecil dari 0,05. Karena semua nilai significance dari berbagai jenis roti yang didapat lebih dari 0,05, maka hipotesis H0 diterima. Jadi data yang terdapat dalam studi kasus jumlah sampel tidak sama banyak tersebut berdistribusi normal dan memenuhi asumsi data berdistribusi normal dari Anova.

    Gambar 4.33 Uji Homogenity Data Jumlah Sampel Tidak Sama Banyak

Output Test of Homogeneity of Variance ini menunjukkan tentang asumsi Anova bahwa data yang terdapat pada studi kasus jumlah sampel tidak sama banyak bersifat homogen (sama) atau tidak. Karena sifat homogen yang dilihat berdasarkan dari variasi nilai rata-rata, maka output yang dianalisis adalah output test of homogeneity of variance based on mean. Hipotesis H0 menunjukkan bahwa data tersebut bersifat homogen, sedangkan hipotesis H1 menunjukkan bahwa data tidak bersifat homogen (data bersifat heterogen). Hipotesis H0 diterima jika nilai significance lebih besar dari 0,05. Sedangkan, hipotesis H0 ditolak jika nilai significance lebih kecil dari 0,05. Karena nilai significance yang terdapat pada output based on mean bernilai 0,937 lebih besar dari 0,05, maka  hipotesis H0 diterima.  Jadi data yang terdapat dalam studi kasus jumlah sampel tidak sama banyak bersifat homogen atau sama.

 

4.3.3    Perhitungan Manual

Perhitungan manual dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus yang terdapat dalam modul Anova satu arah untuk mendapatkan nilai yang berarti untuk jawaban dari studi kasus diatas. Perhitungan manual dalam modul Anova satu arah ini terbagi atas dua, yaitu perhitungan manual untuk jumlah data sama banyak dan perhitungan manual untuk jumlah data tidak sama banyak.

1.      Perhitungan Manual Jumlah Data Sama Banyak

Perhitungan manual untuk jumlah data sama banyak adalah bentuk pengolahan data dari studi kasus tentang sebaran nilai rata-rata jenis produksi dalam jumlah data yang sama banyak. Berikut ini adalah perhitungan manual jumlah data sama banyak.

a.                    Menentukan Formulasi Hipotesis

    H0 =  Rata-rata untuk  setiap jumlah produksi keenam jenis roti adalah  sama.

 H1 =   Sekurang-kurangnya terdapat satu rata-rata jumlah produksi yang  berbeda.

b.      Menentukan Taraf Nyata ( = 0,05)

Derajat Bebas (db)

      V1 = k-1

         = 6-1 = 5

      V2  = k(n-1)

   = 6(10-1) = 54

Wilayah Kritis (Ftabel)

Ftabel = Fa(V1,V2)

         = Fa(5,54)

= 2,38607

c.    Kriteria Pengujian

Ho diterima apabila Fo≤ 2,38607

H1 diterima apabila Fo˃2,38607

d.   Uji Statistik

1)      Jumlah Kuadrat Total (JKT)

      

                   

2)      Jumlah Kuadrat Kolom (JKK)

     

       

Nilai derajat bebas Jumlah Kuadrat Kolom:

Db = k-1

            =  6-1 = 5

Nilai rata-rata  kolom:

       

3)      Jumlah Kuadrat Error (JKE)

        

Nilai derajat bebas Jumlah Kuadrat Error:

Db = k(n-1)

            = 6(10-1) = 54

Nilai Rata-Rata Kuadrat Error:

  

          

 

Nilai F hitung:

      

Tabel 4.9  Tabel Anova Jumlah Sampel Sama Banyak

Sumber Keragaman

Jumlah Kuadrat

(JK)

Derajat Bebas

(db)

Rata-Rata Kuadrat

(RK)

Fhitung

Rata-Rata Kolom

37,28333

5

7,45666

1,113

Rata-Rata Error

361,7

54

6,7

Total

398,98

59

 

e.    Kesimpulan

Karena Fhitung berada di daerah penerimaan (Fo≤ 2,38607), maka Hoditerima sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata untuk jumlah produksi dari masing-masing varian rasa adalah sama, sehingga perusahaan tidak perlu melakukan penelitian ulang.

2.            Perhitungan Manual Jumlah Data Tidak Sama Banyak

Perhitungan manual untuk jumlah data sama banyak adalah bentuk pengolahan data dari studi kasus tentang sebaran nilai rata-rata jenis produksi dalam jumlah data yang sama banyak. Berikut ini adalah perhitungan manual jumlah data sama banyak.

a.  Formulasi Hipotesis

               H0 = Rata-rata untuk  setiap jumlah produksi keenam jenis roti adalah sama.

               H1 = Sekurang-kurangnya terdapat satu rata-rata jumlah produksi yang  berbeda.

b.  Taraf nyata yang digunakan adalah = 0,05

     Derajat Bebas (db) :

1)   V1 = K-1

            = 4-1 = 3

            V2  = N-K

      = 50-4 = 46

Wilayah Kritis (Ftabel)

             Ftabel = F (V1,V2)

   = F (3;46)

   = 2,806845

         c.  Kriteria Pengujian

1)      Hoditerima apabila Fo≤ 2,806845

2)      Ho ditolak apabila Fo ˃ 2,806845

d.   Uji Statistik

1)      Jumlah Kuadrat Total (JKT)

 

        

                          

2)      Jumlah Kuadrat Kolom (JKK)

          

Nilai derajat bebas Jumlah Kuadrat Kolom:

JKK = K-1

                = 4-1 = 3

Nilai rata-rata kuadrat kolom:

       

 

3)      Jumlah Kuadrat Error (JKE)

           

Nilai derajat bebas Jumlah Kuadrat Error:

JKT = N-k

      = 50-4 = 46

Nilai rata-rata kuadrat error:

  

           

Jadi, didapatkan nilai Fhitung(Fo)

Tabel 4.10   Tabel Anova Jumlah Sampel Tidak Sama Banyak

Sumber Keragaman

Jumlah Kuadrat

(JK)

Derajat Bebas

(db)

Rata-Rata Kuadrat

Fhitung

Rata-Rata Kolom

8,5158333

3

2,8386111

0,3374023378

Rata-Rata Error

387,0041667

46

8,413134059

Total

395,52

49

 

e. Kesimpulan

Karena Fhitung  berada di daerah penerimaan (F0 ≤ 2,808645), maka Ho diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata untuk jumlah produksi dari masing-masing varian rasa adalah sama, sehingga perusahaan tidak perlu melakukan penelitian ulang.

 

4.3.4    Pengolahan Software

            Pengolahan software dalam modul Anova satu arah ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS 16.0. Penggunaan software SPSS dalam pengolahan data ini berguna untuk mempermudah dalam menentukan nilai-nilai yang berhubungan dengan Anova satu arah. Berikut ini adalah tahapan pengolahan software Anova satu arah untuk jumlah sampel sama banyak dan jumlah sampel tidak sama banyak.

1.            Pengolahan Software Jumlah Sampel Sama Banyak

Langkah pertama dalam pengolahan software untuk jumlah sampel sama banyak adalah memilih sheet ‘variable view’ kemudian ketik ‘Jenis_Produksi’, dan ‘Jumlah_Produksi’ ke dalam tabel Name. Ubah nilai decimals menjadi 0. Langkah selanjutnya memilih kolom values, lalu tambahkan data untuk keterangan dari jenis produksi. Ketik angka 1 dengan label “Roti Coklat”, angka 2 dengan label “Roti Keju”, angka 3 dengan label “Roti Mocca”, angka 4 dengan label “Roti Strawberry”, angka 5 dengan label “Roti Greentea”, dan angka 6 dengan label “Roti Vanilla”. Setelah semua keterangan telah di input, langkah selanjutnya adalah memilih OK.

Gambar 4.34  Input Value Labels pada Anova Satu Arah

Langkah-langkah diatas adalah langkah untuk menambahkan keterangan pada variabel ‘jenis produksi’. Berikut ini adalah tampilan dari input data yang ada pada sheet variable value.

Gambar 4.35  Input nilai Anova Satu Arah

Langkah selanjutnya memilih sheet data view, kemudian input seluruh data ke dalam kolom yang sesuai dengan variabel dan value labels yang telah ditentukan. Lalu akan muncul data seperti gambar berikut ini

Gambar 4.36  Input Data Jumlah Sampel Sama Banyak

Langkah selanjutnya adalah menentukan output Anova dengan cara memilih menu analyze, lalu memilih compare means, kemudian memilih one-way Anova. Berikut ini adalah tampilan dari langkah tersebut.

Gambar 4.37  Menu One-Way Anova

Langkah berikutnya adalah memindahkan variabel “jumah_produksi” ke dalam kolom dependent list dan variabel “jenis_produksi” ke dalam kolom factor. Berikut ini adalah tampilan dari langkah tersebut.

Gambar 4.38  Menu One-Way Anova

Langkah selanjutnya adalah memilih option Post Hoc. Tandai pilihan Bonferroni dan Tukey pada bagian equal variances assumed. Setelah kedua pilihan itu telah ditandai, pastikan nilai significance level bernilai 0.05, setelah itu memilih continue.

Gambar 4.39  One-Way Anova : Post Hoc Multiple Comparisons

Langkah selanjutnya adalah memilih pilihan options. Tandai opsi descriptive pada pilihan statistics dan exclude cases analysis by analysis pada pilihan missing value, lalu memilih continue.

Gambar 4.40   One-Way Anova : Options

Setelah langkah-langkah tersebut telah sesuai, tampilan yang muncul adalah menu One-Way Anova. Untuk memunculkan output, langkah berikutnya adalah memilih OK. Berikut ini adalah output hasil pengolahan data untuk jumlah sampel sama banyak.

Gambar 4.41  Output Descriptive  Jumlah Sampel Sama Banyak

Gambar 4.42   Output Anova Jumlah Sampel Sama Banyak

Gambar 4.43   Output Multiple Comparison Tukey Jumlah Data Sama Banyak

Gambar 4. 44  Output Multiple Comparison Bonferroni Jumlah Data Sama Banyak

 

Gambar 4.45   Output Homogeneous Jumlah Data Sama Banyak

2.         Pengolahan Software Jumlah Sampel Tidak Sama Banyak

Langkah pertama dalam pengolahan software untuk jumlah sampel tidak sama banyak adalah memilih sheet ‘variable view’ kemudian ketik ‘Jenis_Produksi’, dan ‘Jumlah_Produksi’ ke dalam tabel Name. Ubah nilai decimals menjadi 0. Langkah berikutnya memilih kolom values, lalu tambahkan data untuk keterangan dari jenis produksi. Ketik angka 1 dengan label “Roti Coklat”, angka 2 dengan label “Roti Keju”, angka 3 dengan label “Roti Strawberry”, dan angka 4 dengan label “Roti Greentea”. Setelah semua keterangan telah di input, langkah selanjutnya adalah memilih OK.

Gambar 4.46   Value Labels Anova Satu Arah Jumlah Sampel Tidak Sama Banyak

Langkah-langkah diatas adalah langkah untuk menambahkan keterangan pada variabel ‘jenis produksi’. Berikut ini adalah tampilan dari input data yang ada pada sheet variable value.

Gambar 4.47   Input nilai Anova Satu Arah

Langkah selanjutnya memilih sheet data view, kemudian input seluruh data ke dalam kolom yang sesuai dengan variabel dan value labels yang telah ditentukan. Lalu akan muncul data seperti gambar berikut ini.

 

Gambar 4.48   Input Data Jumlah Sampel Tidak Sama Banyak

Langkah selanjutnya adalah menentukan output Anova dengan cara memilih menu analyze, lalu memilih compare means, kemudian memilih one-way Anova. Berikut ini adalah tampilan dari langkah tersebut.

Gambar 4. 49  Menu One-Way Anova

Langkah berikutnya adalah memindahkan variabel “jumah_produksi” ke dalam kolom dependent list dan variabel “jenis_produksi” ke dalam kolom factor. Berikut ini adalah tampilan dari langkah tersebut.

Gambar 4. 50  Menu One-Way Anova

Langkah selanjutnya adalah memilih option Post Hoc. Tandai pilihan Bonferroni dan Tukey pada bagian equal variances assumed. Setelah kedua pilihan itu telah ditandai, pastikan nilai significance level bernilai 0.05, setelah itu memilih continue.

Gambar 4.51   One-Way ANOVA : Post Hoc Multiple Comparisons

Langkah selanjutnya adalah memilih pilihan options. Tandai opsi descriptive pada pilihan statistics dan exclude cases analysis by analysis pada pilihan missing value, lalu memilih continue.

Gambar 4.52   One-Way Anova : Options

Setelah langkah-langkah tersebut telah sesuai, tampilan yang muncul adalah menu One-Way Anova. Untuk memunculkan output, langkah berikutnya adalah memilih OK. Berikut ini adalah output hasil pengolahan data untuk jumlah sampel tidak  sama banyak.

Gambar 4.53  Output Descriptive Jumlah Sampel Tidak Sama Banyak

 

Gambar 4.54  Output Anova Jumlah Sampel Tidak Sama Banyak

 

Gambar 4.55  Output Multiple Comparisons Tukey dan Bonferroni

Gambar 4.56  Output Homogeneous Subsets

 

4.3.5    Analisis Perhitungan Manual

  Analisis perhitungan manual didapatkan dari hasil perhitungan manual data dalam dua studi kasus diatas, yaitu studi kasus untuk jumlah sampel sama banyak dan studi kasus untuk jumlah sampel tidak sama banyak. Berikut ini adalah analisis dari pehitungan manual tersebut.

1.                  Analisis Perhitungan Manual Jumlah Sampel Sama Banyak

Metode perhitungan manual yang digunakan yaitu dengan menggunakan rumus pada modul anova mengenai jumlah sampel yang sama banyak. Langkah pertama yang harus dilakukan ialah membuat hipotesis. Hipotesis sendiri adalah dugaan kita apakah sebaran data seragam atau tidak. Hipotesis yang dipakai dalam jumlah sampel sama banyak ini yaitu untuk H0 rata-rata setiap jumlah produksi keenam jenis roti adalah sama dan untuk H1 sekurang-kurangnya terdapat satu rata-rata jumlah produksi yang  berbeda.

Menentukan taraf nyata dapat dilihat pada tabel distribusi F, taraf nyata ditentukan dengan derajat pembilang (V1) , (V2) . Untuk derajat pembilang pada V1 didapatkan hasil sebesar 5 yang didapat dari banyaknya kolom dikurang 1, sementara untuk V2 didapat hasil sebesar 54  yang didapat dari banyaknya kolom dikali dengan baris dikurangi 1. Nilai F yang diperoleh pada rumus interpolasi sebesar 2,38607 dari Fa(5,54) kemudian dilakukan uji statistik untuk mencari berapa nilai dari jumlah kuadrat total (JKT), jumlah kuadrat kolom (JKK), jumlah kuadrat error (JKE). Nilai jumlah kuadarat total (JKT) yang diperoleh sebesar 398,98 dari perhitungan . Nilai jumlah kuadrat kolom (JKK) yang diperoleh sebesar 37,283 yang didapat dari perhitungan . Nilai jumlah kuadrat error (JKE) yang diperoleh sebesar 361,7 yang didapat dari jumlah kuadrat total dikurang jumlah kuadrat kolom (JKT – JKK).

Tabel anova untuk jumlah data sama banyak dicari berapa rata-rata kolom dan rata-rata error untuk jumlah kuadrat (JK), derajat bebas (db), kuadrat tengah (KT), serta berapa nilai dari F hitung. Jumlah kuadrat untuk rata-rata kolom didapatkan hasil sebesar 37,283 diambil dari hasil jumlah kuadrat kolom (JKK), untuk jumlah kuadrat rata-rata error didapat hasil 361,7 diambil dari hasil jumlah kuadrat error (JKE), total hasil jumlah kuadrat (JK) sebesar 398,98 diperoleh dari jumlah kuadrat rata-rata kolom ditambah jumlah kuadrat rata-rata error. Derajat bebas untuk rata-rata kolom didapat hasil sebesar 5 yang diperoleh dari perhitungan V1, kemudian untuk derajat bebas rata-rata error didapat dari perhitungan V2 total db sebesar 59 dari derajat bebas rata-rata kolom ditambah derajat bebas rata-rata error. Kuadrat tengah untuk rata-rata kolom didapat hasil sebesar 7,456 yang diperoleh dari jumlah kuadrat rata-rata kolom dibagi derajat bebas rata-rata kolom  kemudian untuk kuadrat tengah rata-rata error didapat hasil sebesar 6,7 yang didapat dari jumlah kuadrat error dibagi derajat bebas error. Nilai F hitung yang diperoleh dari hasil perhitungan sebesar 1,113 didapat dari kuadrat tengah rata-rata kolom dibagi kuadrat tengah rata-rata error. Sesuai dari kriteria pengujian apabila Fohitung lebih kecil dari F tabel (Fo≤ 2,38607) Ho diterima, maka dapat disimpulkan bahwa anova jumlah data sama banyak Hoditerima karena nilai F hitung sebesar 1,113 lebih kecil dari pada F tabel sebesar 2,38607.

Perhitungan manual menggunakan rumus-rumus pada modul Anova mengenai jumlah sampel yang tidak sama banyak. Formulasi hipotesis adalah prediksi atau jawaban sementara yang kebenaranya masih perlu diuji. Hipotesis yang dipakai dalam jumlah sampel sama banyak ini yaitu H0 (hipotesis nol) dan H1 (hipotesis alternatif), H0 berarti Semua nilai rata-rata adalah sama untuk setiap jumlah produksi ke enam jenis roti dan H1 berarti Terdapat perbedaan rata-rata dari setiap jumlah produksi ke enam jenis roti.

Taraf nyata dapat dilihat pada tabel distribusi F, taraf nyata ditentukan dengan derajat pembilang (V1) , (V2) . Untuk derajat pembilang pada V1 didapatkan hasil sebesar 3 dan V2 didapatkan hasil sebesar 46  dua hasil ini diperoleh sebagai control apakah perhitungan kita benar atau salah. Fa(3,46) adalah wilayah kritis yang diperoleh dari taraf nyata lalu di cocokan dengan tabel sehingga diperoleh nilai Ftabel sebesar 2,806845 angka ini digunakan untuk menentukan H0 diterima atau ditolak.

Uji statistik digunakan untuk mencari nilai dari jumlah kuadrat total (JKT), jumlah kuadrat kolom (JKK), jumlah kuadrat error (JKE). Nilai jumlah kuadarat total (JKT) yang diperoleh sebesar 395,52. Nilai jumlah kuadrat kolom (JKK) yang diperoleh sebesar 8,51583. Nilai jumlah kuadrat error (JKE) yang diperoleh sebesar 387,0041667, angka-angka tersebut akan dimasukan ke tabel anova dan digunakan untuk perhitungan mendapatkan nilai Fhitung

Tabel Anova untuk jumlah data tidak sama banyak diisi berdasarkan nilai-nilai yang diperoleh dari perhitungan sebelumnya lalu dilakukan perhitungan lagi untuk mendapatkan nilai rata-rata kuadrat dan Fhitung setelah itu dapat ditentukan hipotesis. Nilai rata-rata hitung didapatkan sebesar 2,836111 pada baris rata-rata kolom dan 8,413134059 pada baris rata-rata error, angka-angka ini digunakan untuk mendapatkan nilai Fhitung. Nilai Fhitung didapatkan sebesar 0,3374023378 angka ini digunakan untuk menentukan hipotesis. Sesuai dari kriteria pengujian apabila Fhitung lebih kecil dari Ftabel (Fo≤ 2,808645) Ho diterima, maka dapat disimpulkan bahwa Anova jumlah data tidak sama banyak Ho diterima karena nilai F hitung sebesar 0,3374023378 lebih kecil dari pada F tabel sebesar 2,38607.

2.                  Analisis Perhitungan Manual Jumlah Sampel Tidak Sama Banyak

Metode perhitungan manual yang digunakan yaitu dengan menggunakan rumus pada modul anova mengenai jumlah sampel yang tidak sama banyak. Langkah pertama yang harus dilakukan ialah membuat hipotesis. Hipotesis yang dipakai dalam jumlah sampel sama banyak ini untuk Hrata-rata setiap jumlah produksi keenam jenis roti adalah sama dan untuk H1 Sekurang-kurangnya terdapat satu rata-rata jumlah produksi yang  berbeda

Menentukan taraf nyata dapat dilihat pada tabel distribusi F, taraf nyata ditentukan dengan derajat pembilang (V1) , (V2) . Untuk derajat pembilang pada V1 didapatkan hasil sebesar 3 yang didapat dari banyaknya kolom dikurangi 1, sementara untuk V2 didapat hasil sebesar 46  yang didapat dari jumlah semua data dikurang banyaknya kolom. Nilai F yang diperoleh dari rumus interpolasi sebesar 2,806845 dari Fa(3,46) kemudian dilakukan uji statistik untuk mencari berapa nilai dari jumlah kuadrat total (JKT), jumlah kuadrat kolom (JKK), jumlah kuadrat error (JKE). Nilai jumlah kuadarat total (JKT) yang diperoleh sebesar 395,52 yang didapat dari perhitungan . Nilai jumlah kuadrat kolom (JKK) yang diperoleh sebesar 8,51583 yang didapat dari perhitungan . Nilai jumlah kuadrat error (JKE) yang diperoleh sebesar 387,0041667 yang didapat dari jumlah kuadrat total dikurang  jumlah kuadrat kolom.

Tabel anova untuk jumlah data sama banyak dicari berapa rata-rata kolom dan rata-rata error untuk jumlah kuadrat (JK), derajat bebas (db), kuadrat tengah (KT), serta berapa nilai dari F hitung. Jumlah kuadrat untuk rata-rata kolom didapatkan hasil sebesar 8,51583 diambil dari hasil jumlah kuadrat kolom (JKK), untuk jumlah kuadrat rata-rata error didapat hasil 387,0041667 diambil dari hasil jumlah kuadrat error (JKE), total hasil jumlah kuadrat (JK) sebesar 395,52 diperoleh dari jumlah kuadrat rata-rata kolom ditambah jumlah kuadrat rata-rata error. Derajat bebas untuk rata-rata kolom didapat hasil sebesar 3 yang diperoleh dari perhitungan V1, kemudian untuk derajat bebas rata-rata error didapat hasil sebesar 46  yang didapat dari perhitungan V2, kemudian total db sebesar 49 dari derajat bebas rata-rata kolom ditambah derajat bebas rata-rata error. Rata-rata kuadrat (RK) untuk rata-rata kolom didapat hasil sebesar 2,8386111 yang diperoleh dari jumlah kuadrat rata-rata kolom dibagi derajat bebas rata-rata kolom   kemudian untuk rata-rata kuadrat (RK) rata-rata error didapat hasil sebesar 8,413134059 yang didapat dari jumlah kuadrat error dibagi derajat bebas error. Nilai F hitung yang diperoleh dari hasil perhitungan sebesar 0,3374023378 didapat dari kuadrat tengah rata-rata kolom dibagi kuadrat tengah rata-rata error. Sesuai dari kriteria pengujian apabila Fo hitung lebih kecil dari F tabel (Fo≤ 2,808645) Ho diterima, maka dapat disimpulkan bahwa anova jumlah data tidak sama banyak Ho diterima karena nilai F hitung sebesar 0,3374023378 lebih kecil dari pada F tabel sebesar 2,38607.

 

4.3.6    Analisis Pengolahan Software

Analisis pengolahan software merupakan penjelasan dari hasil pengolahan yang telah diperoleh dari pengolahan software SPSS 16.0. Analisis perhitungan software pada modul Anova satu arah terdiri dari dua analisis, yaitu analisis terhadap Anova satu arah dengan sampel sama banyak, dan Anova satu arah dengan sampel tidak sama banyak. Berikut ini adalah analisis dari kedua perhitungan software tersebut.

1.               Analisis Pengolahan Software Jumlah Sampel Sama Banyak

Output pertama pada Anova satu arah dengan sampel sama banyak adalah descriptives. N menunjukan bahwa sampel yang digunakan sebanyak 10 data roti rasa coklat. Nilai mean adalah nilai rata-rata sebesar  1124,10 untuk roti rasa coklat. Selanjutnya std. deviation adalah nilai penyimpangan dari rata-rata setiap variabel yaitu dari setiap penjualan roti sebesar 2,601 untuk roti rasa coklat, sedangkan untuk kolom std. error adalah nilai penyimpangan dari penyimpangan rata-rata yang diijinkan sebesar 0,823 untuk roti rasa coklat. Kemudian adalah kolom 95% confidence interval for mean, yaitu dengan tingkat kepecayaan yang dilakukan oleh PT Kencana Makmur sebesar 95%. Kolom ini dibagi menjadi dua bagian yaitu lower bound dan upper bound. Lower bound adalah batas bawah dari interval kepercayaan dari rata-rata yang berarti paling sedikit jumlah penjualan roti untuk rasa coklat sebesar 1122,24, sedangkan upper bound adalah batas atas dari interval kepercayaan dari rata-rata yang berarti paling banyak jumlah penjualan roti untuk rasa coklat sebesar 1125,96. Minimum adalah nilai terkecil dari data pengamatan, dan maximum adalah nilai terbesar dari data pengamatan PT Kencana Makmur, untuk roti rasa coklat yaitu 1120 dan 1128 begitupan seterusnya untuk roti rasa keju, mocca, strawberry, green tea, dan vanilla.

Output kedua pada Anova satu arah dengan sampel sama banyak adalah Anova. Surn of Squeres dalam Between Groups atau JKK bernilai 37,283 ,sedangkan nilai untuk Within Groups atau JKE sebesar 361,700 sehingga total atau JKT sebesar 398,983. Derajat bebas (df) untuk nilai Between Groups atau Within Groups atau  = 5, = 54, dan  totalnya sebesar 59.   Mean square untuk rata-rata kolom Between Groups sebesar 7,457, kemudian Mean Square untuk Within Groups sebesar 6,698. Sehingga didapatkan nilai F hitung 1,113. Nilai Fhitung = 1,113 dibandingkan dengan nilai Ftabel = 2,38607, karena Fhitung = 1,113 <  Ftabel = 2,38607 maka Ho diterima dan signifikansi 0,364 maka Ho ditolak.

Multiple comparisons yang terdiri dari uji Tukey dan Bonferroni. Kolom Mean difference pada uji Tukey menunjukkan hasil perbedaan rata-rata dari roti rasa coklat dengan roti rasa keju sebesar -300. Std. error adalah nilai penyimpangan dari Mean difference yang diperbolehkan, yaitu sebesar 1,157 untuk seluruh rasa roti. Lower bound dan upper bound adalah merupakan nilai batas bawah (yang paling sedikit) dan nilai batas atas (yang paling banyak) dari sampel yang memiliki interval kepercayaan 95%, yaitu untuk roti rasa coklat  adalah -3,72 dan 3,12.

Mean difference pada uji Bonferoni menunjukkan hasil perbedaan rata-rata dari roti rasa coklat dengan roti rasa keju sebesar -300. Std. error adalah nilai penyimpangan dari Mean difference yang diperbolehkan, yaitu sebesar 1,157 untuk seluruh rasa roti. Lower bound dan upper bound adalah merupakan nilai batas bawah (yang paling sedikit) dan nilai batas atas (yang paling banyak) dari sampel yang memiliki interval kepercayaan 95%, yaitu untuk roti rasa coklat  adalah -3,85 dan 3,25.

Output Homogeneous menunjukkan ada atau tidak perbedaan antar variabel. Pada kolom N menunjukkan jumlah sampel dari masing-masing rasa rotinya. Subshet for alpha = 0,05 menunjukkan taraf nyata yang digunakan sebesar 5%, pada kolom 1 menunjukkan nilai semua rasa rotinya, yakni coklat, keju, mocca, strawberry, green tea, dan vanilla.

2.               Analisis Pengolahan Software Jumlah Sampel Tidak Sama Banyak

Berdasarkan hasil pengolahan software jumlah sampel tidak sama banyak, didapatkan keterangan nilai-nilai yang terdapat pada output Descriptive, ouput Anova, Confidence for mean dengan kemungkinan 95% dan output multiple comparisons Turkey dan Benferroni. Dari output Descriptive kita dapat mengetahui bahwa rata-rata Roti Greentea adalah yang terbesar yaitu 1225,08 dengan standart deviation 2,746. Data pada output Anova menunjukan bahwa data ini sigfikan karna nilainya lebih dari 0,05. Pada output multiple comparisons, didapatkan nilai perbedaan mean dari Turkey dan Benferroni. Dari informasi yang kita dapatkan dari output-outputnya

 

4.3.7    Analisis Perbandingan Perhitungan Manual dan Pengolahan Software

             Berdasarkan hasil analisis kedua pengolahan data diatas, yaitu dengan cara perhitungan manual dan pengolahan software, didapatkan nilai perbandingan Anova satu arah dari kedua pengolahan data tersebut. Berikut ini adalah analisis perbandingan dari kedua pengolahan data diatas untuk jumlah sampel sama banyak dan jumlah sampel tidak sama banyak.

1.            Analisis Perbandingan Jumlah Sampel Sama Banyak

Berdasarkan hasil analisis kedua pengolahan data untuk jumlah sampel sama banyak diatas, didapatkanlah nilai-nilai perbandingan. Berikut ini adalah nilai perbandingan dari perhitungan manual dan pengolahan software dengan menggunakan SPSS 16.0.

Tabel 4.11  Analisis Perbandingan Anova Satu Arah Jumlah Sampel Sama Banyak

No

 

Perhitungan Manual

Pengolahan Software

1

Jumlah Kuadrat Kolom

37,28333

37,283

2

Jumlah Kuadrat Error

361,7

361,700

3

Jumlah Kuadrat Total

398,98

398,983

4

Nilai Derajat Bebas Kolom

5

5

5

Nilai Derajat Bebas Error

54

54

6

Nilai Derajat Bebas Total

59

59

7

Nilai Rata-Rata Kuadrat Kolom

7,45666

7,457

8

Nilai Rata-Rata Kuadrat Error

6,7

6,698

9

Nilai Distribusi F

1,113

1,113

Berdasarkan hasil perbandingan kedua pengolahan data diatas, didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda. Perbedaan terjadi pada saat pembulatan angka. Misalnya pada nilai rata-rata kuadrat kolom, nilai pada perhitungan manual yang didapat adalah sebesar 7,45666 sedangkan pada pengolahan software didapatkan nilai yang sama dengan pembulatan menjadi 7,457. Begitu juga pada nilai rata-rata kuadrat error. Nilai yang didapat pada perhitungan manual adalah sebesar 6,7 yang merupakan pembulatan dari nilai yang sama pada pengolahan software sebesar 6,698. Kelebihan untuk pengolahan data menggunakan perhitungan manual adalah praktikan bisa lebih memahami tentang perhitungan yang terdapat dalam modul Anova, sedangkan kelemahannya adalah dalam melakukan proses perhitungan diperlukan ketelitian agar hasil yang didapatkannya benar. Sering kali karena faktor ketidak telitian ini, hasil yang didapakan salah dan harus melakukan perhitungan ulang yang menghabiskan waktu lama.

Kelebihan untuk pengolahan data dengan cara pengolahan software adalah lebih praktis dalam menentukan nilai-nilai Anova sehingga tidak memerlukan waktu yang lama dan data yang didapatkan lebih akurat daripada perhitungan manual. Kelemahaannya adalah praktikan tidak bisa menerapkan langsung perhitungan yang terdapat didalam modul Anova.

2.            Analisis Perbandingan Jumlah Sampel Tidak Sama Banyak

Berdasarkan hasil analisis kedua pengolahan data untuk jumlah sampel  tidak sama banyak diatas, didapatkan lah nilai-nilai perbandingan. Berikut ini adalah nilai perbandingan dari perhitungan manual dan pengolahan software dengan menggunakan SPSS 16.0.

   Tabel 4.12  Analisis Perbandingan Anova Satu Arah Jumlah Sampel Tidak Sama Banyak

No

 

Perhitungan Manual

Pengolahan Software

1

Jumlah Kuadrat Kolom

8,5158333

8,516

2

Jumlah Kuadrat Error

387,0041667

387,004

3

Jumlah Kuadrat Total

395,52

395,520

4

Nilai Derajat Bebas Kolom

3

3

5

Nilai Derajat Bebas Error

46

46

6

Nilai Derajat Bebas Total

49

49

7

Nilai Rata-Rata Kuadrat Kolom

2,8386111

2,839

8

Nilai Rata-Rata Kuadrat Error

8,413134059

8,413

9

Nilai Distribusi F

0,3374023378

0,337

Berdasarkan hasil perbandingan kedua pengolahan data diatas, didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda. Perbedaan terjadi pada saat pembulatan angka. Misalnya pada nilai jumlah kuadrat kolom. Nilai yang didapatkan pada perhitungan manual adalah sebesar 8,515833 sedangkan pada pengolahan software, nilai tersebut dibulatkan keatas menjadi 8,516. Begitu juga pada nilai rata-rata kuadrat kolom. Pada perhitungan manual didapatkan nilai sebesar 2,8386111, sedangkan pada pengolahan software nilainya dibulatkan keatas menjadi 2,839.

Kelebihan untuk pengolahan data menggunakan perhitungan manual adalah praktikan bisa lebih memahami tentang perhitungan yang terdapat dalam modul anova, sedangkan kelemahannya adalah dalam melakukan proses perhitungan diperlukan ketelitian agar hasil yang didapatkannya benar. Sering kali karena faktor ketidak telitian ini, hasil yang didapakan salah dan harus melakukan perhitungan ulang yang menghabiskan waktu lama.

Kelebihan untuk pengolahan data dengan cara pengolahan software adalah lebih praktis dalam menentukan nilai-nilai anova sehingga tidak memerlukan waktu yang lama dan data yang didapatkan lebih akurat daripada perhitungan manual. Kelemahaannya adalah praktikan tidak bisa menerapkan langsung perhitungan yang terdapat didalam modul anova.

 

4.4.      Anova Dua Arah

      Perusahaan dalam dunia industri terutama perusahaan manufaktur seringkali mendapati berbagai macam permasalahan dalam hasil produksinya. Salah satu contoh permasalahan tersebut yaitu pengaruh dan interaksi antara beberapa variabel produksi terhadap hasil produksi. Metode statistik anova dua arah digunakan sebagai solusi dari permasalahan ini agar perusahaan dapat membuat perbaikan hasil produksi.

 

4.4.1    Studi Kasus  

Studi kasus berisi tentang permasalahan yang terjadi di dalam perusahaan yang telah ditentukan dalam menggunakan modul anova dua arah sebagai solusi dari permasalahan tersebut. Studi kasus dalam modul anova dua arah terdiri dari dua macam, yaitu studi kasus anova dua arah tanpa interaksi dan studi kasus anova dua arah dengan interaksi.

1.         Studi Kasus Anova Dua Arah Tanpa Interaksi

PT Kencana Makmur adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang produksi roti, kue dan makanan ringan seperti biskuit, kue tart, kue lapis, kue bolu, donat, cupcake, dan keripik kentang dengan berbagai rasa. Pada bulan Agustus, PT Kencana makmur melakukan pengamatan dengan mengambil data hasil produksi dari berbagai jenis produk dan variasi rasa dalam satu hari dengan waktu operasi kerja selama 7 jam. Jenis-jenis produk yang diamati adalah roti, cupcake, donat, kue bolu, dan biskuit. Sedangkan varians rasa yang diamati adalah rasa green tea, coklat, strawberry, dan keju. PT Kencana Makmur ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh antara jenis-jenis produksi terhadap hasil produksi dan ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh antara macam-macam rasa terhadap hasil produksi Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan taraf nyata sebesar 5%. Berikut ini adalah data hasil pengamatan yang dilakukan oleh PT Kencana Makmur.

Tabel 4.13  Data Hasil Pengamatan Anova Dua Arah Tanpa Interaksi

Jenis-Jenis Produksi

Macam-Macam Rasa

Total

Green tea

Coklat

Strawberry

Keju

Roti

701

703

704

702

2810

Cupcake

654

653

652

655

2614

Donat

682

683

684

681

2730

Kue Bolu

644

643

641

640

2568

Biskuit

451

453

452

454

1810

Total

3132

3135

3133

3132

12532

2.         Studi Kasus Anova Dua Arah Dengan Interaksi

PT Kencana Makmur adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang produksi roti, kue dan makanan ringan seperti biskuit, kue tart, kue lapis, kue bolu, donat, cupcake, dan keripik kentang dengan berbagai rasa. Pada bulan Agustus, PT Kencana makmur melakukan pengamatan dengan menggunakan sampel yang terdiri atas 4 jenis produksi yaitu roti, cupcake, donat, dan kue bolu dengan empat varian rasa, yaitu green tea, coklat, strawberry, dan keju dari hasil produksi selama 4 hari dengan waktu kerja 7 jam dalam sehari. Setiap masing-masing varian rasa dan jenis produk tersebut diambil 4 jenis sampel untuk diamati. Dari hasil pengamatan tersebut, perusahaan ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh antara jenis-jenis produksi terhadap hasil produksi, apakah terdapat pengaruh antara macam-macam rasa terhadap hasil produksi, dan apakah terdapat interaksi yang terjadi antara jenis-jenis produksi dengan macam-macam rasa. Penelitian dilakukan dengan menggunakan taraf nyata sebesar 5%. Berikut ini adalah data hasil pengamatan yang dilakukan PT Kencana Makmur.

Tabel 4.14  Data Hasil Pengamatan Anova Dua Arah dengan Interaksi

Jenis-Jenis Produksi

Macam-Macam Rasa

Green tea

         Coklat

Strawberry

Keju

Roti

702

703

704

702

Tabel 4.14  Data Hasil Pengamatan Anova Dua Arah dengan Interaksi (Lanjutan)

Jenis-Jenis Produksi

Macam-Macam Rasa

Green tea

         Coklat

Strawberry

Keju

Roti

705

701

703

703

704

705

702

701

703

700

701

700

Cupcake

654

657

656

652

655

658

657

653

653

656

658

655

652

655

655

654

Donat

682

683

684

681

681

680

683

682

683

685

681

684

680

682

684

683

Kue Bolu

643

645

640

642

640

641

644

642

641

642

643

644

642

643

645

640

 

4.4.2    Pengujian Data

Pengujian data dalam modul anova dilakukan untuk mengetahui apakah data yang telah dibuat memenuhi asumsi-asumsi dalam anova atau tidak. Pengujian data ini dilakukan dalam dua jenis pengujian, yaitu pengujian data dengan anova dua arah tanpa interaksi dan anova dua arah dengan interaksi.

1.         Pengujian Data Anova Dua Arah Tanpa Interaksi      

Pengujian data dilakukan untuk menguji apakah data dalam studi kasus tanpa interaksi telah memenuhi asumsi-asumsi dalam modul anova atau belum, maka dilakukanlah pengujian data anova dua arah tanpa interaksi dengan  menggunakan software SPSS 16.0. Berikut ini adalah output dari pengujian data anova dua arah tanpa interaksi dengan menggunakan software SPSS 16.0.

Gambar 4.57 Uji Normality Anova Dua Arah Tanpa Interaksi

Nilai significant dari semua rata-rata hasil produksi dengan berbagai jenis produksi yang didapat semuanya diatas 0,05 yang artinya data tersebut diterima dan berdistribusi normal. Berdasarkan pengamatan PT Kencana Makmur yaitu sebanyak 20 data, maka pada output test of normality uji data pengamatan distribusi normal yang dipakai adalah Shapiro-Wilk.

 Gambar 4.58 Uji Homogenity Anova Dua Arah Tanpa Interaksi

Nilai significant dari semua rata-rata hasil produksi roti yang didapat semuanya diatas 0,05. Berdasarkan output test of homogeneity of variance yaitu based on trimmed mean nilai significant dari semua rata-rata hasil produksi yang diproduksi oleh PT Kencana Makmur adalah diatas 0,05, yang artinya data tersebut diterima dan homogen.

2.                  Pengujian Data Anova Dua Arah dengan Interaksi

Pengujian data dilakukan untuk menguji apakah data dalam studi kasus dengan interaksi telah memenuhi asumsi-asumsi dalam modul anova atau belum, maka dilakukanlah pengujian data anova dua arah dengan interaksi dengan  menggunakan software SPSS 16.0. Berikut ini adalah output dari pengujian data anova dua arah dengan interaksi dengan menggunakan software SPSS 16.0.

Gambar 4.59 Uji Normality Anova Dua Arah dengan Interaksi

Nilai significant dari semua rata-rata hasil produksi dengan berbagai jenis produksi yang didapat semuanya diatas 0,05 yang artinya data tersebut diterima dan berdistribusi normal. Berdasarkan pengamatan PT Kencana Makmur yaitu sebanyak 64 data, maka pada output test of normality uji data pengamatan distribusi normal yang dipakai adalah kolmogorov-smirnov.

    Gambar 4.60 Uji Homogenity Anova Dua Arah dengan Interaksi

Nilai significant dari semua rata-rata hasil produksi roti yang didapat semuanya diatas 0,05. Berdasarkan output test of homogeneity of variance yaitu based on trimmed mean nilai significant dari semua rata-rata hasil produksi yang diproduksi oleh PT Kencana Makmur adalah diatas 0,05, yang artinya data tersebut diterima dan homogen.

 

4.4.3    Perhitungan Manual

Perhitungan manual dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus yang terdapat dalam modul anova dua arah untuk mendapatkan nilai yang berarti untuk jawaban dari studi kasus diatas. Perhitungan manual dalam modul anova dua arah ini terbagi atas dua, yaitu perhitungan manual untuk anova dua arah tanpa interaksi dan perhitungan manual untuk anova dua arah dengan interaksi.

1.            Perhitungan Manual Anova Dua Arah Tanpa Interaksi

Perhitungan manual untuk jumlah data anova dua arah tanpa interaksi adalah bentuk pengolahan data dari studi kasus tentang ada atau tidaknya pengaruh yang terjadi antara jenis-jenis produksi terhadap hasil produksi dan ada atau tidaknya pengaruh yang terjadi antara hasil produksi terhadap macam-macam rasa. Berikut ini adalah perhitungan manual untuk anova dua arah tanpa interaksi.

a.  Menentukan formulasi hipotesis

  1) Pengaruh Baris

                   Ho : Tidak terdapat pengaruh antara jenis-jenis produksi terhadap hasil    Produksi

                  H1:  Sekurang-kurangnya terdapat satu pengaruh antara jenis-jenis   produksi terhadap hasil produksi.

 2) Pengaruh Kolom

 Ho: Tidak terdapat pengaruh antara macam-macam rasa terhadap hasil  produksi.

 H1: Sekurang-kurangnya teradapat satu pengaruh antara macam-macam rasa terhadap hasil penjualan.

         b.  Menentukan taraf nyata ( ) beserta F tabel.

               b = 5 ;  k = 4

              Taraf nyata ditentukan dengan derajat pembilang dan derajat penyebut

1)      Untuk baris

         

                             

                         

                           

          F (v1;v2) = F0,05(4;12) = 3,26                   

2)   Untuk kolom : v1 = k-1 dan v2 = (k-1) .(b-1). F (v1;v2) = …

                   

                         

                               

                          

                   F (v1;v2) = F0,05(3;12) = 3,49

         c. Menentukan kriteria pengujian

1)  Untuk baris   :  Ho diterima apabila Fo  3,26

        Ho ditolak apabila Fo  3,26

2)      Untuk kolom : Ho diterima apabila Fo  3,49

                               Ho ditolak apabila Fo  3,49

d.   Uji Statistik

1)   Jumlah Kuadrat Total (JKT)

            JKT =

                            

                       

                       

2)   Jumlah Kuadrat Baris (JKB)

                  JKB =

                  

                         

3)   Jumlah Kuadrat Kolom (JKK)

                   JKK =

                 

             = 1,2

4) Jumlah Kuadrat Error (JKE)

                  JKE = JKT – JKB – JKK

                  JKE = 160658,8-160628,8-1,2

                          = 28,8

Tabel 4.15  Anova Dua Arah Tanpa Interaksi

Sumber Varians

Jumlah Kuadrat

Derajat Bebas

Rata-Rata Kuadrat

Fo

Rata-Rata Baris

160628,8

4

S12 = 40157,2

Rata-Rata Kolom

1,2

3

S22 = 0,4

Error

28,8

12

S32 = 2,4

Total

160658,8

19

 

 

 

e.    Kesimpulan

1)   Karena Fo = 16732,17 ˃ F0,05(4;12) = 3,26 maka Ho ditolak. Jadi terdapat pengaruh antara jenis-jenis produksi terhadap hasil produksi.

2)   Karena Fo = 0,1667 ≤ F0,05(3;12) = 3,49 maka Ho diterima. Jadi tidak terdapat pengaruh antara macam-macam rasa terhadap hasil produksi.

2.            Perhitungan Manual Anova Dua Arah dengan Interaksi

Perhitungan manual anova dua arah dengan interaksi adalah bentuk pengolahan data dari studi kasus tentang ada atau tidaknya pengaruh yang terjadi antara jenis-jenis produksi terhadap jumlah produksi, macam-macam rasa terhadap jumlah produksi dan interaksi yang terjadi antara jenis-jenis produksi terhadap macam-macam rasa. Berikut ini adalah perhitungan manual untuk anova dua arah dengan interaksi.

a. Menentukan Hipotesis

1) Pengaruh Baris

              Ho :   Tidak terdapat pengaruh antara jenis produksi terhadap hasil produksi

H1 :   Sekurang-kurangnya terdapat satu pengaruh antara jenis  produksi  terhadap hasil produksi

2) Pengaruh Kolom

            Ho :  Tidak terdapat pengaruh antara macam-macam rasa terhadap hasil  produksi.

      H1 :   Sekurang-kurangnya terdapat satu pengaruh antara macam-macam rasa terhadap hasil produksi

3)   Pengaruh Interaksi

     Ho  : Tidak terdapat interaksi yang sama antara jenis produksi terhadap  macam-macam rasa

H1 : Sekurang-kurangnya terdapat satu interaksi antara jenis produksi terhadap macam-macam rasa

         b. Taraf nyata 5% = 0,05

 1) Untuk baris

      

                       

  

                             

       F (v1;v2) = F0,05(3;48) = 2,808  

      

                  

2)   Untuk Kolom

                 

                      

                       

                            

                  F (v1;v2) = F0,05(3;48) = 2,808                  

    

                 

                          

3)   Untuk Interaksi

                  

         

                        

                       

                  F (v1;v2) = F0,05(9;48) = 2,088

                

     

          

c.   Menentukan kriteria pengujian

1)                        Untuk baris 

                        Ho diterima apabila F0 ≤ 2,808

                        Ho ditolak apabila F0 > 2,808

2)                        Untuk kolom

                        Ho diterima apabila F0 ≤ 2,808

                        Ho ditolak apabila F0 2,808

3)                        Untuk interaksi

                        Ho diterima apabila F0 ≤ 2,088

                        Ho ditolak apabila F0 > 2,088     

Tabel 4.16  Analisis Varians

 

M1

M2

M3

M4

Total

J1

2814

2809

2810

2806

11239

J2

2614

2626

2626

2614

10480

J3

2726

2730

2732

2730

10918

J4

2566

2571

2572

2568

10277

Total

10720

10736

10740

10718

42914

         d.   Uji Statistik

          JKT =

                           

                              28315701,56

                        = 52002,44

            JKB =

                

                       

                JKK =

              

                       

                JKI =

     

                              

            

                JKE = JKT – JKB – JKK – JKI

                JKE = 52002,44 – 51365,315 – 21,69 – 110,935

            = 504,5

Tabel 4.17  Tabel Anova Dua Arah dengan Interaksi

Sumber varians

Jumlah kuadrat

Derajat bebas

Rata-rata kuadrat

Fo

Rata-rata baris

 

Rata-rata kolom

 

Interaksi

 

Error

51365,315

 

21,69

 

         110,935

 

504,5

3

 

3

 

            9

 

48

S12 = 17121,77

 

S22 = 7,23

 

S32 = 12,326

 

S42 = 10,51

 

 

F1 = 1629,093

 

F2 = 0,688

 

F3 = 1,172

 

Total

52002,44

63

 

 

         e.  Kesimpulan

1)      Karena F0 = 1629,093 > F0,05(3;48) = 2,808, maka Ho ditolak. Jadi, terdapat pengaruh antara jenis-jenis produksi terhadap hasil produksi.

2)      Karena F0 = 0,688 F0,05(3;48) = 2,808, maka Ho diterima. Jadi, tidak terdapat pengaruh antara macam-macam rasa terhadap hasil produksi.

3)      Karena F0 = 1,172 F0,05(9;48) = 2,088, maka Ho diterima. Jadi, tidak terdapat interaksi antara jenis-jenis produksi terhadap hasil produksi.

 

4.4.4    Pengolahan Software

            Pengolahan software dalam modul anova dua arah ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS 16.0. Penggunaan software SPSS dalam pengolahan data ini berguna untuk mempermudah dalam menentukan nilai-nilai yang berhubungan dengan anova dua arah. Berikut ini adalah tahapan pengolahan software untuk anova dua arah tanpa interaksi dan anova dua arah dengan interaksi.

1.      Pengolahan Software Anova Dua Arah Tanpa Interaksi

Langkah pertama dalam pengolahan software untuk anova dua arah tanpa interaksi adalah memilih sheet ‘variable view’ kemudian ketik ‘Jenis_Jenis_Produksi’,‘Macam_Macam_Rasa’ dan ‘Hasil_Produksi’ ke dalam tabel Name. Ubah nilai decimals menjadi 0. Langkah berikutnya memilih kolom values, lalu tambahkan data untuk keterangan dari ‘Jenis_Jenis_Produksi’. Ketik angka 1 dengan label “Roti”, angka 2 dengan label “Cupcake”, angka 3 dengan label “Donat”, angka 4 dengan label “Kue Bolu”, dan angka 5 dengan label “Biskuit”. Setelah semua keterangan telah di input, langkah selanjutnya adalah menambahkan data untuk keterangan dari ‘Macam_Macam_Rasa’. Ketik angka 1 dengan label ‘Greentea’, angka 2 dengan label ‘Coklat’, angka 3 dengan label ‘Strawberry’ dan angka 4 dengan label ‘Keju’. Setelah semua data dan label telah ter-input, ­langkah selanjutnya adalah memilih OK.

Gambar 4.61  Input Value Labels untuk ‘Jenis Jenis Produksi’

Gambar 4.62  Input Value Labels untuk ‘Macam-Macam Rasa’

Langkah-langkah diatas adalah langkah untuk menambahkan keterangan pada variabel ‘Jenis_Jenis_Produksi’ dan ‘Macam_Macam_Rasa’. Berikut ini adalah tampilan dari input data yang ada pada sheet variable value.

Gambar 4.63  Input nilai Anova Dua Arah

Langkah berikutnya memilih sheet data view, kemudian input seluruh data ke dalam kolom yang sesuai dengan variabel dan value labels yang telah ditentukan. Lalu akan muncul data seperti gambar berikut ini.

Gambar 4.64  Input Data Jumlah Anova Dua Arah Tanpa Interaksi

Langkah selanjutnya adalah menentukan output anova dengan cara memilih menu analyze, kemudian memilih General Linear Model, lalu memilih Univariate. Berikut ini adalah tampilan dari langkah tersebut.

Gambar 4.65  Menu Analyze

Langkah berikutnya adalah memindahkan variabel “Hasil_Produksi” ke dalam kolom dependent list, variabel “Jenis_Jenis_Produksi” ke dalam kolom fixed factor(s) dan variabel “Macam_Macam_Rasa” ke dalam kolom Random factor(s). Langkah berikutnya adalah memilih OK. Berikut ini adalah tampilan dari langkah tersebut.

Gambar 4.66  Menu Univariate

Langkah-langkah diatas akan memunculkan output untuk anova dua arah tanpa interaksi berupa between-subjects factors dan test of between-subjects effects. Berikut ini adalah tampilan dari output tersebut.

Gambar 4.67  Between-Subjects Factors

Gambar 4.68   Test of Between-Subjects Effects

2.      Pengolahan Software Anova Dua Arah dengan Interaksi

Langkah pertama dalam pengolahan software untuk anova dua arah tanpa interaksi adalah memilih sheet ‘variable view’ kemudian ketik ‘Jenis_Jenis_Produksi’,‘Macam_Macam_Rasa’ dan ‘Hasil_Produksi’ ke dalam tabel Name. Ubah nilai decimals menjadi 0. Langkah berikutnya memilih kolom values, lalu tambahkan data untuk keterangan dari ‘Jenis_Jenis_Produksi’. Ketik angka 1 dengan label “Roti”, angka 2 dengan label “Cupcake”, angka 3 dengan label “Donat” dan angka 4 dengan label “Kue Bolu”. Setelah semua keterangan telah di input, langkah selanjutnya adalah menambahkan data untuk keterangan dari ‘Macam_Macam_Rasa’. Ketik angka 1 dengan label ‘Greentea’, angka 2 dengan label ‘Coklat’, angka 3 dengan label ‘Strawberry’ dan angka 4 dengan label ‘Keju’. Setelah semua data dan label telah ter-input, ­langkah selanjutnya adalah memilih OK.

Gambar 4.69  Value Labels Jenis Jenis Produksi Anova Dua Arah dengan Interaksi

Gambar 4.70 Value Labels Macam-Macam Rasa Anova Dua Arah dengan Interaksi

Langkah-langkah diatas adalah langkah untuk menambahkan keterangan pada variabel ‘jenis jenis produksi’ dan ‘macam-macam produksi’. Berikut ini adalah tampilan dari input data yang ada pada sheet variable value.

Gambar 4.71  Input nilai Anova Dua Arah

Langkah berikutnya memilih sheet data view, kemudian input seluruh data ke dalam kolom yang sesuai dengan variabel dan value labels yang telah ditentukan. Lalu akan muncul data seperti gambar berikut ini.

Gambar 4.72  Input Data Jumlah Sampel Tidak Sama Banyak

Langkah selanjutnya adalah menentukan output anova dengan cara memilih menu analyze, kemudian memilih General Linear Model, lalu memilih Univariate. Berikut ini adalah tampilan dari langkah tersebut

 

Gambar 4.73  Menu Analyze

Langkah berikutnya adalah memindahkan variabel “Hasil_Produksi” ke dalam kolom dependent list, variabel “Jenis_Jenis_Produksi” dan variabel “Macam_Macam_Rasa” ke dalam kolom fixed factor(s). Langkah berikutnya adalah memilih OK. Berikut ini adalah tampilan dari langkah tersebut.

Gambar 4.74  Menu Univariate

Langkah-langkah diatas akan memunculkan output untuk anova dua arah tanpa interaksi berupa between-subjects factors dan test of between-subjects effects. Berikut ini adalah tampilan dari output tersebut.

Gambar 4.75  Output Between-Subjects Factors

 

Gambar 4.76   Output Test of Between-Subjects Effects

 

4.4.5    Analisis Perhitungan Manual

  Analisis perhitungan manual didapatkan dari hasil perhitungan manual data dalam dua studi kasus diatas, yaitu studi kasus anova dua arah tanpa interaksi dan anova dua arah dengan interaksi. Berikut ini adalah analisis dari pehitungan manual tersebut.

1.                  Analisis Perhitungan Manual Anova Dua Arah Tanpa Interaksi

Metode perhitungan manual yang digunakan yaitu dengan menggunakan rumus pada modul anova dua arah tanpa interaksi. Langkah pertama yang harus dilakukan ialah membuat hipotesis. Hipotesis yang dipakai disini ada 2 utnuk pengaruh baris dan kolom yaitu untuk pengaruh baris H0 tidak terdapat pengaruh antara jenis-jenis produksi terhadap hasil produksi dan untuk H1 sekurang-kurangnya terdapat satu pengaruh antara jenis-jenis produksi terhadap hasil produksi. Pengaruh kolom untuk H0 hipotesisnya adalah tidak terdapat pengaruh antara macam-macam rasa terhadap hasil produksi dan H1 yaitu sekurang-kurangnya terdapat satu pengaruh antara macam-macam rasa terhadap hasil penjualan.

Menentukan taraf nyata dapat dilihat pada tabel distribusi F, taraf nyata ditentukan dengan derajat pembilang (V1) , (V2). Untuk derajat pembilang pada V1dan V2 untuk baris didapatkan hasil sebesar masing-masing 4 dan 12 yang didapat dari perhitungan. Sementara V1 dan V2untuk kolom hasil yang didapat sebesar masing-masing 3 dan 12 yang didapat dari perhitungan. Nilai F yang diperoleh pada rumus interpolasi terhadap baris sebesar 3,26 dari Fa(4;12) dan nilai F untuk kolom sebesar 3,49 (3;12) kemudian dilakukan uji statistik untuk mencari berapa nilai dari jumlah kuadrat total (JKT), jumlah kuadrat baris (JKB) ,jumlah kuadrat kolom (JKK), jumlah kuadrat error (JKE). Nilai jumlah kuadarat total (JKT) yang diperoleh sebesar 160658,8 dari perhitungan. Nilai jumlah kuadrat baris (JKB) yang diperoleh sebesar 160628,8 yang didapat dari perhitungan. Nilai jumlah kuadrat kolom (JKK) yang diperoleh sebesar 1,2 yang didapat dari perhitungan . Nilai jumlah kuadrat error (JKE) yang diperoleh sebesar 28,8 yang didapat dari jumlah kuadrat total dikurang jumlah kuadrat kolom.

Tabel anova dua arah tanpa interaksi dicari berapa rata-rata baris, rata-rata kolom dan rata-rata error untuk jumlah kuadrat (JK), derajat bebas (db), rata-rata kuadrat (RK), serta berapa nilai dari F hitung. Jumlah kuadrat untuk rata-rata baris didapatkan hasil sebesar 160628,8 diambil dari hasil jumlah kuadrat baris (JKB).Jumlah kuadrat untuk rata-rata kolom didapatkan hasil sebesar 1,2 diambil dari hasil jumlah kuadrat kolom (JKK), serta jumlah kuadrat rata-rata error didapat hasil 28,8 diambil dari hasil jumlah kuadrat error (JKE), total hasil jumlah kuadrat (JK) sebesar 160658,8 diperoleh dari jumlah kuadrat rata-rata baris ditambah jumlah kuadrat rata-rata kolom ditambah jumlah kuadrat rata-rata error.

Derajat bebas rata-rata baris didapat hasil sebesar 4 yang diperoleh dari perhitungan V1untuk baris, kemudian untuk derajat bebas rata-rata kolom didapat dari perhitungan V1kolom sebesar 3, serta derajat bebas eror didapat dari V2 baris dan kolom yang nilainya sama yaitu sebesar 12 dan nilai total db yang diperoleh 19 dari derajat bebas rata-rata baris dan kolom ditambah derajat bebas rata-rata error. Rata-rata kuadarat baris didapat hasil sebesar 40157,2 yang diperoleh dari jumlah kuadrat rata-rata baris dibagi derajat bebas rata-rata baris , kemudian untuk rata-rata kuadrat kolom didapat hasil sebesar 0,4 yang diperoleh dari jumlah kuadrat rata-rata kolom dibagi derajat bebas rata-rata kolom, kemudian untuk rata-rata error didapat hasil sebesar 2,4 yang didapat dari jumlah kuadrat error dibagi derajat bebas error. Nilai F hitung yang diperoleh dari hasil perhitungan untuk F1 baris sebesar 16732,17 didapat dari rata-rata kuadrat baris dibagi rata-rata kuadrat error. Nilai F hitung untuk kolom yaitu F2 diperoleh hasil sebesar 2 yang didapat dari  rata-rata kuadrat kolom dibagi rata-rata kuadrat error.

Sesuai dari kriteria pengujian apabila Fohitung lebih kecil dari F tabel (Fo≤ 3,26)Hoditerima, maka dapat disimpulkan bahwa F1 untuk baris Ho ditolak karena nilai F hitung sebesar 16732,17 lebih besar dari pada F1 tabel sebesar 3,26. Jadi, terdapat pengaruh antara jenis-jenis produksi terhadap hasil produksi dan apabila Fo hitung lebih kecil dari F tabel (Fo≤ 3,49)Hoditerima, maka F2 untuk kolom Ho diterima karena nilai F hitung sebesar 2 lebih kecil dari pada F tabel sebesar 3,49. Jadi, tidak terdapat pengaruh antara macam-macam rasa terhadap hasil produksi.

2.                Analisis Perhitungan Manual Anova Dua Arah Dengan Interaksi    

Metode perhitungan manual yang digunakan yaitu dengan menggunakan rumus pada modul anova dua arah dengan interaksi. Langkah pertama yang harus dilakukan ialah membuat hipotesis. Hipotesis yang dipakai disini ada 3 utnuk pengaruh baris, kolom, ineraksi yaitu untuk pengaruh baris H0 tidak terdapat pengaruh antara jenis produksi terhadap hasil produksi dan untuk H1 sekurang-kurangnya terdapat satu pengaruh antara jenis produksi terhadap hasil produksi. Pengaruh kolom untuk H0 hipotesisnya adalah tidak terdapat pengaruh antara macam-macam rasa terhadap hasil produksi dan H1 yaitu sekurang-kurangnya terdapat satu pengaruh antara macam-macam rasa terhadap hasil produksi. Untuk pengaruh interaksi H0 tidak terdapat interaksi yang sama antara jenis produksi terhadap macam-macam rasa dan untuk H1 sekurang-kurangnya terdapat satu interaksi antara jenis produksi terhadap macam-macam rasa.

Menentukan taraf nyata dapat dilihat pada tabel distribusi F, taraf nyata ditentukan dengan derajat pembilang (V1) , (V2) . Untuk derajat pembilang pada V1 dan V2 untuk baris didapatkan hasil sebesar masing-masing 3 dan 48 yang didapat dari perhitungan. Sementara V1 dan V2 untuk kolom sama hasilnya yaitu masing-masing sebesar 3 dan 48 yang didapat dari perhitungan dan untuk derajat pembilang pada V1 dan V2 untuk interkasi didapatkan hasil sebesar masing-masing 9 dan 48 yang didapat dari perhitungan. Nilai F yang diperoleh pada rumus interpolasi terhadap baris sebesar 2,808 dari Fa(3;48), nilai F untuk kolom sebesar 2,808 (3;48), dan nilai F diperoleh untuk interaksi sebesar 2,088 (9;48)dan  kemudian dilakukan uji statistik untuk mencari berapa nilai dari jumlah kuadrat total (JKT), jumlah kuadrat baris (JKB) ,jumlah kuadrat kolom (JKK), jumlah kuadrat error (JKE). Nilai jumlah kuadarat total (JKT) yang diperoleh sebesar 35320 dari perhitungan. Nilai jumlah kuadrat baris (JKB) yang diperoleh sebesar 35133 yang didapat dari perhitungan. Nilai jumlah kuadrat kolom (JKK) yang diperoleh sebesar 23 yang didapat dari perhitungan. Nilai jumlah kuadrat interaksi (JKI) yang diperoleh sebesar 32 yang didapat dari perhitungan .Nilai jumlah kuadrat error (JKE) yang diperoleh sebesar 114 yang didapat dari jumlah kuadrat total dikurang jumlah kuadrat kolom dikurang jumlah kuadrat interaksi.

Tabel anova dua arah dengan interaksi dicari berapa rata-rata baris, rata-rata kolom dan rata-rata error untuk jumlah kuadrat (JK), derajat bebas (db), rata-rata kuadrat (RK), serta berapa nilai dari F hitung. Jumlah kuadrat untuk rata-rata baris didapatkan hasil sebesar 35133 diambil dari hasil jumlah kuadrat baris (JKB). Jumlah kuadrat untuk rata-rata kolom didapatkan hasil sebesar 23 diambil dari hasil jumlah kuadrat kolom (JKK), jumlah kuadrat untuk interaksi didapatkan hasil sebesar 32 diambil dari hasil jumlah kuadrat interaksi (JKI) ,serta jumlah kuadrat rata-rata error didapat hasil 114 diambil dari hasil jumlah kuadrat error (JKE), total hasil jumlah kuadrat (JK) sebesar 35302 diperoleh dari jumlah kuadrat rata-rata baris ditambah jumlah kuadrat rata-rata kolom ditambah jumlah kuadrat rata-rata error.

Derajat bebas rata-rata baris didapat hasil sebesar 3 yang diperoleh dari perhitungan V1 untuk baris, kemudian untuk derajat bebas rata-rata kolom didapat dari perhitungan V1 kolom sebesar 3, kemudian untuk derajat bebas interaksi didapat dari perhitungan V1interaksi sebesar 9 ,serta derajat bebas eror didapat dari V2 baris, kolom, dan interaksi yang nilainya sama yaitu sebesar 48 dan nilai total db yang diperoleh 63 dari derajat bebas rata-rata baris dan kolom ditambah derajat bebas rata-rata error. Rata-rata kuadarat baris didapat hasil sebesar 11711 yang diperoleh dari jumlah kuadrat rata-rata baris dibagi derajat bebas rata-rata baris ,untuk rata-rata kuadrat kolom didapat hasil sebesar 7,67 yang diperoleh dari jumlah kuadrat rata-rata kolom dibagi derajat bebas rata-rata kolom, kemudian untuk rata-rata inetraksi didapat hasil sebesar 3,56 yang diperoleh dari jumlah kuadrat interaksi dibagi derajat bebas interaksi, kemudian untuk rata-rata error didapat hasil sebesar 2,375 yang didapat dari jumlah kuadrat error dibagi derajat bebas error. Nilai F hitung yang diperoleh dari hasil perhitungan untuk F1 untuk baris sebesar 4930,95 didapat dari rata-rata kuadrat baris dibagi rata-rata kuadrat error. Nilai F hitung untuk kolom yaitu F2 untuk kolom diperoleh hasil sebesar 3,23 yang didapat dari  rata-rata kuadrat kolom dibagi rata-rata kuadrat error dan nilai F hitung untuk interkasi yaitu F3 untuk interaksi diperoleh hasil sebesar 1,50 yang didapat dari rata-rata kuadrat interaksi dibagi rerata kuadrat error.

Sesuai dari kriteria pengujian apabila Fo hitung lebih kecil dari F tabel (Fo≤ 2,808) Ho diterima, maka dapat disimpulkan bahwa F1 untuk baris Ho tolak karena nilai F hitung sebesar 1629,093 lebih besar dari pada F tabel sebesar 2,808. Jadi, terdapat pengaruh antara jenis-jenis produksi terhadap hasil produksi, kemudian F2 untuk kolom Ho terima karena nilai F hitung sebesar 0,688 lebih kecil dari pada F tabel sebesar 2,808. Jadi, terdapat pengaruh antara macam-macam rasa terhadap hasil produksi. Apabila Fo hitung lebih kecil dari F tabel (Fo≤ 2,088) Ho diterima maka F3 untuk interaksi Ho terima karena nilai F hitung sebesar 1,172 lebih kecil dari pada F tabel sebesar 2,088. Jadi, tidak terdapat interaksi antara jenis-jenis produksi terhadap hasil produksi.

 

4.4.6    Analisis Pengolahan Software

Analisis pengolahan software merupakan penjelasan dari hasil pengolahan yang telah diperoleh dari pengolahan software SPSS 16.0. Analisis perhitungan software pada modul anova satu arah terdiri dari dua analisis, yaitu analisis terhadap anova satu arah dengan sampel sama banyak, dan anova satu arah dengan sampel tidak sama banyak. Berikut ini adalah analisis dari kedua perhitungan software tersebut.

1.            Analisis Pengolahan Software Anova Dua Arah Tanpa Interaksi

Output pertama pada anova dua arah tanpa interaksi adalah Between-Subjects Factor, menunjukkan lima  jenis produksi yaitu roti, cupcake, donat, kue bolu, dan biskuit yang menjelaskann produksi 5 jenis rasa terhadap roti, cupcake, donat, kue bolu, dan biskuit. Begitu juga pada rasa setiap masing-masing roti, cupcake, donat, kue bolu, dan biskuit yang terdiri dari rasa green tea, coklat, strawberry, dan keju, yang menjelaskan tentang jenis produksi pada hasil produksi

Output kedua pada anova dua arah tanpa interaksi adalah Test of Between-Subjects Effects menjelaskan tentang hasil hipotesis, pada nilai Type III Sum Of Squares terdapat nilai jumlah kuadrat baris (JKB) sebesar 160628,800  dengan derajat bebas sebesar 4, rata-rata kuadrat sebesar 40157,200  dengan nilai Fhitung sebesar 1,673x107. Nilai signifikan yang didapat adalah sebesar 0,000, karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis h0 ditolak yang berarti tidak terdapat hubungan antara jenis produksi dengan hasil produksi Macam-macam rasa terdapat jumlah kuadrat kolom (JKK) sebesar 1,200 dengan derajat bebas sebesar 3, rata-rata kuadrat sebesar 0,400 dan nilai Fhitung  sebesar  0,167. Nilai signifikan sebesar 0,917, karena nilai signifikan lebih besar dibandingkan dengan nilai 0,05 maka hipotesis h0 diterima. Kesimpulannya adalah terdapat hubungan antara macam-macam rasa dengan hasil produksi

2.            Analisis Pengolahan Software Anova Dua Arah Dengan Interaksi

Output pertama pada anova dua arah dengan interaksi adalah Between-Subjects Factor, menunjukkan empat  jenis produksi yaitu roti, cupcake, donat, dan kue bolu, yang menjelaskan produksi 4 jenis rasa terhadap roti, cupcake, donat, dan kue bolu, setiap jenis produksi mempunyai variabel sebesar 16. Begitu juga pada macam-macam rasa setiap masing-masing roti, cupcake, donat, dan kue bolu yang terdiri dari rasa green tea, coklat, strawberry, dan keju,macam-macam rasa juga mempunyai variabel sebesar 16 yang menjelaskan tentang jenis produksi pada hasil produksi.

Output kedua pada anova dua arah dengan interaksi adalah Test of Between-Subjects Effects menjelaskan tentang hasil hipotesis, pada nilai Type III Sum Of Squares terdapat nilai jumlah kuadrat baris (JKB) sebesar 35132,813, nilai jumlah kuadrat kolom (JKK) sebesar 23,187 , nilai jumlah kuadrat error (JKE) sebesar 114,500, dan nilai jumlah kuadrat total (JKT) sebesar 35301,938. Derajat Bebas JKB dan JKK sebesar 3, untuk derajat bebas JKE sebesar 48, dan untuk JKT sebesar 63. Mean square JKB sebesar 11710,938, untuk JKK nilainya sebesar 7,729, dan untuk JKE nilainya sebes ar 2,385  dengan nilai Fhitung sebesar 4,909x103 untuk JKB, karena nilai Fhitung  lebih besar dari Ftabel  maka hipotesis ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa  terdapat pengaruh antara jenis produksi dengan hasil produksi. Nilai signifikan yang didapat sebesar 0,000, karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis ditolak. Berdasarkan hasil pengolahan software didapatkan nilai Fhitung untuk kolom, yaitu sebesar 3,240 lebih besar dari Ftabel, maka hipotesis ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa  terdapat pengaruh antara macam-macam rasa terhadap hasil produksi. Nilai signifikan yang didapat sebesar 0,030 karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis ditolak. Berdasarkan hasil pengolahan software didapatkan nilai Fhitung untuk interaksi antara jenis produksi terhadap macam-macam rasa yaitu sebesar 1,464 lebih kecil dari Ftabel, maka hipotesis diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara jenis produksi terhadap macam-macam rasa. Nilai sig. yang didapat sebesar 0,189 menunjukkan bahwa hipotesis diterima karena lebih besar dari 0,05.

 

4.4.7    Analisis Perbandingan Perhitungan Manual dan Pengolahan Software

        Berdasarkan hasil analisis kedua pengolahan data diatas, yaitu dengan cara perhitungan manual dan pengolahan software, didapatkan nilai perbandingan pengolahan data untuk studi kasus anova dua arah tanpa interaksi dan anova daua arah dengan interaksi. Berikut ini adalah analisis perbandingan dari kedua pengolahan data diatas untuk anova dua arah tanpa interaksi dan anova dua arah dengan interaksi

1.               Analisis Perbandingan Anova Dua Arah Tanpa Interaksi

Berdasarkan hasil analisis kedua pengolahan data untuk anova dua arah tanpa interaksi, didapatkanlah nilai-nilai perbandingan. Berikut ini adalah nilai perbandingan dari perhitungan manual dan pengolahan software dengan menggunakan SPSS 16.0.

Tabel 4.18  Analisis Perbandingan Anova Dua Arah Tanpa Interaksi

No

 

Perhitungan Manual

Pengolahan Software

1

Jumlah Kuadrat Baris

160628,8

160628,800

2

Jumlah Kuadrat Kolom

1,2

1,2

3

Jumlah Kuadrat Error

28,8

28,8

4

Jumlah Kuadrat Total

160658,8

-

5

Nilai Derajat Bebas Baris

4

4

6

Nilai Derajat Bebas Kolom

3

3

7

Nilai Derajat Bebas Error

12

12

8

Nilai Derajat Bebas Total

19

-

9

Nilai Rata-Rata Kuadrat Baris

40157,2

40157,200

10

Nilai Rata-Rata Kuadrat Kolom

0,4

0,4

11

Nilai Rata-Rata Kuadrat Error

2,4

2,4

12

Nilai Distribusi F1

16732,17

1,673x104

13

Nilai Distribusi F2

0,1667

0,167

Berdasarkan hasil perbandingan kedua pengolahan data diatas, didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda. Perbedaan terjadi pada saat pembulatan angka. Kelebihan untuk pengolahan data menggunakan perhitungan manual adalah praktikan bisa lebih memahami tentang perhitungan yang terdapat dalam modul anova, sedangkan kelemahannya adalah dalam melakukan proses perhitungan diperlukan ketelitian agar hasil yang didapatkannya benar. Sering kali karena faktor ketidak telitian ini, hasil yang didapakan salah dan harus melakukan perhitungan ulang yang menghabiskan waktu lama. Kelebihan untuk pengolahan data dengan cara pengolahan software adalah lebih praktis dalam menentukan nilai-nilai anova sehingga tidak memerlukan waktu yang lama dan data yang didapatkan lebih akurat daripada perhitungan manual. Kelemahaannya adalah praktikan tidak bisa menerapkan langsung perhitungan yang terdapat didalam modul anova.

2.               Analisis Perbandingan Anova Dua Arah Dengan Interaksi

Berdasarkan hasil analisis kedua pengolahan data untuk anova dua arah dengan interaksi diatas, didapatkanlah nilai-nilai perbandingan. Berikut ini adalah nilai perbandingan dari perhitungan manual dan pengolahan software dengan menggunakan SPSS 16.0.

Tabel 4.19  Analisis Perbandingan Anova Dua Arah dengan Interaksi

No

 

Perhitungan Manual

Pengolahan Software

1

Jumlah Kuadrat Baris

35133

35132,813

2

Jumlah Kuadrat Kolom

23

23,187

3

Jumlah Kuadrat Interaksi

32

31,438

4

Jumlah Kuadrat Error

114

114,5

5

Jumlah Kuadrat Total

35302

35301,938

6

Nilai Derajat Bebas Baris

3

3

7

Nilai Derajat Bebas Kolom

3

3

8

Nilai Derajat Bebas Interaksi

9

9

9

Nilai Derajat Bebas Error

48

48

10

Nilai Derajat Bebas Total

63

63

11

Nilai Rata-Rata Kuadrat Baris

11711

11710,938

12

Nilai Rata-Rata Kuadrat Kolom

7,67

7,729

13

Rata-Rata Kuadrat Interaksi

3,56

3,493

14

Nilai Rata-Rata Kuadrat Error

2,375

2,385

15

Nilai Distribusi F1

4,930,95

4,909x103

16

Nilai Distribusi F2

3,23

3,240

17

Nilai Distribusi F3

1,5

1,464

Kelebihan untuk pengolahan data menggunakan perhitungan manual adalah praktikan bisa lebih memahami tentang perhitungan yang terdapat dalam modul anova, sedangkan kelemahannya adalah dalam melakukan proses perhitungan diperlukan ketelitian agar hasil yang didapatkannya benar. Sering kali karena faktor ketidak telitian ini, hasil yang didapakan salah dan harus melakukan perhitungan ulang yang menghabiskan waktu lama. Kelebihan untuk pengolahan data dengan cara pengolahan software adalah lebih praktis dalam menentukan nilai-nilai anova sehingga tidak memerlukan waktu yang lama dan data yang didapatkan lebih akurat daripada perhitungan manual. Kelemahaannya adalah praktikan tidak bisa menerapkan langsung perhitungan yang terdapat didalam modul anova.

 

4.5.     Nonparametric Statistics

     Dunia industri khususnya pada perusahaan manufaktur seringkali mendapati permasalahan pada proses produksi yang berkaitan dengan produktivitas dan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Seringkali data hasil pengamatan dari sampel yang telah diambil untuk diteliti tidak memenuhi asumsi-asumsi dari statistika parametrik. Nonparametric Statistics adalah solusi dari permasalahan tersebut dalam membantu perusahaan untuk memperbaiki masalah-masalah yang ditemui dalam proses produksi agar produktivitas perusahaan dapat berjalan dengan baik dan keuntungan yang diperoleh perusahaan lebih maksimal.

 

4.5.1    Studi Kasus

            Studi kasus berisi tentang permasalahan yang terjadi di dalam perusahaan dalam menggunakan modul nonparametric statistics sebagai solusi dari permasalahan tersebut. Studi kasus dalam modul nonparametric statistics terdiri dari dua macam, yaitu studi kasus untuk peringkat bertanda Wilcoxon dan studi kasus untuk uji kebebasan Chi-Square. Berikut ini adalah studi kasus yang terdapat dalam modul statistic nonparametrics.

1.            Studi Kasus Peringkat Bertanda Wilcoxon

PT Kencana Makmur adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang produksi roti, kue dan makanan ringan seperti biskuit, kue tart, kue lapis, kue bolu, donat, cupcake, dan keripik kentang dengan berbagai rasa. Setiap akhir tahunnya, perusahaan mengadakan rapat evaluasi tentang hasil produksi, hasil penjualan yang telah dicapai, dan usaha untuk meningkatkan kembali produktivitas perusahaan. Berdasarkan hasil rapat, penjualan produk yang dihasilkan oleh PT Kencana Makmur mendapat respon positif dari konsumen, terutama pada produksi roti. Peningkatan penjualan dan tingginya minat konsumen untuk membeli produk roti yang dihasilkan oleh PT Kencana Makmur membuat perusahaan berusaha untuk lebih meningkatkan produksi roti yang dihasilkan dengan mengganti mesin produksi yang lama dengan mesin produksi yang baru. Setelah dilakukan pengamatan selama dua hari, pada hari pertama perusahaan mencatat data hasil produksi 20 varian rasa roti dari produksi yang dihasilkan oleh mesin lama, sedangkan pada hari kedua perusahaan mencatat data hasil produksi 20 varian rasa roti dari produksi yang dihasilkan oleh mesin baru. Berikut ini adalah data hasil produksi 20 varian rasa roti yang dihasilkan oleh mesin lama dan data hasil produksi 20 varian rasa roti yang dihasilkan oleh mesin baru.

Tabel 4.20  Data Hasil Pengamatan Pengujian Wilcoxon

Macam-Macam Rasa Roti

Hasil Produksi

Mesin Lama

Mesin Baru

Keju

750

962

Coklat

790

995

Strawberry

770

977

Mocca

730

927

Vanilla

740

939

Green Tea

690

888

Nanas

650

863

Melon

660

857

Srikaya

695

896

Tiramissu

670

872

Abon Ayam

620

823

Abon Sapi

625

832

Pandan

680

883

Kismis

645

854

Chocochip

640

838

Lemon

735

928

Coklat Kacang

755

957

Coklat Keju

785

986

Pisang Keju

610

600

Pisang Coklat

615

610

Berdasarkan data yang telah diambil, perusahaan ingin menguji apakah terdapat perbedaan jumlah produksi yang signifikan dari mesin lama dan mesin baru dengan menggunakan taraf nyata 5%.  

2.      Studi Kasus Uji Kebebasan Chi-Square

PT Kencana Makmur adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang produksi roti, kue dan makanan ringan seperti biskuit, kue tart, kue lapis, kue bolu, donat, cupcake, dan keripik kentang dengan berbagai rasa. Ternyata dari sekian banyak produksi yang dihasilkan oleh PT Kencana Makmur, produksi roti adalah produk yang paling diminati oleh konsumen. Perusahaan berencana untuk meningkatkan keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan produk roti yaitu dengan melakukan suatu pengamatan untuk melihat variabel-variabel yang menjadi suatu penentu dalam penjualan produk roti yang dapat menarik minat konsumen untuk membeli produk roti tersebut. Variabel yang diamati adalah bentuk roti dan macam-macam rasa roti. Macam-macam rasa roti yang diamati adalah roti coklat, keju, strawberry, greentea, dan abon sapi. Berikut ini adalah data hasil pengamatan dari hasil penjualan roti dengan berbagai varian rasa dan bentuk.

Tabel 4.21  Data Hasil Pengamatan Pengujian Chi-Square

Bentuk

Roti

Macam-Macam Rasa

Total

Coklat

Keju

Strawberry

Green Tea

Abon Sapi

Bulat

798

766

752

787

731

3834

Bintang

762

789

791

755

711

3808

Bunga

755

734

729

742

729

3689

Kotak

756

788

764

779

754

3841

Segitiga

782

777

762

756

731

3808

Total

3853

3854

3798

3819

3656

18980

Berdasarkan data pengamatan yang telah diambil, perusahaan ingin mengetahui apakah bentuk roti dan macam-macam rasa bersifat saling bebas atau tidak terhadap banyaknya penjualan roti. Pengujian data dilakukan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05.

 

4.5.2    Perhitungan Manual

Perhitungan manual dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus yang terdapat dalam modul nonparametric statistis untuk mendapatkan nilai yang berarti sebagai jawaban studi kasus diatas. Perhitungan manual dalam modul nonparametrics statistics terbagi atas dua, yaitu perhitungan manual untuk peringkat bertanda Wilcoxon dan perhitungan manual uji kebebasan Chi-Square.

1.            Perhitungan Manual Peringkat Bertanda  Wilcoxon

Perhitungan manual peringkat bertanda Wilcoxon adalah bentuk pengolahan data dari studi kasus untuk menguji apakah terdapat perbedaan jumlah produksi yang signifikan dari mesin lama dengan mesin yang baru. Berikut ini adalah langkah-langkah perhitungan manual dari studi kasus peringkat bertanda Wilcoxon.

a. Formulasi Hipotesis

 H0  =  Tidak terdapat perbedaan jumlah produksi yang signifikan dari    

            mesin lama terhadap mesin baru

H1 =  Terdapat perbedaan jumlah produksi yang signifikan dari mesin

          lama terhadap mesin baru.

b. Taraf nyata ( ) dan nilai T tabel

 = 5% = 0,05 dengan n = 20

 T0,05(20) = 52               

c. Kriteria pengujian

 H0 diterima apabila T0 52

          H0 ditolak apabila T0 < 52

d. Uji Statistik

Tabel 4.22  Uji Statistik Peringkat Bertanda Wilcoxon

Macam-macam rasa roti

Mesin Lama

Mesin Baru

Beda

Jenjang

Tanda Jenjang

+

-

Keju

750

962

+212

19

 

0

Coklat

790

995

+205

15

 

0

Strawberry

770

977

+207

16,5

 

0

Mocca

730

927

+197

4,5

 

0

Vanilla

740

939

+199

8

 

0

Green Tea

690

888

+198

6,5

 

0

Nanas

650

863

+213

20

 

0

Melon

660

857

+197

4,5

 

0

Srikaya

695

896

+201

9,5

 

0

Tiramissu

670

872

+202

11,5

 

0

Abon Ayam

620

823

+203

13,5

 

0

Abon Sapi

625

832

+207

16,5

 

0

Pandan

680

883

+203

13,5

 

0

Kismis

645

854

+209

18

 

0

Chocochip

640

838

+198

6,5

 

0

Lemon

735

928

+193

3

 

0

Coklat Kacang

755

957

+202

11,5

 

0

Coklat Keju

785

986

+201

9,5

 

0

Pisang Keju

610

600

-10

2

0

2

Pisang Coklat

615

610

-5

1

0

1

Jumlah

207

3

    Jadi T = 3

 

 

e. Kesimpulan

Karena T0 = 3 < T0,05(20) = 52, maka H0 ditolak, jadi terdapat perbedaan jumlah produksi yang signifikan dari mesin lama terhadap mesin baru.

2.      Perhitungan Manual Uji Kebebasan Chi-Square

Perhitungan manual uji kebebasan Chi-Square yang digunakan adalah uji independensi. Uji independensi bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel bersifat saling bebas atau tidak. Berikut ini adalah langkah-langkah perhitungan manual uji kebebasan Chi-Square dari data studi kasus diatas.

a. Formulasi Hipotesis

    H0 = Bentuk roti dan macam-macam rasa bersifat saling bebas terhadap banyaknya penjualan roti

    H1 =  Bentuk roti dan macam-macam rasa bersifat tidak saling bebas terhadap banyaknya penjualan roti.

b. Taraf nyata () dan  tabel

                = 5% = 0,05

  Db = (5-1) × (5-1)

                    = 4 x 4 = 16

               

c.  Kriteria pengujian

  H0 diterima apabila

           H0 ditolak apabila

d.  Uji Statistik

     Menghitung Frekuensi Harapan eij

 e11=

  e12=

  e13=

  e14=

  e15=

  e21=

  e22=

  e23=

  e24=

  e25=

  e31=

  e32=

  e33=

  e34=

  e35=

  e41=

  e42=

  e43=

  e44=

  e45=

  e51=

  e52=

  e53=

  e54=

  e55=

Tabel 4.23 Tabel Uji Statistik Uji Kebebasan Chi-Square

798

778,314

19,686

0,498

766

778,516

-12,516

0,201

752

765,286

-13,286

0,231

787

771,446

15,554

0,314

731

738,520

-7,52

0,077

762

773,036

-11,036

0,158

789

773,237

15,763

0,321

791

762,001

28,999

1,104

755

766,215

-11,215

0,164

711

733,511

-22,511

0,691

755

748,879

6,121

0,050

734

749,073

-15,073

0,303

729

738,188

-9,188

0,114

742

742,270

-0,27

0,000

729

710,589

18,411

0,447

756

779,735

-23,735

0,722

788

779,938

8,062

0,083

764

768,605

-4,605

0,028

779

772,855

6,145

0,049

754

739,868

14,132

0,270

782

773,036

8,964

0,104

777

773,237

3,763

0,018

762

762,001

0,001

0,000

756

766,215

-10,215

0,136

731

733,511

-3,511

0,136

Jumlah

6,1

   e.        Kesimpulan

Karena nilai χ2 = 6,1 < χ2 0,05 (16)= 26,296 maka H0 diterima, jadi bentuk roti dan macam-macam rasa bersifat tidak saling bebas terhadap banyaknya penjualan roti.

 

 

4.5.3    Pengolahan Software

            Pengolahan software dalam modul nonparametric statistic ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS 16.0. Penggunaan software SPSS dalam pengolahan data ini berguna untuk mempermudah dalam menentukan nilai-nilai yang berhubungan dengan nonparametric statistics. Berikut ini adalah tahapan pengolahan software untuk nonparametric statistic dari studi kasus peringkat bertanda Wilcoxon dan  uji kebebasan Chi-Square.

1       Pengolahan Software Peringkat Bertanda Wilcoxon.

Langkah pertama dalam pengujian software peringkat bertanda Wilcoxon adalah memilih variable view, kemudian meng-input keterangan variabel yang akan diuji. Ketik ‘Mesin_Lama’ pada kolom name baris 1 dan ‘Mesin_Baru’ pada kolom name baris 2.  Berikut ini adalah tampilan pada sheet variable view.

         

       Gambar 4.77 Variable Name Nonparametric Statistic Peringkat Bertanda Wilcoxon

Langkah berikutnya adalah memilih sheet data view. Input 20 data pada kolom ‘Mesin_Lama’ dan 20 data pada kolom ‘Mesin_Baru” sesuai dengan data yang terdapat pada studi kasus pengujian Wilcoxon. Berikut ini adalah tampilan dari data view setelah seluruh data pada studi kasus pengujian Wilcoxon telah ter-input.

      

        Gambar 4.78  Data View Nonparametric Statistics Peringkat Bertanda Wilcoxon

Langkah berikutnya adalah memilih toolbar analyze, kemudian memilih menu nonparametric test, lalu memilih 2 related samples. Berikut ini adalah tampilan dari langkah tersebut

Gambar 4.79 Toolbar Analyze Nonparametric Statistics

Tampilan yang akan muncul selanjutnya adalah menu Two-Related-Sample Tests. Pindahkan variabel ‘Mesin_Lama’ ke kolom test pairs variabel 1 dan variabel ‘Mesin_Baru’ ke kolom test pairs variabel 2. Tandai pilihan Wilcoxon pada keterangan test type dibawah kolom test pairs. Setelah langkah tersebut telah terpenuhi, langkah berikutnya adalah memilih OK.

Gambar 4.80  Menu Two-Related-Samples Test

Langkah-langkah diatas akan memunculkan beberapa output pengujian Wilcoxon dari data studi kasus yang telah diolah dengan menggunakan software SPSS 16.0. Output yang dihasilkan adalah output ranks dan output test statistics. Berikut ini adalah output-ouput dari uji peringkat bertanda Wilcoxon modul nonparametric statistics.

Gambar 4.81 Output Ranks Nonparametric Statistics Peringkat Bertanda Wilcoxon

Gambar 4.82 Output Test Statistics Nonparametric Statistics Peringkat Bertanda Wilcoxon

2.                  Pengolahan Software Uji Kebebasan Chi-Square.

Langkah pertama dalam pengolahan data dari studi kasus uji kebebasan Chi-Square dengan menggunakan SPSS 16.0 adalah dengan memilih sheet variable view. Ketik variabel ‘Bentuk_Roti’, ‘Macam_Macam_Rasa’, dan ‘Banyaknya_Penjualan’ pada kolom name. Tambahkan values label untuk variabel ‘Bentuk_Roti’. Setelah muncul tampilan value labels, ketik 1 pada kolom value dan ‘Bulat’ pada kolom label, lalu memilih add. Ketik 2 pada kolom value dan ‘Bintang’ pada kolom label, lalu memilih add. Ketik 3 pada kolom value dan ‘Bunga’ pada kolom label, lalu memilih add. Ketik 4 pada kolom value dan ‘Kotak’ pada kolom label, lalu memilih add. Ketik 5 pada kolom value dan ‘Segitiga’ pada kolom label, lalu memilih add. Setelah value label untuk kelima bentuk roti telah ter-input, langkah berikutnya adalah memilih OK. Berikut ini adalah tampilan dari langkah pemberian label pada variabel ‘Bentuk_Roti’.

Gambar 4.83 Value Labels Bentuk Roti Nonparametric Statistics Uji Kebebasan Chi-Square

Langkah selanjutnya adalah memberi label untuk variabel macam-macam rasa. Setelah muncul tampilan value labels, ketik 1 pada kolom value dan ‘coklat’ pada kolom label, lalu memilh add. Ketik 2 pada kolom value dan ‘keju’ pada kolom label, lalu memilh add. Ketik 3 pada kolom value dan ‘strawberry’ pada kolom label, lalu memilh add. Ketik 4 pada kolom value dan ‘green tea’ pada kolom label, lalu memilh add. Ketik 5 pada kolom  value dan ‘Abon sapi’ pada kolom label, lalu memilh add. Berikut ini adalah tampilan dari pemberian label pada variabel macam-macam rasa.

Gambar 4.84 Value Labels Macam-Macam Rasa Nonparametric Statistics

Langkah berikutnya setelah semua value label dari macam-macam rasa telah di input adalah memilih OK. Berikut ini adalah tampilan dari sheet variable name setelah variabel yang akan diuji telah ter-input.   

Gambar 4.85 Variable Name Nonparametric Statistics Uji Kebebasan Chi-Square

Langkah berikutnya adalah memilih sheet data view. Input data sesuai dengan data yang terdapat pada studi kasus pengujian Chi-Square. Berikut ini adalah tampilan dari data view setelah seluruh data pada studi kasus pengujian Chi-Square telah ter-input.

Gambar 4.86 Data View Nonparametric Statistics  Uji Kebebasan Chi-Square

Langkah berikutnya dalah memilih menu weight cases pada toolbar data. Berikut ini adalah tampilan dari memilih menu weight cases pada toolbar data.

Gambar 4.87 Toolbar Data Uji Kebebasan Chi-Square

Langkah berikutnya setelah menu weight cases telah muncul adalah memilih opsi weight cases by, lalu memindahkan banyaknya penjulan kedalam kolom frequency variable, kemudian memilih OK. Berikut ini adalah tampilan dari menu weight cases.

Gambar 4.88 Menu Weight Cases Pengujian Chi-Square

Langkah selanjutnya adalah kembali ke data view, kemudian memilih toolbar analyze. Langkah berikutnya memilih descriptive statistic, lalu memilih crosstabs untuk menampilkan menu crosstabs pengujian Chi-Square. Berikut ini adalah tampilan dari langkah-langah tersebut.

Gambar 4.89 Toolbar Analyze

Langkah berikutnya setelah tampilan crosstabs muncul adalah memindahkan variabel “Bentuk_Roti” kedalam kolom ‘row(s)’ dan variabel “Macam_Macam_Rasa” ke dalam kolom ‘Column(s)’. Berikut ini adalah tampilan dari langkah tersebut.

Gambar 4.90  Menu  Crosstabs

Langkah berikutnya adalah memilih opsi statistics ada bagian kanan menu crosstabs. Tampilan yang akan muncul adalah menu Crosstabs:Statistics, setelah menu Crosstabs: Statistics telah muncul, tandai pilihan chi-square lalu memilih continue. Berikut ini adalah tampilan dari langkah tersebut.

Gambar 4.91  Menu Crosstabs : Statistics

Langkah berikutnya setelah kembali ke menu crosstabs adalah memilih opsi cell display pada bagian kanan.

 Tandai observed dan expected pada opsi counts dan tandai round cell counts pada opsi noninteger weight. Berikut ini adalah tampilan dari langkah-langkah diatas.  

Gambar 4.92  Menu Crosstabs : Cell Display

Langkah berikutnya setelah kembali pada menu Crosstabs adalah memilih opsi table format pada bagian kanan menu crosstabs. Tandai pilihan ascending pada opsi row order, lalu memilih continue. Berikut ini adalah tampilan dari langkah-langkah tersebut.  

Gambar 4.93 Crosstabs : Table Format

Langkah-langkah diatas adalah langkah-langkah pengolahan data studi kasus kedua untuk menampilkan output pengujian chi-square. Berikut ini adalah tampilan output pengujian chi square.

 

 

Gambar 4.94 Output : Case Processing Summary 

Gambar 4.95 Output : Crosstabulation

    

Gambar 4.96 Output Chi-Square Tests

 

4.5.4    Analisis Perhitungan Manual  

  Analisis perhitungan manual didapatkan dari hasil perhitungan manual data dalam dua studi kasus diatas, yaitu studi kasus pengujian data dengan Wilcoxon dan pengujian data dengan Chi-Square. Berikut ini adalah analisis dari pehitungan manual tersebut.

1.            Analisis Perhitungan Manual Peringkat Bertanda Wilcoxon

Berdasarkan hasil perhitungan manual dari data studi kasus peringkat bertanda Wilcoxon diatas, taraf nyata yang digunakan adalah sebesar 0,05 hal ini menunjukkan bahwa besarnya batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis terhadap nilai parameter populasi adalah sebesar 0,05. Berdasarkan studi kasus diatas yaitu perusahaan ingin mengetahui perbandingan signifikan antara kondisi sebelum dan kondisi sesudah, maka bentuk pengujian yang dipakai adalah pengujian dua arah. Hipotesis H0 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara penggunaan mesin lama dengan mesin baru. Sedangkan hipotesis alternatifnya (H1) adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan mesin lama dan mesin baru. Berdasarkan taraf nyata yang digunakan yaitu sebesar 0,05, banyak data yang terdapat dalam studi kasus adalah 20, dan bentuk pengujian yang dipakai adalah pengujian dua arah maka nilai kritis yang didapat dari tabel uji peringkat bertanda Wilcoxon adalah sebesar 52. Jika T hitung yang didapat lebih dari sama dengan nilai T tabel yang diperoleh, maka hipotesis H0 diterima yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan jumlah produksi yang signifikan dari mesin lama terhadap mesin baru. Sementara jika T hitung yang didapat kurang dari T tabel, maka hipotesis H0 diterima yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah produksi yang signifikan dari mesin lama terhadap mesin baru.

Berdasarkan perhitungan uji statistik dengan pengujian peringkat bertanda Wilcoxon, karena studi kasus mempertanyakan tentang perbedaan signifikan antara kondisi sebelum dan kondisi sesudah, maka T hitung yang digunakan adalah T hitung yang paling kecil diantara tanda jenjang positif (+) dan tanda jenjang negatif (-), maka didapatkan nilai T hitung sebesar 3 diambil pada nilai tanda jenjang negatif karena nilainya paling kecil. Sesuai dengan kriteria pengujian jika T hitung yang didapat dari uji statistik yaitu 3 lebih kecil daripada T tabel yaitu 52, maka hipotesis H0 ditolak, jadi terdapat perbedaan jumlah produksi yang signifikan dari mesin lama terhadap mesin baru. Keputusan perusahaan membeli mesin baru dan mengganti mesin produksi yang lama untuk meningkatkan produktivitas hasil produksi berhasil.

2.            Analisis Perhitungan Manual Uji Kebebasan Chi-Square       

Uji kebebebasan chi-square pada dasarnya adalah untuk mengetahui apakah dua variabel bersifat bebas (independen) atau tidak. Hipotesis H0 menunjukkan bahwa data tersebut bersifat saling bebas (independen), dengankan hiptesis H1 menunjukkan bahwa data tidak bersifat saling bebas. Berdasarkan hasil perhitungan manual untuk uji kebebasan chi-square diatas, taraf nyata yang digunakan adalah sebesar 0,05 hal ini menunjukkan bahwa besarnya batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis terhadap nilai parameter populasi adalah sebesar 0,05. Sedangkan derajat bebas yang didapat adalah sebesar 16. Maka didapatkanlah hasil chi-square berdasarkan tabel sebesar 26,296. Dengan kriteria pengujian, jika chi-square perhitungan yang didapatkan lebih kecil sama dengan chi-square tabel, maka hipotesis H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel yang di uji bersifat bebas (independen) atau tidak saling mempengaruhi terhadap hasil penjualan produk. Jika chi-square perhitungan yang didapatkan lebih besar daripada chi-square tabel, maka hopotesis H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel yang di uji tidak bersifat bebas atau saling mempengaruhi terhadap hasil penjualan produk.

Berdasarkan hasil uji kebebasan chi-square, didapatkan nilai perhitungan sebesar 6,1. Sesuai dengan kriteria pengujian jika chi-square hitung lebih kecil sama dengan chi-square tabel, maka hipotesis H0 diterima. Bentuk roti dan macam-macam rasa tidak mempengaruhi terhadap banyaknya penjualan roti. Jadi, kedua variabel bentuk roti dan macam-macam rasa tidak bisa dijadikan sebagai acuan untuk menjadi faktor yang menyebabkan hasil penjualan roti meningkat. Langkah yang harus ditempuh oleh perusahaan yaitu meneliti kembali faktor-faktor lainnya yang dapat menyebabkan penjualan roti tersebut banyak diminati oleh konsumen sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusashaan.

 

4.5.5     Analisis Pengolahan Software

Analisis pengolahan software merupakan penjelasan dari hasil pengolahan yang telah diperoleh dari pengolahan software SPSS 16.0. Analisis perhitungan software pada modul non parametric statistics terdiri dari dua analisis, yaitu analisis terhadap pengujian Wilcoxon dan analisis terhadap pengujian Chi-Square.

1.              Analisis Pengolahan Software Peringkat Bertanda Wilcoxon

Output pertama adalah ranks non parametric statistics peringkat bertanda Wilcoxon, pada output untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara jumlah produksi yang dihasilkan oleh mesin lama dengan mesin baru, data yang mempunyai jenjang negative ranks atau peringkat negatif yang diperoleh dari nilai sesudah dikurang nilai sebelum, dimana nilai sesudah lebih kecil dari nilai sebelum, data tersebut bernilai sebesar 2, sehingga negative ranks pada output wilcoxon dengan rata-rata jenjang (Mean Rank) sebesar 1,50 dan nilai jumlah rata-rata jenjang (Sum of Ranks) sebesar 3,00. Data yang mempunyai jenjang positif ranks atau peringkat positif yang diperoleh dari nilai sebelum dikurang nilai sesudah, dimana nilai sesudah lebih besar dari nilai sebelum, data tersebut bernilai sebesar 18, sehingga negative ranks pada output wilcoxon dengan rata-rata jenjang (Mean Rank) yang diperoleh sebesar 11.50 dan nilai jumlah rata-rata jenjang (Sum of Ranks) sebesar 207.00. Ties yang terdapat pada output bernilai 0, artinya tidak terdapat perbedaan antara variabel sebelum dengan sesudah dan datanya bernilai nol.

Output kedua adalah test statistics non parametric statistics peringkat bertanda Wilcoxon terdapat nilai Z yang didapat sebesar -3.810 dimana nilai tersebut dibandingkan dengan nilai Z pada tabel yang didapat sebesar -1.645 yang artinya H0 diterima (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,000 di mana kurang dari ketentuan taraf nyata sebesar 0,05 sehingga keputusan hipotesis adalah H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat perbedaan jumlah produksi dari mesin lama dan mesin baru. Karena terdapat perbedaan itulah perusahaan menggunakan mesin baru tersebut untuk meningkatkan produktivitas perusahaan.

2.               Analisis Pengolahan Software Uji Kebebasan Chi-Square

Output pertama adalah tabel Case Processing Summary. Tabel ini mempunyai data yang valid  atau yang terolah sebesar 18980 dengan pesentasenya sebesar 100% sedangkan data yang missing atau yang tidak terolah adalah sebesar 0, artinya semua data yang diperoleh telah terolah semua. Sehingga didapatkan total data (N) nya sebesar 18980 dengan pesentasenya sebesar 100% .

Output kedua adalah crosstabulation. Baris pada tabel ini adalah bentuk roti sedangkan kolomnya adalah macam-macam rasa. Count adalah data yang didapat dari hasil pengamatan dan expected Count adalah frekuensi harapan dari pengamatan. Hasil pengamatan yang didapat pada kolom satu dan baris satu yakni memiliki nilai sebesar 798 dengan harapan yang diperoleh sebesar 778.3, kemudian hasil pengamatan yang didapat pada kolom dua dan baris satu yakni memiliki nilai sebesar 766 dengan harapan yang diperoleh sebesar 778.5, setelah itu hasil pengamatan yang didapat pada kolom tiga dan baris satu yakni memiliki nilai sebesar 752 dengan harapan yang diperoleh sebesar 767.2,  untuk hasil pengamatan yang didapat pada kolom empat dan baris satu yakni memiliki nilai sebesar 787 dengan harapan yang diperoleh sebesar 771.4 dan setelah itu hasil pengamatan yang didapat pada kolom kelima dan baris satu yakni memiliki nilai sebesar 731 dengan harapan yang diperoleh sebesar 738.5, sehingga diperoleh total pengamatan untuk baris satu sebesar 3834 dengan harapan sebesar 3834.0.

Output ketiga adalah chi-square menunjukkan bahwa terdapat nilai dari pearson chi-square yang merupakan nilai  sebesar 6.192. Nilai derajat bebasnya (df) sebesar 16, selanjutnya nilai asymp. Sig. sebesar 0.986, nilai asymp. Sig. yang dibandingkan dengan taraf nyata 0,05, karena nilai Asymp. Sig. lebih besar daripada 0,05 maka Ho diterima. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk roti dengan macam-macam rasa bersifat saling bebas. Berdasarkan output tersebut, tidak terdapat cell yang frekuensi harapannya yang kurang dari 710.59 (minimum), dimana jumlah cell nya tidak boleh lebih dari 5.

 

4.5.6    Analisis Perbandingan Perhitungan Manual dan Pengolahan Software

            Berdasarkan hasil analisis kedua pengolahan data diatas, yaitu dengan cara perhitungan manual dan pengolahan software, didapatkan nilai perbandingan pengolahan data untuk studi kasus peringkat bertanda Wilxocon dan pengolahan data untuk studi kasus uji kebebasan Chi-Square. Berikut ini adalah analisis perbandingan dari kedua pengolahan data diatas untuk pengujian peringkat bertanda Wilcoxon dan uji kebebasan Chi-Square

1.             Analisis Perbandingan Peringkat Bertanda Wilcoxon

Berdasarkan hasil analisis kedua pengolahan data untuk pengujian Wilcoxon, didapatkanlah nilai-nilai perbandingan. Berikut ini adalah nilai perbandingan dari perhitungan manual dan pengolahan software dengan menggunakan SPSS 16.0.

Tabel 4.24  Analisis Perbandingan Peringkat Bertanda Wilcoxon

No

 

Perhitungan Manual

Pengolahan Software

1

N positif (+)

18

18

2

N negatif (-)

2

2

3

Peringkat positif

207

207

4

Peringkat negatif

3

3

5

Kesimpulan

Ho ditolak

Ho ditolak

Berdasarkan hasil perbandingan kedua pengolahan data diatas, didapatkan hasil yang sama antara perhitungan manual dengan pengolahan software. Kelebihan untuk pengolahan data menggunakan perhitungan manual adalah praktikan bisa lebih memahami tentang perhitungan yang terdapat dalam modul nonparametric statistic, sedangkan kelemahannya adalah dalam melakukan proses perhitungan diperlukan ketelitian agar hasil yang didapatkannya benar. Sering kali karena faktor ketidak telitian ini, hasil yang didapakan salah dan harus melakukan perhitungan ulang yang menghabiskan waktu lama.

Kelebihan untuk pengolahan data dengan cara pengolahan software adalah lebih praktis dalam menentukan nilai-nilai nonparametric statistics sehingga tidak memerlukan waktu yang lama dan data yang didapatkan lebih akurat daripada perhitungan manual. Kelemahaannya adalah praktikan tidak bisa menerapkan langsung perhitungan yang terdapat didalam modul nonparametric statistics.

2.        Analisis Perbandingan Uji Kebebasan Chi-Square

  Berdasarkan hasil analisis kedua pengolahan data untuk pengujian Chi-Square diatas, didapatkanlah nilai-nilai perbandingan. Berikut ini adalah nilai perbandingan dari perhitungan manual dan pengolahan software dengan menggunakan SPSS 16.0.

Tabel 4.25  Analisis Perbandingan Uji Kebebasan Chi-Square

No

 

Perhitungan Manual

Pengolahan Software

1

N total

18980

18980

2

Derajat bebas

16

16

3

Pearson chi-square

6,1

6,192

4

Kesimpulan

Ho diterima

Ho diterima

Berdasarkan hasil perbandingan antara perhitungan manual dan pengolahan software didapatkan nilai yang tidak jauh berbeda, perbedaan hanya karena faktor pembulatannya saja. Kelebihan untuk pengolahan data menggunakan perhitungan manual adalah praktikan bisa lebih memahami tentang perhitungan yang terdapat dalam modul nonparametric statistics, sedangkan kelemahannya adalah dalam melakukan proses perhitungan diperlukan ketelitian agar hasil yang didapatkannya benar. Sering kali karena faktor ketidak telitian ini, hasil yang didapakan salah dan harus melakukan perhitungan ulang yang menghabiskan waktu lama.

Kelebihan untuk pengolahan data dengan cara pengolahan software adalah lebih praktis dalam menentukan nilai-nilai nonparametric statistics sehingga tidak memerlukan waktu yang lama dan data yang didapatkan lebih akurat daripada perhitungan manual. Kelemahaannya adalah praktikan tidak bisa menerapkan langsung perhitungan yang terdapat didalam modul nonparametric statistics.

 

 

  

Komentar